Share

87. Kedatangan Arjuna 2

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 87

Dhea kembali menatap layar komputernya dengan serius, sepertinya hari ini dia akan mulai gila kerja seperti sebelumnya, ketika dia ada masalah dengan Bram.

Sudah berkali-kali Bram menyakitinya, namun dengan lapang dada Dhea memaafkannya, tetapi untuk kali ini rasanya sulit, Dhea tidak akan dengan mudah memaafkannya. Suaminya itu sudah terang-terangan membela wanita itu di hadapannya. Walaupun Bram meminta maaf hingga nangis darah, Dhea bertekad untuk tidak mudah goyah, lelaki itu memang harus diberi pelajaran agar bisa sedikit saja menghargai perasaannya.

Tring

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya, itu dari Intan, yang mengabarkan dia akan pulang Minggu depan. Dia bilang ayahnya tengah sakit.

[Sakit apa Om Muhtar? Kok gak ada yang ngabari aku?] balas Dhea.

[Darah tingginya kambuh, dia sempat pingsan tadi. Sekarang dirawat di rumah sakit umum, tadi pagi masuk rumah sakitnya]

[Oh, kalau begitu nanti pulang kerja aku langsung ke sana, di rawat di ruang mana?]

[Di k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   88. Bram terkejut

    Bab 88 "Pak Hendro? Ya, biasalah ini mumpung ada tamu jadi kami berbincang dengan beliau," jawab Gracia tak kalah ketus. "Tamu?" Hendro langsung memindai pria yang tengah dikerubuti gadis-gadis itu. Seorang pria yang sangat tampan ada diantara mereka, siapa lelaki yang berpakaian non formal itu? Memakai kemeja lengan pendek berwarna hitam dan celana cargo berwarna abu-abu. Wajahnya yang tampan itu memiliki mata elang yang sekali melirik ke arah seorang gadis, bisa membuat gadis itu histeris. "Hei, Bung! Anda ke mari mau menemui siapa?" tanya Hendro dengan nada yang tidak ramah sama sekali. "Pak Hendro, Mas Arjuna ini ke sini mau menemui Dhea, dia ini kakaknya Dhea." Nilam yang menjawabnya. "Hei, Bung! Anda pikir ini rumah kediaman gadis ini? Pakai bertamu segala ke sini. Ini kantor, Bung. Tempat bekerja, bukan tempat bersantai. Ada banyak aturan di kantor ini, kalau anda mau menemui gadis ini, pergi sana ke lobi, di sana ada ruang tunggu untuk tamu. Jangan ke ruangan kerja sepe

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   89. Kemarahan Bram

    Part 89"Arjuna!" panggil seorang lelaki yang kini sudah berdiri di hadapannya.Spontan mata lelaki itu membola, dia sangat terkejut, bukan lantaran seorang lelaki yang kini tengah duduk di sebuah kursi di depan mini bar, tetapi keterkejutannya itu dikarenakan wanita yang duduk di sebelah lelaki itu.Sebenarnya Dhea sudah menyiapkan mental dan jawaban ketika bertemu dengan Bram, secara mereka bekerja dalam lingkup kantor yang sama, kemungkinan akan terjadi pertemuan itu peluangnya sangat besar. Tetapi melihat suaminya berdiri di hadapannya seperti ini, Dhea menjadi sangat panik, semua kata-kata yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari hilang entah kemana. Dalam beberapa detik, suasana begitu hening, setiap orang tidak ada yang berani mengeluarkan suara, tentu apa yang dipikirkan oleh semua orang berbeda-beda, hanya Bram dan Dhea yang tahu apa yang ada dipikiran masing-masing, satu lagi orang yang terkejut melihat wanita yang duduk di sebelah Arjuna, dia adalah Adi, asisten setia Bram

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   90. Segampang itu kau minta cerai

    Part 90 Bram mencekal tangan Dhea dengan kuat, sebenarnya Dhea merasakan sakit, tetapi dia masih bisa menahannya di depan rekan kerjanya, tetapi ketika sudah mencapai lift, ternyata pegangan tangan Bram justru semakin kencang. "Bang, ini sakit, jangan kuat-kuat megangnya," ujar Dhea sambil meringis kesakitan. Bram yang melihat wajah Dhea dari pantulan cermin sedikit melonggarkan pegangannya tetapi lelaki itu tidak melepasnya. Dhea hanya menunduk, sesekali wanita itu melirik ke arah cermin di depan mereka, sementara Bram terus saja memandangi istrinya dengan intens. Tidak ada yang bersuara di antara mereka, tetapi tentu saja dalam hati mereka sudah saling merutuki satu sama lain, setalah lift mencapai lantai lima, Bram bergegas keluar, tangannya masih menyeret tangan Dhea dengan kuat. Dhea hanya menurut, dia bahkan penasaran bagaimana reaksi sekretaris suaminya yang ganjen itu ketika melihat bos mereka tengah menggandeng perempuan yang ditamparnya kemarin, tetapi sampai Bram sa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   91. Sulit menolakmu

