Share

93. Ape lu?

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Part 93

Dengan sedikit menyentak pintu ruangan Bram, Dhea keluar. Memang jengkel sekali mendengar suaminya perhatian dengan wanita lain sampai segitunya, tentu saja sentakan pintu uang cukup keras itu juga membuat Bram gusar. Apalagi ini? Wanita memang sudah untuk dimengerti, dia mengatakan terserah pada hakekatnya dia mengatakan jangan, stop it! Hanya saja Bram yang tidak peka dengan kode alam seperti itu.

Ketika Dhea dengan kesal berjalan ke lorong yang memisahkan ruangan Bram dan ruang administrasi kantor, wanita itu seketika menghentikan langkahnya. Di depan sana, beberapa laki-laki tengah menunggunya keluar dari ruangan Bram.

Adi dan Fikri tentu saja wajahnya biasa saja karena mereka mengetahui hubungan antara Bram dan Dhea, tetapi wajah gusar dan cemas jelas tersirat di raut wajah Arjuna, Mario dan Burliyan.

"Dhea? Syukurlah kamu segera keluar dari ruangannya, apa yang dia lakukan padamu, Dek?" Arjuna langsung menyongsong ke arah kedatangan Dhea.

Mario dan Burliyan hanya sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Bundanya Ichaekaaksay
............ ape lu,,penasaran sama si Lia,,sebenarnya siap
goodnovel comment avatar
iinwidayanti123456
di tunggu lanjutannya Thor, yang banyak ya hehehehe
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
makasih sudah UP
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   94. Kenapa Bos marah, Dhe?

    Part 94Arjuna jelas saja shock mendengar dari mulut Bram kalau Dhea Annisa Putri adalah wanita yang sudah dinikahinya. Wajah Bram tampak tersenyum puas melihat reaksi dari Arjuna. "Sekarang sadarlah, dia itu wanitaku, wanita yang sudah kunikahi. Jangan menjadi bajingan dengan merebutnya dan merusak ikatan suci yang sudah kami ikat di hadapan Tuhan kalau kamu gak mau kena karma," ujar Bram dengan senyum miring.Sungguh menyebalkan raut wajah kakak lelaki yang tidak pernah dia harapkan itu, selama ini Arjuna selalu menjadi penghalang kebahagiaan lelaki yang sembilan tahun lebih tua darinya itu. Bagaimana dia tidak iri? Gelar putra mahkota memang sudah tersemat dari lahir ada pada diri lelaki itu, tetapi ternyata dia belum puas dengan semua itu, sehingga dia merebut semua perhatian dan kasih sayang kakek dan neneknya, juga kasih sayang ayahnya bahkan ibu kandungnya.Capek rasanya selalu dibandingkan dengan Mr Perfect itu, sudah itu ayahnya selalu saja menyuruhnya mencontoh seorang Satr

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   95. Biar kau merasakan rasanya diabaikan

    Part 95 Dhea jelas belum siap menadapat pertanyaan seperti itu, mengakui Arjuna sebagai kakaknya saja secara spontan tadi, dia harus jawab apa? Terpaksa jujur saja soal kedekatannya dengan Arjuna. "Oh itu ... Anu, sebenarnya Arjuna itu bukan kakakku, apalagi kakak kandungku," jawab Dhea dengan geragapan. "Terus siapa, dong?" kejar Gracia. "Aku memanggil Arjuna dengan sebutan Kak Juna itu hanya lantaran usia Arjuna yang enam tahun lebih tua dariku, sebenarnya Arjuna itu adik dari suamiku, alias adik iparku," jawab Dhea. "Ha? Serius kamu, Dhea? Arjuna itu adik iparmu?" tanya Gracia Semua orang juga merespon sama, sama-sama terkejut dengan pernyataan Dhea. "Sumpah demi apa lu, Dhea? Kenapa kamu gak nikah saja sama Arjuna? Dia lebih cocok gak sih sama kamu dari pada kakaknya yang katanya sudah tua?" Respon Nilam dengan berapi-api. "Ya nggak bisa begitu, jodohku itu kakaknya kok, lagipula Abang itu gak tua-tua amat kurasa," jawab Dhea "Hm, Abang? Kamu manggil suamimu Abang? Kel

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   96. Mau bersembunyi di mana kamu, Sayang?

