All Chapters of Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Chapter 101 - Chapter 110

325 Chapters

101. Aku membutuhkan Dhea sekarang.

Part 101Ketika Dhea memasuki ruang kerjanya, semua teman-temannya menoleh ke arahnya, otomatis kekepoan juga melanda mereka, tanpa di komando, mereka segera mengerubungi Dhea."Dhea? Loh, kamu kenapa datang ke ruangan ini?" tanya Gracia "Loh, memangnya kenapa, Bu? Bukankah ruangan kerja saya di sini?" tanay dhea tidak mengerti."Memangnya kamu sudah selesai membantu pekerjaan Pak Bos, Dhe?" tanya Nilam."Ya, bis dibilang sudah bisa dibilang belum, aku belum menemukan kejanggalan dari laporan itu," jawab Dhea dengan sedikit bingung."Kalau gitu, kamu cepetan ke ruangan Bos lagi, bantuin dia," desak Nilam."Apaan sih, Mbak. Aku gak dipanggil sama Bos, kok?" "Lah, kamu dari mana jam segini baru datang?" tanya Gracia dengan nada tidak senang."Em, anu ... Itu, saya baru menemui Pak Burliyan," jawab Dhea sekenanya, dia tidak mungkin mengatakan baru saja datang dari rumah, bisa digoreng habis-habisan dia, jam sembilan baru datang.TringTiba-tiba notifikasi pesan. Berbunyi dari ponselny
Read more

102. Suruh bos kamu ke sini sendiri

Part 102"Apa? Kau tahu apa yang ku maksud, kan? Aku membutuhkan Dhea karena ada berkas penting yang harus aku teliti, hanya Dhea yang bisa meneliti seperti itu," ujar Bram masih sedikit sabar."Kalau cuma meneliti berkas, aku juga bisa, Mas. Serahkan saja padaku," jawab Lia dengan keras kepala."Aku tidak membutuhkanmu sama sekali! Sekarang cepat kau panggil Dhea ke sini! Aku tunggu lima menit!" bentak Bram tegas.Adelia hanya terbengong mendengar bentakan sengit Bram, selama bergaul dengan lelaki ini, belum pernah Adelia mendapat perlakuan dan kata-kata kasar dari lelaki ini, Bram memang sering membentak orang, tetapi tidak pernah membentaknya sekalipun. Dan sekarang, demi wanita jalang itu, lelaki ini sudah berubah, dia sudah berani membentaknya."Kenapa bengong! Cepat sana panggil Dhea!" perintah Bram masih meninggikan intonasi suaranya.Adelia yang tersadar, tidak berpikir dua kali langsung berjalan ke arah lift."Langsung jemput ke ruangannya, jangan kau panggil dia pakai telp
Read more

103. Bram mendatangi Dhea

Part 103Tiba di lantai lima, ternyata Bram sudah menunggu di luar ruangannya. Lelaki itu tampak tidak senang ketika melihat Adelia jalan sendirian menuju ke arahnya, langsung saja dia mencecar pertanyaan."Kenapa datang sendiri, mana Dhea?""Mas, dia sudah kusuruh menghadapmu dengan bicara baik-baik, tapi dia nyolot. Bahkan dia membentak dan menghinaku, bahkan dia menantang katanya kalau memang mas Bram butuh dengannya ya datang saja sendiri kenapa nyuruh-nyuruh orang lain," jawab Adelia dengan wajah penuh penyesalan, dia memposisikan sebagai korban di sini."Aish, begitu saja tidak becus kamu. Kamu kan sudah mengusirnya? Apa sudah meminta maaf kamu? Belum kan?"Adelia tercekat dengan perkataan Bram, bukannya bersimpati lelaki itu malah semakin menyalahkannya. Melihat Adelia yang tersentak seperti itu Bram sudah menduga bahwa perempuan itu tidak meminta maaf sama sekali, jadi lelaki itu segera meninggalkan sekretarisnya yang masih terbengong itu dengan langkah cepat menuju ke ruangan
Read more

