Part 122 Dhea terbangun saat mobil mengerem dengan kuat, kepalanya bahkan terantuk kursi di depannya. Kedua matanya yang tertutup sangat sulit mengenali lingkungan sekitar, ini masih siang atau sudah malam? "Kenapa berhenti di sini, Bang?" tanya salah seorang. "Aku akan membeli ponsel. Jay, Ragat, kau tinggal di sini, jagain gadis ini. Aku sama Arlan akan turun sebentar," perintah lelaki yang dipanggil bang. "Oke, Bang." Setelah kepergian dua orang itu, suasana kembali hening, dua orang yang berjaga sama sekali tidak bercakap-cakap. Sekitar lima belas menit kemudian, kedua orang itu telah kembali. "Ini, ambil ponsel ini satu-satu buat kalian, sudah ku isi kartu SIM-nya." "Oh, baik Bang. Ini HP mahal, Bang. Harganya lima jutaan ini," seru salah satu dari mereka. "Iya, ambillah. Aku sudah bilang, jika melakukan aksi apapun jangan membawa ponsel atau alat komunikasi apapun, kita bisa dilacak. Zaman sekarang sudah canggih, makanya kita letakkan saja ponsel kita di rumah." "Iya
Read more