    Part 96 Ponsel Dhea kembali berdering, wanita itu melangkah kembali ke arah meja, menjawab panggilan dari suaminya. "Dhea, Abang sudah sampai mushola. Kamu di mana?" Suara Bram terdengar buru-buru napasnya bahkan terdengar tersengal, apa lelaki itu berlari ke sana? "Sebaiknya Abang salat Zuhur dulu, mumpung sudah di mushola. Abang belum salat Zuhur, kan?" jawab Dhea dengan kalem. Hening sesaat, Bram mempertimbangkan beberapa hal dan melihat ke arah arlojinya, dia memang belum salat Zuhur, tadi rencananya dia akan salat di restauran favoritnya. "Oke, setelah itu kita lunch bareng, ya?" Tanpa menjawab ucapan suaminya, Dhea memutus panggilan tersebut, bukan hanya memutuskan panggilan, wanita itu bahkan menonaktifkan ponselnya. Dhea kembali ke balkon, kini dia membawa serta tas yang berisi ponsel dan dompet yang biasa dia bawa ke mana-mana. Di balkon, dia kembali makan nasi box yang sudah dia siapkan dari rumah tersebut dengan santai, dia tidak ingin buru-buru. Dhea hanya sendiria

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   97. Kenapa jadi backstreet?

    97 Ketika Bram sampai ruangan Dhea, karyawan di bagian keuangan juga baru saja selesai istirahat. Mereka baru saja masuk ruangan dan belum sempat duduk, sebagian dari mereka tengah mengobrol dengan candaan dan tawa yang menggema diantara mereka. Ketika menyadari Bram masuk ke ruangan mereka, spontan saja suasana menjadi hening dan tengah. Sedangkan Bram mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari sosok yang tengah dia cari-cari dari tadi. "Eh, Pak Bram? Selamat siang, Pak? Ada yang bisa kami bantu?" Gracia berinisiatif menyapa orang nomor satu di kantor ini. "Kalian melihat Dhea?" tanya Bram dengan suara bariton yang benar penuh wibawa. Semua orang saling memandang mencari tahu info dari bahasa kode dan isyarat yang terlihat dengan jelas di wajah-wajah mereka. Bram berjalan dengan cepat sebelum ada yang menjawab pertanyaannya, dia sendiri yakin kalau rekan kerja Dhea itu juga tidak mengetahui keberadaan wanita itu. Semua mata terkesiap melihat bos mereka berjalan dengan

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   98. Penganiayaan di depan mata

    Part 98Setalah makan siang itu, Bram langsung menggandeng Dhea menuju lantai tiga hotel bintang empat tersebut. Dhea hanya pasrah saja, melihat mata Bram yang berbinar dan wajahnya yang berseri-seri itu membuatnya tidak tega mematahkan hati lelaki itu."Siap-siap, Sayang. Hari ini kamu harus menerima hukuman dariku," bisik lelaki itu di telinga Dhea."Hukuman? Memang aku salah apa?" tanya Dhea dengan perasaan sedikit takut."Masih juga bertanya? Kamu itu selalu tidak menurut apa yang suamimu katakan, sudah kubilang jangan mengacuhkan panggilan teleponku, tetapi apa yang kau lakukan? Kau selalu saja mengabaikan perkataan Abang," ujar Bram dengan geram.Lelaki itu sudah menjelajahi leher mulut Dhea, sehingga wanita itu terpaksa memiringkan kepalanya."Kita akan main sampai puas," ujar Bram sambil mendorong tubuh Dhea ke atas kasur, membuat wanita itu memekik karena terkejut dengan gerakan tiba-tiba suaminya tersebut.Suara pekikan Dhea justru membuat libido Bram semakin membara, tanpa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   99. Menyelamatkan musuh suami

