Share

121. Reaksi Bram

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-01 21:47:06

Part 121

Alangkah terkejutnya Bram ketika melihat tas Dhea dan Sania ada di dalam sana, tas Dhea berpendar-pendar cahaya sepertinya itu ponsel, ketika Bram menelpon Sania juga, sepertinya ponsel kedua wanita yang dia sayangi ada di sana.

"Aish, shiit!" umpat lelaki itu.

"Kenapa ponsel mereka berdua terkurung di dalam mobil? Apa itu sebabnya mereka tidak mengangkat telponku?"

Bram segera menghubungi Amar Ghani, manajer mall ini. Karena sebenarnya mall ini adalah bagian dari perusahaan HG Aditama grup, milik kakeknya Hanggono Aditama.

"Amar, aku diparkiran mall! Cepat kamu ke sini!" perintah Bram to the point.

"Pak Bram? Iya, pak. Saya segera ke sana!"

Belum sampai sepuluh menit, Amar, seorang pria berusia empat puluh tahunan datang menemui Bram, lelaki ini sendiri heran, kenapa cucu pemilik perusahaan datang bahkan ingin menemuinya diparkiran.

"Pak Bram? Kenapa bapak di sini! Mari, Pak. Silahkan kita bertemu di ruangan saya," ujar lelaki itu dengan sopan.

"Amar, aku tidak mau menemui
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
senja
ada aja orang iri hati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   122. Dhea dibawa ke mana?

    Part 122 Dhea terbangun saat mobil mengerem dengan kuat, kepalanya bahkan terantuk kursi di depannya. Kedua matanya yang tertutup sangat sulit mengenali lingkungan sekitar, ini masih siang atau sudah malam? "Kenapa berhenti di sini, Bang?" tanya salah seorang. "Aku akan membeli ponsel. Jay, Ragat, kau tinggal di sini, jagain gadis ini. Aku sama Arlan akan turun sebentar," perintah lelaki yang dipanggil bang. "Oke, Bang." Setelah kepergian dua orang itu, suasana kembali hening, dua orang yang berjaga sama sekali tidak bercakap-cakap. Sekitar lima belas menit kemudian, kedua orang itu telah kembali. "Ini, ambil ponsel ini satu-satu buat kalian, sudah ku isi kartu SIM-nya." "Oh, baik Bang. Ini HP mahal, Bang. Harganya lima jutaan ini," seru salah satu dari mereka. "Iya, ambillah. Aku sudah bilang, jika melakukan aksi apapun jangan membawa ponsel atau alat komunikasi apapun, kita bisa dilacak. Zaman sekarang sudah canggih, makanya kita letakkan saja ponsel kita di rumah." "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   123. Menemukan Dhea

    Part 123Kediaman tuan Hanggono Aditama jelas gempar ketika menerima telpon dari Bram jika Sania dan Dhea diculik. Nyonya Hartina bahkan sampai lemas memikirkan cucu dan cucu menantunya itu, mereka wanita yang masih muda dan sangat cantik, bagaimana jika mereka berdua menjadi korban kejahatan dan diperkosa. Wanita tua itu menangis tidak berhenti, tiba-tiba darah tingginya kambuh dan harus dilarikan ke rumah sakit, sementara tuan Hanggono juga kesehatannya drop.Anggara sebagai anak satu-satunya itu disibukkan mengurus kedua orang tuanya, dibantu oleh semua pelayan di rumah keluarga ayahnya itu. Sementara Nirmala juga pura-pura ikut sibuk dan bersimpati terhadap musibah yang dialami oleh keluarga suaminya."Bram, apa yang terjadi? Kenapa Sania dan Dhea bisa diculik?" tanya Anggara melalui telpon pada putra sulungnya.Bram menjelaskan kronologis kenapa dia mengetahui Dhea dan Sania diculik pada ayahnya, jelas saja Anggara cemas, Sania adalah putrinya satu-satunya, dia selalu memanjaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   124. Pencarian mentah lagi