    Part 91"Segampang itu kamu mau minta cerai, Dhe? Apa itu hanya alasan kamu saja? Padahal yang sebenarnya kamu mau kembali pada pacarmu itu, Aryan! Pantas saja kamu tidak mau Abang ajak ke Batam dulu, ternyata kamu tidak mau ketahuan kalau ada mantan pacar yang ikut pergi juga. Iya, kan?"Bram bertanya dengan nada sinis, bukan karena dia marah sebenarnya, tetapi karena rasa cemburu yang sudah membakar hatinya sejak tadi, bisa-bisanya dia tidak tahu jika istrinya ini banyak sekali penggemarnya."Kenapa Abang malah memutar balikkan fakta seperti itu? Memang aku dengan Bang Aryan itu memiliki hubungan di masa lalu, tetapi kami sudah selesai, dia bahkan sudah menikah dan memiliki istri yang sangat cantik, begitu juga denganku, aku sudah menikah dengan Abang, kan? Aku pantang mengkhianati seseorang, apalagi suamiku sendiri. Aku memang tidak ingin ikut ke Batam karena Bang Aryan juga ikut, bukan apa-apa, aku hanya ingin menjaga perasaan Abang, tetapi malah Abang yang nggak menjaga perasaank

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   92. Terserah Abang!

    Part 92"Pak Arjuna, mari kita tunggu di ruang tunggu sebentar, sepertinya yang akan dibahas pak Bram dan Bu Dhea sangat penting," bujuk Adi.Arjuna bisa apa? Dia hanya bisa menuruti perkataan Adi dengan kesal.Dhea yang mendengar ribut-ribut di luar langsung mendorong tubuh suaminya yang tengah memeluknya dengan erat, membuat Bram menatapnya dengan pandangan kecewa. Wanita itu langsung merapikan penampilannya, jilbabnya bahkan sudah tidak terpasang lagi, kancing blouse nya sudah terbuka bagian atasnya."Bang, sudah, ya? Kita lanjutkan saja nanti di rumah, ini masih jam kerja, gak enak dilihat sama karyawan, setidaknya Abang harus memberi contoh sebagai atasan yang profesional," ujar Dhea selagi merapikan pakaiannya.Bram yang tadinya diam saja, hanya mengamati aktivitas Dhea yang sedang rapi-rapi, hanya mengeluh dalam hati, sialan Arjuna! Mengganggu kesenangan orang saja! Buyar sudah gairah yang melingkupi tubuhnya, kini lelaki itu hanya tertunduk lesu dan lemas."Bang, bukankah Ka

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   93. Ape lu?

    Part 93 Dengan sedikit menyentak pintu ruangan Bram, Dhea keluar. Memang jengkel sekali mendengar suaminya perhatian dengan wanita lain sampai segitunya, tentu saja sentakan pintu uang cukup keras itu juga membuat Bram gusar. Apalagi ini? Wanita memang sudah untuk dimengerti, dia mengatakan terserah pada hakekatnya dia mengatakan jangan, stop it! Hanya saja Bram yang tidak peka dengan kode alam seperti itu. Ketika Dhea dengan kesal berjalan ke lorong yang memisahkan ruangan Bram dan ruang administrasi kantor, wanita itu seketika menghentikan langkahnya. Di depan sana, beberapa laki-laki tengah menunggunya keluar dari ruangan Bram. Adi dan Fikri tentu saja wajahnya biasa saja karena mereka mengetahui hubungan antara Bram dan Dhea, tetapi wajah gusar dan cemas jelas tersirat di raut wajah Arjuna, Mario dan Burliyan. "Dhea? Syukurlah kamu segera keluar dari ruangannya, apa yang dia lakukan padamu, Dek?" Arjuna langsung menyongsong ke arah kedatangan Dhea. Mario dan Burliyan hanya sa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   94. Kenapa Bos marah, Dhe?

    Part 94Arjuna jelas saja shock mendengar dari mulut Bram kalau Dhea Annisa Putri adalah wanita yang sudah dinikahinya. Wajah Bram tampak tersenyum puas melihat reaksi dari Arjuna. "Sekarang sadarlah, dia itu wanitaku, wanita yang sudah kunikahi. Jangan menjadi bajingan dengan merebutnya dan merusak ikatan suci yang sudah kami ikat di hadapan Tuhan kalau kamu gak mau kena karma," ujar Bram dengan senyum miring.Sungguh menyebalkan raut wajah kakak lelaki yang tidak pernah dia harapkan itu, selama ini Arjuna selalu menjadi penghalang kebahagiaan lelaki yang sembilan tahun lebih tua darinya itu. Bagaimana dia tidak iri? Gelar putra mahkota memang sudah tersemat dari lahir ada pada diri lelaki itu, tetapi ternyata dia belum puas dengan semua itu, sehingga dia merebut semua perhatian dan kasih sayang kakek dan neneknya, juga kasih sayang ayahnya bahkan ibu kandungnya.Capek rasanya selalu dibandingkan dengan Mr Perfect itu, sudah itu ayahnya selalu saja menyuruhnya mencontoh seorang Satr

