Share

80. Menolak reward

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Part 80

Perdebatan kecil Aryan dan Dhea itu memantik perasaan kesal di hati Ilham, namun juga membuka peluang di dalam hati laki-laki itu.

"Benar, Dhea. Saya juga tidak percaya jika kamu sudah menikah, bahkan Afkar sendiri bilang suamimu itu lelaki tua. Rasanya saya tidak percaya, Sebaiknya nanti kamu suruh suamimu menjemputmu, aku tahu kamu tadi berangkat naik taksi," ujar Ilham dengan tatapan menghakimi.

"Kalian ini, kenapa harus memaksaku seperti itu. Suamiku itu sekarang sedang sibuk di luar kota," elak Dhea.

"Kalau dia cinta pada istrinya, pasti dia tidak keberatan untuk datang, kan?" kejar Aryan lagi.

"Terserah, kalian! Aku bilang sudah menikah! Kalian akan bertemu dengan suamiku suatu saat nanti."

Dhea beranjak untuk pergi, dia sudah malas duduk di dekat lelaki yang masih mengejarnya itu walaupun sudah punya istri.

"Dhea, dengan ijin kamu atau tidak, aku akan terus mengejarmu," tekad Ilham.

"Ilham!" bentak Aryan dengan tak senang.

"Kenapa sih, Pak? Dia hanya mantan Bapak?" sun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   81. Adelia lah yang menampar

    Part 81"Dia tidak mau pergi, bahkan menolak semua reward yang aku tawarkan, kecuali hanya bonus kecil saja," jawab Bram."Ha? Kok bisa? Bodoh atau apa karyawan Mas itu?""Tidak semua orang membutuhkan reward semacam itu, kondisinya juga gak bisa kuliah dulu, ibunya tengah sakit jadi gak bisa pergi jauh. Aku gak mungkin memperlakukan orang yang sudah berjasa padaku dengan dzalim, bisa kena karma aku."Adelia hanya mendengus kesal, membayangkan wajah Dhea yang sok cantik itu membuatnya semakin geram, tidak ada orang yang lebih cantik di kantor ini dari dia. Adi datang beberapa saat kemudian, lelaki itu langsung memberikan laporan beberapa hal yang diminta oleh Bram, baik lisan maupun tulisan."Sudah kamu selidiki karyawan yang bernama Annisa itu?" tanya Bram."Tidak ada karyawan bernama Annisa, Pak. Apalagi yang bekerja di lantai tiga. Mungkin dia bukan karyawan sini, Pak. Hanya tengah mengunjungi seseorang di lantai tiga.""Yah, bisa jadi. Apa mungkin namanya bukan hanya Annisa? Ada

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   82. Telepon dari Lia.

    Part 82Pukul tiga sore, Dhea menerima chat dari suaminya, dia menanyakan kapan Dhea akan pulang. Dengan cepat Dhea membalasnya. [Jam setengah lima, Bang][Ya, sudah. Abang jemput!][Oke]Akhirnya Dhea mengerjakan laporan dengan serius agar cepat selesai, tidak mungkin kan nanti suaminya datang Dhea belum sampai di butik, suaminya pasti akan curiga.Jam empat semua pekerjaan selesai, dengan buru-buru Dhea keluar kantor dan memesan ojek online menuju butik intan.Ketika mau keluar kantor, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di dekatnya. Seseorang langsung ke luar dari pintu pengemudi."Mau pulang?" tanya lelaki itu."Iya," jawab Dhea singkat."Ayo Abang antarin!""Gak usah, Bang. Aku sudah memesan ojek online, itu ojeknya sudah menunggu," ujar Dhea buru-buru menuju ke arah ojol tengah menunggunya. Lelaki itu dengan cepat mendahului langkah Dhea, dia mengeluarkan dompet dan mengambil uang warna merah."Bang, maaf, ya. Pesanan Abang saya cancel, ambil uang ini untuk kompensasi," uja

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   83. Dhea kembali kecewa

    Part 83"Gak usah diangkat," jawab Bram.Bram masih kesal sama Lia ketika mendengar cerita dari Adi, jika wanita itu memutar balikkan fakta. Dia yang menampar karyawan itu, kenapa dia cerita kalau dia yang ditampar?"Kalau penting bagaimana?" tanya Dhea lagi."Ini sudah jam pulang kantor, Abang gak mau diganggu urusan kantor kalau lagi sama Dhea," jawab Bram.Dhea tersenyum senang mendengar perkataan Bram, dengan cepat ponsel suaminya itu di nonaktifkan. Agar perempuan itu tidak lagi mengganggu suaminya, sekarang Dhea hanya akan membuat suaminya nyaman dan sulit berpaling darinya, setalah makan malam ini, dia akan memberikan servis yang memuaskan dan membaut suaminya candu dan ketagihan, hingga lelaki itu tak akan lagi sempat memikirkan perempuan lain selain dirinya.******Apa yang Dhea pikirkan sudah terealisasi, Bram bahkan kelojotan menerima servis istrinya yang luar biasanya malam ini, energinya terkuras habis, tetapi rona kepuasan terlihat jelas di wajah lelaki itu, terlelap de

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   84. Menenangkan Lia.