    Part 124 "Pak, saya baru dapat kabar, kalau anggota kita yang di pelabuhan merak melihat ciri-ciri mobil yang sedang kita cari masuk ke kapal Ferry menuju Bakauheni." "Oh ya? Alhamdulillah!" Walaupun tidak sabar untuk segera menuju pelabuhan, namun Bram masih menyempatkan salat ashar berjamaah, setelah itu para pria itu langsung meluncur menuju pelabuhan. "Apa kau sudah menginstruksikan agar mobil itu ditahan agar tidak bisa masuk ke kapal?" tanya Bram. "Sudah terlambat, Pak. Mobil itu sudah masuk kapal sekarang, tetapi kami akan menahan di Bakauheni." "Bagus, ayo cepat kita ke sana, semoga ada kapal berikutnya." "Kapal berikutnya akan berlayar tiga jam lagi, Pak." "Kalau gitu kita sewa kapal yacht saja." "Siap, Pak. Saya telpon dulu penyedia jasanya." ***** "Bang Marco?" "Mobilmu sudah naik kapal?" "Sudah, Bang." "Anak dan istrimu ke mana?" "Mereka sedang di geladak utama." "Baik. Jay, Ragat, segera kau pindahkan perempuan itu ke mobil Ramdani. Arlan, kau copot plat p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   125. Tempat penyekapan Dhea.

    Part 125 Malam ini Bram terpaksa menginap di hotel Novotel Bandar Lampung, sambil menunggu informasi selanjutnya. Hari sudah pukul setengah delapan malam ketika dia selesai mengunjungi Niko, anak itu berada di kota Palembang saat ini. Bram meminta Niko cukup standby di markasnya, untuk melacak keberadaan istri dan adiknya jika sudah mendapatkan informasi terbaru. "Pak Bram?" panggil Adi ketika memasuki kamar hotel, lelaki itu memiliki kartu kamar Bram sehingga bebas keluar masuk. "Ya," jawab Bram yang tengah membaringkan tubuhnya yang terasa penat. "Pak, ada informasi penting." "Katakan!" ujar Bram tidak sabaran, tubuhnya yang tadi berbaring kini langsung berdiri dan duduk di sofa yang berada di kamar itu. "Ini cctv gerbang masuk ke pelabuhan merak dan gerbang keluar dari Bakauheuni." Adi menyerahkan rekaman cctv yang masih berada di ponselnya. "Ya, apa ini? Apa yang kalian temukan?" tanya Bram penasaran karena belum memahami isi rekaman yang hanya terdiri dari keluar masuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   126. Penyadapan

    Part 126 Sepanjang jalan Bram merenung memikirkan nasib yang kini tengah menimpanya. "Kira-kira siapa yang mencoba menggangguku kali ini," tanya Bram sebenarnya ditujukan pada dirinya sendiri, tetapi karena Adi berada di sampingnya, tentu lelaki itu menanggapi. "Sudah pasti musuh anda, Pak?" "Tapi siapa? Apa Frans? Dia dulu mengancam akan menghancurkan kebahagiaanku." "Bisa jadi dia, bisa jadi juga yang lain, banyak orang yang iri dengan kedudukan anda." "Iya, tapi siapa? Apa Nirmala, Ajisaka? Om Sayuti? Hanafi?" "Ya, orang-orang yang anda sebut itu, termasuk orang yang iri terhadap capaian anda." "Apa Arjuna? Lingga?" "Kalau Lingga tidak mungkin, Pak. Lelaki itu sangat mencintai nona Sania, dia juga berteman dengan Bu Dhea." "Huh, mencintai tapi malah menenggelamkan ke laut, sungguh tidak masuk akal," dengus Bram. "Apalagi, Pak Arjuna, dia sepertinya tidak berani melakukan itu, secara saya lihat dia juga suka sama Bu Dhea." "Adi, Adi! Hati orang siapa yang tahu? Siapa ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   127. Sosok lugu Alamsyah

    Part 127 Sudah tiga hari Dhea berada di rumah kebun, kali ini dia tidak lagi disekap di dalam kamar oleh Alamsyah. Hal itu bermula di hari kedua, saat itu Alamsyah membawakan makan siang untuk Dhea, berupa nasi putih dan ikan goreng. Dhea yang melihat lauk itu enggan untuk memakannya. "Makanlah, hanya ini yang bisa disediakan untukmu," ujar Alamsyah. "Apa ikan ini hanya kau goreng saja?" "Kau kan bisa melihatnya." "Ah, sudahlah. Aku tak berselera melihatnya, aku tidak bisa makan kalau tidak ada sambal pedas." "Kau jangan banyak permintaan, aku tidak pandai memasak. Makan kalau kau tidak ingin mati kelaparan!" "Biar saja aku mati kelaparan, aku juga sudah tidak tahu harus berbuat apa. Aku diculik, disekap. Entah apa salah dan dosaku pada orang-orang itu, kenapa melakukan hal ini. Padahal ibuku sedang sakit parah, dia sedang dirawat di rumah sakit karena terkena kanker ganas. Aku pergi ke Jakarta karena ingin merawatnya, tetapi orang-orang itu malah menculikku," ujar Dhea. Mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   128. Kami akan menghabisi perempuan itu