104. Bukankah Arjuna adik ipar Dhea?

Part 104Ruang aula di kantor ini bisa menampung dua ratus lima puluh orang, sedang jumlah pekerja di kantor ini ada seratus orang, tetapi ketika Dhea dan Bram memasuki aula, seluruh kursi di aula sudah penuh, bahkan beberapa tidak mendapatkan kursi dan duduk di kursi cadangan yang disediakan oleh panitia.Rupanya bukan hanya pekerja kantor Manunggal Wijaya saja yang hadir, tetapi pekerja lapangan yang ada di proyek-proyek juga hadir, kebanyakan mereka dari level pengawas hingga pimpinan proyek. Dengan banyaknya proyek yang tengah Manunggal kerjakan, terutama di provinsi ini, tentu pekerja lapangan mereka juga semakin banyak.Rupanya hanya orang kantor yang mendapatkan informasi pertemuan ini terakhir, sedangkan orang proyek sudah diberitahu jauh-jauh hari sehingga mereka bisa menyempatkan diri untuk datang.Ketika Bram datang bersama Arjuna, Fikri, Adi, Burliyan, Mario dan Adelia semua orang berdiri menyambut mereka dengan hormat. Semua orang kantor sudah tahu personil yang tengah be
Read more

105. Dhea salah istri saya

Part 105 Suasana heboh itu membuat divisi keuangan menjadi pusat perhatian, apa yang dikatakan Nilam membuat semua orang keuangan sontak terkaget, mereka bahkan berteriak histeris menatap ke arah Bram dan Dhea bergantian. Dhea yang tahu teman-temannya tengah memperhatikannya, berpura-pura sibuk dengan membuka-buka dan mengetik di tab yang biasa Bram bawa. Hal itu justru membuat kecemburuan Adelia semakin kentara, untung saja Adelia duduk di ujung dan Dhea di ujung satunya ditengah mereka duduk dengan khusuk Mario, Burliyan dan Adi. "Baiklah, untuk formasi jabatan selanjutnya ...," ujar Bram memulai lagi ucapannya setelah terjeda beberapa saat. "Ada dua jabatan manajer yang sedang kosong sekarang. Manajer perencanaan dan manajer pengembangan. Untuk itu, saya akan langsung menunjuk yang menduduki kursi manajer tersebut. Pertama manajer perencanaan akan saya serahkan pada saudara Aryan Wicaksono, ST." Tepuk tangan menggema di seluruh penjuru aula, Aryan yang terkejut namanya dis
Read more

106. Respon semua orang

Part 106 "Mungkin sudah saatnya saya memperkenalkan istri sah saya, secara hukum dan agama, dia adalah karyawati saya sendiri, yang dengan dedikasinya mampu membersihkan tikus-tikus parasit di perusahaan ini. Ini dia, istri saya, karyawan yang bekerja di bagian keuangan, dia adalah Dhea Annisa Putri." "HA?" Semua orang kantor yang mengenal Dhea sangat terkejut, bukan ... Semua orang sudah mengenal Dhea sejak kasus korupsi itu terungkap, Dhea bahkan menjadi trending topik sampai sekarang. Bagaimana wanita muda itu berani membongkar kasus korupsi dan menentang Hariadi cs yang telah berkuasa selama bertahun-tahun di perusahaan ini. "Jadi, Dhea ini istri Pak Bram?" Pertanyaan ini muncul dari mulut Bu Elena, manager HRD. "Iya, Bu," jawab Bram singkat. "Sejak kapan Dhea menikah dengan Bapak?" Pertanyaan berikutnya muncul dari mulut Faisal, jelas lelaki itu yang paling terkejut diantara pria yang lain, eh masih ada beberapa lagi yang terkejut, dia adalah para pria penggemar berat Dhea,
Read more

107. Sakit hati Adelia.

Part 107Setelah selesai rapat, Dhea berjalan keluar ruang aula dengan canggung, mengikuti langkah suami sekaligus bos barunya. Pandangan semua orang sudah berbeda kepadanya, apalagi pandangan teman-temannya dari keuangan, tidak ada lagi pandangan keakraban antara teman sejawat di sana, yang ada pandangan segan kepada ibu bos mereka."Bang, aku ke ruang keuangan dulu mau mengambil barang-barangku," ijin Dhea sebelum mereka keluar dari lift."Ambil saja barang-barang yang penting, selebihnya biar OB saja yang bawain," pesan suaminya sebelum Dhea pergi dari hadapannya.Ketika Dhea baru menginjak lantai divisi keuangan, semua orang rupanya sedang berdiri, berkerumun tanpa percakapan, hanya Arindah dan Shinta yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya, tatapan mereka menyiratkan rasa yang tidak bisa Dhea tebak sama sekali, kenapa jadi begini?"Maaf, mbak-mbak semua ...."Semua orang menoleh ke arahnya dengan terkejut, sebagian bahkan gugup. "Eh, Dhea? Maksud saya, Bu Dhea? Ada yang b
Read more