    Part 99Aish, sial! Semua mata itu kini tertuju pada Dhea, mata liar mereka bahkan memandang Dhea seperti santapan lezat yang siap dilahap. "Wow, mimpi apa kita? Ada bidadari datang tanpa diundang," ujar salah satu dari mereka.Dhea menghitung dalam hati jumlah mereka, ada empat orang yang memegang sebilah kayu dan dua orang tangan kosong. Mereka lelaki dewasa dengan wajah seringai mengerikan, tetapi bukan Dhea namanya kalau takut dengan mereka ini, lawan yang lebih tangguh bahkan sudah pernah dia ladeni."Lepaskan orang itu," ujar Dhea menunjuk lelaki yang kini terjatuh dengan wajah menghadap tanah."Apapun permintaanmu, Cantik. Asalkan kamu juga mengikuti kemauan kami," ujar salah seorang dari mereka yang terlihat seperti pemimpinnya.Semua orang tertawa senang mendengar perkataan ketua mereka, salah satu dari mereka bahkan menjilat bibirnya dengan tatapan mesum."Abang mau gaya apa? Ayo maju satu-satu," ujar Dhea dengan tatapan membunuh.Seorang diantara mereka tertawa senang, bah

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   100. Membiarkan gosip berkembang

    Part 100Pagi itu Dhea bangun dengan malas, setalah salat subuh, dia tidur kembali. Wanita itu beralasan bahwa dia sangat capek kemarin, tentu saja capek, setelah bertempur dengan suaminya di atas ranjang malamnya dia juga bertempur dalam arti yang sesungguhnya dengan para preman.Bram juga tidak masalah dengan itu, justru lelaki itu tidak menginginkan istrinya sakit karena kecapekan, ketika istrinya tidur, Bram melanjutkan pekerjaan memeriksa detail kontrak yang dikirim Fikri lewat email untuk kerjasama dengan perusahaan Wicaksono.Setelah jam tujuh pagi, Dhea belum juga bangun, Bram harus pergi cepat karena ada pertemuan lanjutan dengan pihak Wicaksono sebelum pria itu terbang kembali ke Batam siang ini. Bram hanya memesan sarapan lewat delivery order, selama menikah, baru kali ini lelaki itu sarapan sendiri, ketika melihat Dhea tertidur dengan pulas, dia juga tidak tega membangunkannya.[Sayang, Abang berangkat ke kantor dulu, di meja makan sudah tersedia sarapan. Bangun tidur lek

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   101. Aku membutuhkan Dhea sekarang.

    Part 101Ketika Dhea memasuki ruang kerjanya, semua teman-temannya menoleh ke arahnya, otomatis kekepoan juga melanda mereka, tanpa di komando, mereka segera mengerubungi Dhea."Dhea? Loh, kamu kenapa datang ke ruangan ini?" tanya Gracia "Loh, memangnya kenapa, Bu? Bukankah ruangan kerja saya di sini?" tanay dhea tidak mengerti."Memangnya kamu sudah selesai membantu pekerjaan Pak Bos, Dhe?" tanya Nilam."Ya, bis dibilang sudah bisa dibilang belum, aku belum menemukan kejanggalan dari laporan itu," jawab Dhea dengan sedikit bingung."Kalau gitu, kamu cepetan ke ruangan Bos lagi, bantuin dia," desak Nilam."Apaan sih, Mbak. Aku gak dipanggil sama Bos, kok?" "Lah, kamu dari mana jam segini baru datang?" tanya Gracia dengan nada tidak senang."Em, anu ... Itu, saya baru menemui Pak Burliyan," jawab Dhea sekenanya, dia tidak mungkin mengatakan baru saja datang dari rumah, bisa digoreng habis-habisan dia, jam sembilan baru datang.TringTiba-tiba notifikasi pesan. Berbunyi dari ponselny