    Part 128Alamsyah yang saat itu tengah merokok linting, melinting sendiri tembakau dan cengkehnya, terbatuk bahkan tersedak asap rokok yang dia hirup mendengar perkataan Dhea."Maksud kau?""Dua puluh kali lipat, jumlahnya jadi dua ratus juta. Cukup kan itu untuk bayar utang sama teman mamang dan membeli kembali rumah dan sawah mamang."Lelaki itu gemetar mendengar perkataan Dhea, kapan lagi dia mendapatkan uang sebanyak itu. Tetapi jika dia bekerja sama dengan Dhea, apa tidak berbahaya untuknya? Marco bukanlah penjahat sembarangan."Tap ... Tapi aku tak sanggup membantumu meloloskan diri, ak ... Aku masih ada anak dan istri, mereka bisa terancam dengan perbuatanku, aku ... Aku tidak bisa.""Aku tidak meminta Mamang membantuku melarikan diri, tugas Mamang mudah, kapan mamang pergi dari tempat ini menuju kota? Atau mengunjungi kota, Mamang cukup menelpon seseorang, memberitahukan keberadaan ku di sini. Biar orang itu yang menolongku.""Lantas, bagaimana kau bisa membayar ku?""Apa Mama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   129. Rayuan maut Dhea

    Part 129"Apa Abang-abang ini yang akan menjaganya?""Kami tak perlu menjaganya. Kami diperintahkan untuk menghabisi wanita itu, tugas kau, Rais ... Besok kalau hari sudah terang, kau gali tanah untuk menguburkan jasad perempuan itu.""Apa? Jadi ... Abang-abang ini datang ke sini untuk membunuh kakak cantik itu? Apa gak sayang, Bang?""Kakak cantik? Hmmm?" Wajah Rais tampak pias, karena salah seorang lelaki itu mencondongkan wajahnya ke arahnya, mata lelaki itu bahkan menelisik wajah Rais dengan seksama, bibirnya menyunggingkan senyum aneh. "Apa benar cantik, Bang?" tanya salah seorang dari mereka."Emang, cantik banget.""Bang, apa Bang Marco yang menyuruh menghabisi wanita itu?" tanya Rais takut-takut "Marco? Bos aku dan Marco berbeda. Bos ku seorang wanita cantik, dia menginginkan wanita itu mati, bayarannya gede banget, gak setimpal dengan bayaran bosnya Marco.""Bang Jay, kalau cuma dihabisi apa nggak sayang? Bagaimana kalau kita pakai dulu untuk senang-senang baru kit habisi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   352

    Menjelang waktu yang direncanakan, para anggota organisasi Gir sudah berdatangan ke Indonesia memakai paspor turis, dengan penerbangan berbeda. mereka sudah memesan hotel yang sama dengan rekomendasi Adi melalui online. Sampai pukul satu delapan malam, semua sudah berdatangan. Adi sendiri menyewa aula diskotik untuk party umum yang pesertanya hanya diundang tamu-tamu hotel yang memiliki tiket masuk, dan mereka yang masuk hanya anggota Gir. Sehingga party ini tidak dicurigai sebagai pertemuan rahasia yang berpotensi membahayakan keamanan, karena party diadakan secara natural untuk menyambut turis asing. Adi tersenyum lega melihat orang-orang yang dulu menjadi rekan kerjanya, mereka berpelukan seperti layaknya teman sudah lama tidak bertemu. "Kami datang semua untuk mendukungmu, Di," ujar Michael dengan bahasa Inggris. Michael kini menjadi ketua organisasi, mantan tentara Amerika itu masih aktif di organisasi tersebut. "Aku juga membawa semua anggota baru, perkenalkan ...." Mich

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   351

    Bram menghela napas berat, dibelainya rambut istrinya yang kusut karena lama hanya melakukan aktifitas berbaring. "Sayang, Abang akan secepatnya datang menjemputmu. Sekarang masih belum bisa, Abang hanya menjengukmu, kuatir dengan keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bram dengan hati-hati. Dhea hanya diam menatap wajah suaminya dengan kecewa, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Apanya yang baik-baik saja? situasinya bahkan lebih kejam dari ketika dia dipenjara dulu. Rasa kangennya yang tidak tertahan pada putranya membuatnya sulit memejamkan matanya setiap malam. Perasaan ditinggalkan oleh suaminya mengikis rasa kepercayaannya sedikit demi sedikit, sudah seminggu lebih, tetapi apakah Bram tidak bisa mengatasi masalah di perusahan? apakah pria di depannya ini sengaja memilih kekuasaan dan hartanya daripada dia? Dhea menggeleng pelan untuk menghilangkan prasangkanya. "Percayalah pada Abang, doakan Abang agar cepat membawa Dhea dari tempat ini. Abang sangat merindukan Dhea, b