    Part 84"Siapapun, Mbak? Kalau suami mbak Dhea yang nyari bagaimana?""Siapapun! Termasuk dia, aku pergi ke kantor dulu, ya?"Ketika Dhea akan pergi dari butik itu, hujan deras baru mengguyur di sana, untung saja di butik ada payung untuk menaungi menuju mobil yang dibawanya. Sampai di kantor, hujan masih turun dengan deras, Dhea langsung memarkirkan mobilnya di basement. Mencari tempat yang sedikit tersembunyi agar mobilnya tidak terlalu mencolok, sehingga suaminya tidak tahu jika mobil double cabin-nya ada di sini.Ketika masuk ke lift, di lantai dasar lift terbuka, ternyata Mario dan beberapa orang yang masuk ke dalam lift."Hei, Dhea? Selamat pagi!" sapa Mario dengan ramah."Eh, Yo? Baru sampai juga?" Sapa Dhea kembali."Kamu parkir di basement?" tanya Mario lagi "Iya.""Nggak kehujanan?""Ya, kehujanan lah. Oh ya, ini aku buat sarapan. Kamu mau nggak?" tanya Dhea."Sarapan? Kamu buat sendiri?" Mata Mario membulat, berbinar dengan ceria. Ngimpi apa semalam dibawain sarapan sama p

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   85. Kegusaran Bram

    85"Tenang ... Sudah, gak apa-apa. Apa kamu terluka?" tanya Bram sambil memeriksa setiap anggota tubuh wanita itu.Ketika aku mendengar ada orang memecahkan kaca jendela, aku langsung bersembunyi di kolong. Orang itu memeriksa rumah, ketika dia masuk ke dalam kamar aku sangat takut, Mas. Untung saja dia tidak memeriksa kolong tempat tidur," ujar Lia masih menangis ketakutan."Ya, sudah. Syukurlah kalau begitu.""Aku gak mau tinggal di sini lagi, Mas. Aku takut.""Ya, sudah. Cepat bereskan barang-barangmu. Untuk sementara kamu tinggal di apartemen milikku dulu, ya?" Lia langsung memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dengan terburu-buru. Setelah selesai, Bram mengambil koper itu memasukkannya ke dalam mobil."Untuk hari ini kamu libur dulu, gak usah kerja, kamu istirahat dulu di apartemen," ujar Bram ketika mereka sudah sampai di mobil."Iya, Mas. Aku gak akan balik lagi ke rumah ini, Mas. Aku takut," ujar Lia."Ya, sudah. Nanti kita cari rumah yang lebih aman untukmu," jawab Bram

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   86. Kedatangan Arjuna

    86"Sarapan, Pak?" ujar Mario berbasa-basi.Bram menghentikan langkahnya, dia menatap Mario dengan intens."Mario, segera kamu panggilkan OB, minta dia membeli sarapan nasi kuning seperti yang kamu makan," perintah Bram."Em, maaf, Pak. Nasi ini tidak saya beli, ini pemberian dari teman saya, dia sendiri yang memasaknya," jawab Mario dengan sedikit pamer."Kalau begitu suruh OB itu mencari dimanapun, harus nasi kuning!" jawab Bram masih masuk ruangan dengan kesal."Tahu bos suka nasi kuning, bagian pak Iyan akan kuberikan pada bos," gumam Mario sambil bersungut."Apa kau bilang?" Burliyan jelas mendengar keluhan lelaki di dekatnya ini dengan tidak senang."Nggak ada, aku akan segera memanggil OB."*****Bram meminta OB juga menyiapkan kopi buatnya, sebenarnya sangat tidak sehat meminum kopi dalam kondisi perut kosong, tetapi Bram butuh energi untuk memulai harinya. OB yang diminta membeli nasi kuning sampai saat ini juga belum kembali.Kopi buatan OB ini juga tidak seenak buatan Dhea,

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   87. Kedatangan Arjuna 2

    Part 87 Dhea kembali menatap layar komputernya dengan serius, sepertinya hari ini dia akan mulai gila kerja seperti sebelumnya, ketika dia ada masalah dengan Bram. Sudah berkali-kali Bram menyakitinya, namun dengan lapang dada Dhea memaafkannya, tetapi untuk kali ini rasanya sulit, Dhea tidak akan dengan mudah memaafkannya. Suaminya itu sudah terang-terangan membela wanita itu di hadapannya. Walaupun Bram meminta maaf hingga nangis darah, Dhea bertekad untuk tidak mudah goyah, lelaki itu memang harus diberi pelajaran agar bisa sedikit saja menghargai perasaannya. Tring Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya, itu dari Intan, yang mengabarkan dia akan pulang Minggu depan. Dia bilang ayahnya tengah sakit. [Sakit apa Om Muhtar? Kok gak ada yang ngabari aku?] balas Dhea. [Darah tingginya kambuh, dia sempat pingsan tadi. Sekarang dirawat di rumah sakit umum, tadi pagi masuk rumah sakitnya] [Oh, kalau begitu nanti pulang kerja aku langsung ke sana, di rawat di ruang mana?] [Di k