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   326

    "Pak!" panggilan itu tidak kuat, tetapi juga tidak terdengar lemah. Bram dan Dhea yang tengah bersembunyi saling memandang, walaupun Bram buta, tetapi gerakan wajahnya menoleh ke arah Dhea yang tengah memeluknya, suara itu terasa sangat familiar. "Pak Bram!" Dhea segera berdiri melihat siapa yang datang, di bawah batu, sekitar lima belas orang tengah berdiri, tetapi pria paling depan adalah pria yang sangat dia tunggu-tunggu sejak semalam. "Pak Adi!" pekik Dhea dengan suara yang sangat gembira. Bram yang mendengar Dhea memanggil nama tangan kirinya, bergegas berdiri juga. "Apakah sejak tadi malam anda berada di sana? Ayo, Bu. Segera turun." "Iya. Aku bisa turun sendiri, tetapi suamiku, tolong bantu dia." "Tentu saja." Dhea dengan hati-hati menuruni batu yang tingginya hampir enam meter, permukaan batu yang kadang kasar dan licin, membuatnya sedikit kesulitan, padahal dia sudah melemparkan sepatu hak rendahnya ke bawah terlebih dahulu. Setelah Dhea turun, beberapa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   325

    Rasa sakit itu tidak tertahan, Dhea terus memegangi kepalanya dan mengeluh kesakitan. Bram yang kuatir juga meraba kepala istrinya dan mendapati tangan istrinya di sana tengah memegang kepala dengan erat. "Apa kepalamu sakit?" "Iya, sakit banget!" "Sini, berbaring. Tumpukan kepalamu di paha Abang, biar Abang pijat." Dhea segera merebahkan kepalanya di paha Bram yang kakinya sudah berselonjor, tubuh Bram bersandar pada dinding batu yang sebenarnya tidak rata. Lelaki itu langsung meraba kepala dan pelipis istrinya memijat daerah itu dengan tekanan secara perlahan-lahan. "Masih sakit?" "Iya, sakitnya berdenyut-denyut." "Coba pejamkan tubuhmu." Ketika Bram menekan bagian bawah telinga Dhea rasa sakit terasa begitu menyengat dan kuat membuat wanita itu hilang kesadaran. "Dhea?!" panggil Bram. Dhea yang hilang kesadaran itu seperti halnya orang yang tengah tertidur, terdengar juga napasnya begitu teratur. Siapa yang menyangka jika sebenarnya wanita itu pingsan karena ras

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   324

    "Berhenti kau betina jalang!" "Dasar perempuan sialan! Mau lari ke mana lagi kau, ha?" "Mau kabur? Kamu pikir bisa, ha?" "Arrhg! Lepaskan! Lepaskan!" "Bang, jangan sakiti perempuan itu." "Diaam kamu Rais!" Penggalan dialog-dialog itu terlintas di kepala Dhea membuat kepalanya sangat sakit. Tetapi tekadnya yang kuat membuatnya terus berlari Jangan sampai tertangkap oleh penculik itu. DOR!!! Suara tembakan itu terdengar jelas. "ABANG, JANGAN TINGGALKAN DHEA, BANG!" teriak Dhea berbalik memeluk suaminya dengan tubuh gemetar dan air mata yang menetes deras. "Abang, Abang ...." "Dhea, Abang tidak apa-apa." Bram merasakan betapa istrinya ini sangat ketakutan, wanita ini memeluk tubuhnya erat dan meraba punggungnya dengan gerakan acak dan gemetar. "Abang nggak apa-apa," bisik Bram memenangkan istrinya. "Terdengar suara tembakan, punggung Abang tertembak." "Tidak, punggung Abang tidak tertembak." "Aku melihatnya sendiri orang itu menembak punggung Abang! Abang, Abang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

DMCA.com Protection Status