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   350

    Dhea hanya bisa berbaring di tempat tidur yang cukup besar dan mewah, kasurnya empuk, kamarnya luas dengan kamar mandi yang juga cukup mewah. Tidak kalah dengan kondisi di rumah Bram dulu. Dia hanya bisa berbaring dan tidak banyak melakukan aktifitas sepanjang hari untuk menghemat tenaga. Dua butir telur rebus dan setengah liter air mineral yang dijatah kepadanya sekarang sungguh benar-benar tidak akan cukup untuk melakukan aktivitas yang lebih dari itu. Apalagi awal-awal dia hanya mengkonsumsi tiga butir telur, rasanya hampir tiga malam dia tidak bisa tidur karena kelaparan. Semakin ke sini, tubuhnya sudah terbiasa, tetapi dia juga harus menghemat energi. Sedang hari ini, dia hanya menerima jatah dua butir telur. Ini baru hari ke tujuh, tetapi rasanya sudah sangat menyiksa. Lebih tersiksa dari kondisinya di penjara dulu, padahal dulu dia sama sekali menempati kamar yang tidak layak sama sekali. Dulu dalam satu ruangan hanya ada satu buah kasur singel, yang dihuni oleh enam orang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   349

    Niko dengan serius memantau dua komputer sekaligus, rute pelacak yang ada pada Bram, serta navigasi robot kecilnya yang terus terbang di udara. Dalam dua puluh menit, robot itu sudah menyusul mobil yang membawa Bram ke arah barat daerah Banten."Cepat sekali dia menyusul," ujar Fikri i yang juga ikut memantau gerakan robot itu."Dia terbang, bukan jalan. dalam waktu satu menit sudah mencapai belasan kilometer," ujar Adi mengkomentari omongan Fikri, sementara Niko tetap serius menggerakkan kursor mouse untuk mengendalikan robot kecilnya."Kita keluarkan cengkeraman pada robot itu agar menempel di mobil itu, untuk menghemat baterai," ujar Niko."Emang cengkeramannya sekuat apa? tidak takut diterbangkan angin?" tanya Fikri yang antusias seperti mendapat mainan baru "Dia ditempatkan di belakang mobil agar bisa terlindungi angin. Cengkeramannya tidak kuat, hanya dilapisi lem seperti lem alteco.""Loh, kalau tidak bisa lepas bagaimana?" tanya Adi yang mengernyit heran, pasalnya lem itu ter

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   348

    "Kau terlalu banyak mengeluh, harusnya kondisi istrimu bisa menjadi motivasi untukmu. Atau kuhadirkan juga anakmu yang masih bayi?" ancam Abimanyu. "Aku tidak akan tergerak kalau belum melihat secara langsung bagaimana kondisi istriku, juga tidak akan termotivasi kalau belum berbincang dengannya," ujar Bram dengan keras kepala. "aish! baiklah!" dengus Abimanyu akhirnya mengalah. "Sakti, Ijal ... Bawa dia bertemu istrinya, biar dia puas melihat keadaan istrinya. Ketika pergi ke sana pastikan tangan dan kakinya terikat biar tidak kabur, matanya juga ditutup biar tidak tahu kondisi jalan!" perintah Abimanyu yang tidak sabar mendengar rengekan Bram. Setelah mengatakan itu, Abimanyu kembali lagi ke ruang pribadinya, sementara Bram tersenyum. Ternyata hanya sebatas ini kemampuan Abimanyu dalam mendengarkan keluhannya, dia hanya mengikuti saja pengaturan lelaki itu ketika para pengawal itu langsung meraih tangannya untuk memasang borgol dan menutup matanya dengan kain hitam. Para pengawa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   347