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   88. Bram terkejut

    Bab 88 "Pak Hendro? Ya, biasalah ini mumpung ada tamu jadi kami berbincang dengan beliau," jawab Gracia tak kalah ketus. "Tamu?" Hendro langsung memindai pria yang tengah dikerubuti gadis-gadis itu. Seorang pria yang sangat tampan ada diantara mereka, siapa lelaki yang berpakaian non formal itu? Memakai kemeja lengan pendek berwarna hitam dan celana cargo berwarna abu-abu. Wajahnya yang tampan itu memiliki mata elang yang sekali melirik ke arah seorang gadis, bisa membuat gadis itu histeris. "Hei, Bung! Anda ke mari mau menemui siapa?" tanya Hendro dengan nada yang tidak ramah sama sekali. "Pak Hendro, Mas Arjuna ini ke sini mau menemui Dhea, dia ini kakaknya Dhea." Nilam yang menjawabnya. "Hei, Bung! Anda pikir ini rumah kediaman gadis ini? Pakai bertamu segala ke sini. Ini kantor, Bung. Tempat bekerja, bukan tempat bersantai. Ada banyak aturan di kantor ini, kalau anda mau menemui gadis ini, pergi sana ke lobi, di sana ada ruang tunggu untuk tamu. Jangan ke ruangan kerja sepe

Latest chapter

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   317

    Di vidio terlihat Angga yang sedang tertidur dipangkuan Naima, sementara Azka tidur di bangku belakang. "Dia sudah tidur?" ujar Dhea sambil tersenyum mengamati putranya yang tertidur dengan lelap. "Iya, Bu. Baby Angga pinter banget, diperjalanan dia langsung tertidur. Ibu jangan kuatir, baby Angga akan saya rawat dengan baik. Ibu fokus dengan pekerjaan ibu, kalau di perusahaan sudah stabil, baru saya bawa kembali baby Angga ke jakarta, Bu. Kalau ibu kangen ibu bisa video call, ibu juga bisa berkunjung ke Palembang." Suster Naima tidak tega melihat Dhea yang sudah meleleh air matanya, bagaimana bisa tahan dipisahkan dengan anaknya yang masih bayi, apalagi Angga juga masih menyusui. "Baiklah, jaga baik-baik anak saya ya, Suster. Saya akan memerah ASI saya di sini, dan saya akan membayar orang untuk mengantar ke Palembang. Saya tidak ingin anak saya tidak diberi ASI saya, walaupun kini saya jauh, saya tidak bisa membiarkan dia tidak mendapatkan kasih sayang ibunya." Dhea mengak

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   316

    Dhea datang membawa segelas jus mangga yang masih penuh, belum diminum sama sekali, rencananya setelah dia duduk baru dia akan menikmati jus tersebut. "Minuman ini belum kamu minum kan, Sayang?" tanya Bram. "Belum." "Ayo, kita pulang!" "Ha? kok cepat nian, aku belum makan, belum minum." Dhea terkejut mendengar ajakan suaminya yang tampak terburu-buru, melihat jus mangga yang baru saja dia bawa membuatnya sangat sayang jika tidak diminum. "Jangan meminum jus itu, kita beli di luar saja!" Tanpa menghiraukan tatapan protes istrinya, Bram langsung mengamit tangan istrinya dan beranjak untuk pergi dari lokasi pesta. Dia tidak lupa berpamitan pada semua orang, terutama direksi yang menjadi panitia penyelenggara. "Saya pamit dulu, putra saya sedang kurang sehat dan terpaksa kami tinggal. Istri saya juga harus menyusuinya." Semua orang mengangguk dengan maklum keputusan Bram yang pergi terlebih dahulu meninggalkan lokasi pesta, semntara mendengar alasan suaminya Dhea juga m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   315

    Akhirnya di sinilah Dhea, memakai gaun hitam panjang dengan hiasan sulam benang emas, jilbab berwarna emas dan sepatu high heel hitam, pakaian yang dipesan khusus oleh Bram pada disainer busana muslimah terkenal tanah air. Gaun berharga puluhan juta itu rasanya sangat sayang uangnya, tapi demi menghormati suaminya, dia terpaksa memakainya. Memang ada harga, ada rupa, memakai gaun itu, Dhea benar-benar terlihat seperti seorang ratu dengan penampilan elegan, berwibawa dan benar-benar menjadi bintang yang bersinar malam ini. Pesta yang diadakan di sebuah hotel mewah di jakarta ini, tentunya juga menghabiskan budget yang tidak sedikit, untungnya hotel ini salah satu usaha milik Aditama grup. "Halo, Bu Dhea? selamat atas diangkatnya menjadi komisaris utama HG Aditama grup, Semoga perusahaan ini semakin maju dan semakin banyak menyumbang pajak untuk kontribusi terhadap pembangunan bangsa," sapa seorang gubernur DKI dengan senyum yang cerah menyambut kedatangan Dhea. "Wah, terima k

DMCA.com Protection Status