108. My beauty lovely

Part 108 Hari pertama menjadi asisten pribadi Bram, Dhea bahkan tidak tahu tugasnya apa. Tetapi suaminya itu ternyata memberi tugas yang sangat ringan dari pekerjaannya selama ini. Dhea hanya membaca dan meneliti proposal kerjasama dan surat kontrak. Menganalisa dan melaporkan pada Bram jika ada kejanggalan, tugas ini kelihatannya mudah, tetapi butuh kejelian dan analisis tinggi, tugas Dhea ternyata sudah menyamai tugas seorang analis bisnis dari jurusan sistem informasi ataupun akuntan bisnis. Sedangkan tetek bengek tugas administrasi di kerjakan oleh Arindah, sedang Shinta bertugas menyiapkan jadwal dan segala macam kebutuhan Bram dalam pekerjaan ataupun urusan pribadi. Ketika jam menunjukkan pukul setengah empat sore, Dhea hanya tidur-tiduran di sofa karena hanya ada satu proposal yang dia baca dan analisis, dia cuma butuh waktu dua jam selebihnya dia hanya bersantai melihat dan menunggui suaminya bekerja. "Bang, aku bosan! Ada kerjaan lain gak buat aku? Apa kek? Ngetik, ngedit
Read more

109. Pernyataan Frans membuat Dhea bergidik

Part 109 "Dhea! Dhea Annisa Putri my beauty lovely!" Dhea segera menoleh ke belakang, Frans? Lelaki itu berlari dengan terburu-buru ke arah Dhea membuat wanita itu ketakutan. Dhea dengan cepat masuk ke mobil dan menguncinya. Frans yang datang terlambat beberapa detik sebelum pintu mobil tertutup. Dhea segera memutar kunci kontak dan segera menginjak gas, tetapi segera wanita itu menginjak rem manakala Frans nekat menghadangnya. Dhea terpaksa membunyikan klakson berulang kali, tetapi bukannya menjauh dari badan mobil, Frans justru mendekati mobil Dhea dari depan. Lelaki itu berulang kali mengetuk kaca depan mobil Dhea. Tidak tahu apa maksud lelaki itu melakukannya, suara Frans juga tidak terlalu terdengar jelas dari dalam mobil, tetapi lelaki itu terus menerus menunjukkan jari tengah dan jari telunjuknya yang membentuk huruf V. Dhea membuka kaca jendela dan berteriak ke arah lelaki berambut abu-abu itu. "Hei, minggir! Kau mau mati kutabrak?" Lelaki itu malah tersenyum dengan
Read more

110. Adelia resign

Part 110 Sampai di rumah ternyata Bram belum pulang, ke mana suaminya itu kok belum pulang? Di telpon juga tidak diangkat. Dhea merasa sangat letih, sehingga setelah sampai rumah dia langsung mandi dan tidur. Pertemuannya dengan Frans membuatnya sedikit tengang, entah apa yang akan dipikirkan oleh Bram kalau dia bertemu dengan Frans, apakah dia akan langsung pulang seperti ketika Adelia memintanya datang di tengah malam? Ah, perasaan Dhea sungguh tidak tenang. Ketika pagi menjelang, ternyata Bram sudah berada di sampingnya memeluknya dengan erat. Dhea sangat terkejut ketika menatap jam sudah pukul setengah enam pagi. Dia tidak pernah terlambat salat subuh biasanya, kenapa sekarang bisa bangun kesiangan seperti ini? Dhea juga langsung membangunkan Bram yang membuka mata dengan malas-malas. Pagi mereka jalankan seperti biasa, Dhea juga membuatkan sarapan berupa roti panggang dan susu coklat. "Abang ke mana saja tadi malam? Kutelponin gak diangkat," keluh Dhea. "Ah iya, maaf. Telpon
Read more
PREV
1
...
910111213
...
33
DMCA.com Protection Status