    "Sakti?!" ujar Abimanyu yang melihat siapa yang mengetuk ruang pribadinya ini. "Selamat sore, Pak?" sapa Sakti yang melihat Abimanyu tengah bersantai duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya. "Ada apa?" tanya lelaki itu masih fokus dengan ponselnya. "Pak Bram memaksa untuk bertemu dengan anda, Pak." Mendengar perkataan Sakti, Abimanyu berhenti menggerakkan jemarinya di atas layar ponsel, spontan lelaki itu menatap Sakti dengan tatapan garang. "Bukankah sudah kukatakan? kalau dia tidak boleh menemui ku kalau tugasnya dalam menstabilkan harga saham sudah berhasil, ini apa? belum ada kemajuan apa-apa," ujar Abimanyu dengan marah. "Justru itu yang akan dikatakan dan didiskusikan oleh pak Bram kepada anda, Pak." "Tidak ada negosiasi apalagi diskusi. Usir dia dari sini. Kenapa kau bawa dia ke sini tanpa bilang padaku dulu, Ha? kamu ini terlalu lancang, Sakti!" Abimanyu bertambah marah mendengarnya. "Situasi di perusahaan terlalu rumit, Pak. Bapak tidak bisa membuat hal

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   346

    Pulang kerja, seperti hari kemarin Bram dikawal oleh beberapa orang dan disupiri oleh supir baru yang juga tidak Bram kenal. Apalagi selama beberapa hari ini mereka juga tidak berinteraksi, Bram juga malas untuk bertegur sapa dengan mereka. "Antarkan saya ke tempat Abimanyu!" perintah Bram. "Bukankah Pak Abimanyu mengatakan dengan jelas, Pak Bram boleh menemuinya jika pekerjaan pak Bram selesai. Ini belum ada apa-apanya jadi pak Bram tidak berhak bertemu pak Abimanyu," ujar supir itu dengan tegas. "Kamu itu hanya sekedar supir, jadi tidak perlu mendikte saya. Saya tidak akan menyelesaikan tugas dari Abimanyu. Terserah dia sekarang, saya juga sudah buntu! saya mana bisa bekerja sendiri, saya akan bilang sama dia untuk memberi saya tim." "Ingat, Pak. Bapak harus keluarkan semua potensi dan usaha. Karena taruhannya nyawa istri dan anak bapak." "Keluarkan potensi dan usaha apa? sementara saya tidak boleh menghubungi siapapun. Memangnya saya bisa menyulap dengan sendiri nilai sah

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   345

    Mang Giman selalu membersihkan ruangan Bram pukul tujuh pagi sebelum semua karyawan datang ke kantor. Dia membersihkan ruangan Bram seperti biasa dan tidak mencurigakan, ketika dia sedang mengelap-elap meja dan merapikan dokumen diatas meja, dia segera meletakkan surat ber amplop putih itu di atas meja dekat kotak tissue. Lelaki itu menahan napas ketika melakukan itu semua, segera dia cepat-cepat keluar dan masuk toilet, di sana dia menghela napas sekuat-kuatnya, sangat ketakutan karena dia merasa gerak-geriknya dipantau dari jarak jauh oleh orang yang tidak diketahui siapa. Sungguh misterius dan menakutkan untuk orang awam seperti dia. Jam menunjukan pukul delapan pagi, semua karyawan sudah berdatangan dan sudah masuk ke ruangan kerja masing-masing. Bram sendiri datang sekitar jam setengah sembilan pagi. Ketika masuk ruangan, dia terus berkutat pada dokumen, sungguh tidak ada pegawai atau orang suruhan yang kompeten yang dia percaya sekarang. "Pak Bram, ini sudah seminggu, tetapi

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   344

    Sudah tiga hari Bram bekerja mengurus perusahannya, tetapi tidak ada perubahan sama sekali pada peningkatan nilai saham. Abimanyu sendiri mengatakan jika semua pegawai dan kolega Bram sudah dimutasi bahkan sudah dipecat dari perusahaan. Bram sendiri yang terpaksa menandatangani surat pemecatan mereka, pasalnya Abimanyu mengancam tidak akan memberikan makanan apapun pada Dhea jika dia tidak mengikuti semua perintah lelaki itu. Bram memang masuk ke kantor tetapi tetap saja rasanya seperti dipenjara. Dia tidak bisa mengontak siapapun dan meminta bantuan siapapun. Semua pekerja yang ada di kantor ini diduduki oleh orang-orang baru atau orang lama memang sudah bersekongkol dengan Abimanyu. Bram duduk dengan frustasi dengan semua kondisi ini, bahkan Adi orang kanannya sekarang tidak tahu di mana. Abimanyu memberi batas sampai tiga Minggu untuk menstabilkan nilai saham dan melakukan peralihan pemilik perusahaan dalam waktu tiga bulan. Abimanyu juga tidak bisa terburu-buru agar apa yang t

DMCA.com Protection Status