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   95. Biar kau merasakan rasanya diabaikan

    Part 95 Dhea jelas belum siap menadapat pertanyaan seperti itu, mengakui Arjuna sebagai kakaknya saja secara spontan tadi, dia harus jawab apa? Terpaksa jujur saja soal kedekatannya dengan Arjuna. "Oh itu ... Anu, sebenarnya Arjuna itu bukan kakakku, apalagi kakak kandungku," jawab Dhea dengan geragapan. "Terus siapa, dong?" kejar Gracia. "Aku memanggil Arjuna dengan sebutan Kak Juna itu hanya lantaran usia Arjuna yang enam tahun lebih tua dariku, sebenarnya Arjuna itu adik dari suamiku, alias adik iparku," jawab Dhea. "Ha? Serius kamu, Dhea? Arjuna itu adik iparmu?" tanya Gracia Semua orang juga merespon sama, sama-sama terkejut dengan pernyataan Dhea. "Sumpah demi apa lu, Dhea? Kenapa kamu gak nikah saja sama Arjuna? Dia lebih cocok gak sih sama kamu dari pada kakaknya yang katanya sudah tua?" Respon Nilam dengan berapi-api. "Ya nggak bisa begitu, jodohku itu kakaknya kok, lagipula Abang itu gak tua-tua amat kurasa," jawab Dhea "Hm, Abang? Kamu manggil suamimu Abang? Kel

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   317

    Di vidio terlihat Angga yang sedang tertidur dipangkuan Naima, sementara Azka tidur di bangku belakang. "Dia sudah tidur?" ujar Dhea sambil tersenyum mengamati putranya yang tertidur dengan lelap. "Iya, Bu. Baby Angga pinter banget, diperjalanan dia langsung tertidur. Ibu jangan kuatir, baby Angga akan saya rawat dengan baik. Ibu fokus dengan pekerjaan ibu, kalau di perusahaan sudah stabil, baru saya bawa kembali baby Angga ke jakarta, Bu. Kalau ibu kangen ibu bisa video call, ibu juga bisa berkunjung ke Palembang." Suster Naima tidak tega melihat Dhea yang sudah meleleh air matanya, bagaimana bisa tahan dipisahkan dengan anaknya yang masih bayi, apalagi Angga juga masih menyusui. "Baiklah, jaga baik-baik anak saya ya, Suster. Saya akan memerah ASI saya di sini, dan saya akan membayar orang untuk mengantar ke Palembang. Saya tidak ingin anak saya tidak diberi ASI saya, walaupun kini saya jauh, saya tidak bisa membiarkan dia tidak mendapatkan kasih sayang ibunya." Dhea mengak

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   316

    Dhea datang membawa segelas jus mangga yang masih penuh, belum diminum sama sekali, rencananya setelah dia duduk baru dia akan menikmati jus tersebut. "Minuman ini belum kamu minum kan, Sayang?" tanya Bram. "Belum." "Ayo, kita pulang!" "Ha? kok cepat nian, aku belum makan, belum minum." Dhea terkejut mendengar ajakan suaminya yang tampak terburu-buru, melihat jus mangga yang baru saja dia bawa membuatnya sangat sayang jika tidak diminum. "Jangan meminum jus itu, kita beli di luar saja!" Tanpa menghiraukan tatapan protes istrinya, Bram langsung mengamit tangan istrinya dan beranjak untuk pergi dari lokasi pesta. Dia tidak lupa berpamitan pada semua orang, terutama direksi yang menjadi panitia penyelenggara. "Saya pamit dulu, putra saya sedang kurang sehat dan terpaksa kami tinggal. Istri saya juga harus menyusuinya." Semua orang mengangguk dengan maklum keputusan Bram yang pergi terlebih dahulu meninggalkan lokasi pesta, semntara mendengar alasan suaminya Dhea juga m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   315

    Akhirnya di sinilah Dhea, memakai gaun hitam panjang dengan hiasan sulam benang emas, jilbab berwarna emas dan sepatu high heel hitam, pakaian yang dipesan khusus oleh Bram pada disainer busana muslimah terkenal tanah air. Gaun berharga puluhan juta itu rasanya sangat sayang uangnya, tapi demi menghormati suaminya, dia terpaksa memakainya. Memang ada harga, ada rupa, memakai gaun itu, Dhea benar-benar terlihat seperti seorang ratu dengan penampilan elegan, berwibawa dan benar-benar menjadi bintang yang bersinar malam ini. Pesta yang diadakan di sebuah hotel mewah di jakarta ini, tentunya juga menghabiskan budget yang tidak sedikit, untungnya hotel ini salah satu usaha milik Aditama grup. "Halo, Bu Dhea? selamat atas diangkatnya menjadi komisaris utama HG Aditama grup, Semoga perusahaan ini semakin maju dan semakin banyak menyumbang pajak untuk kontribusi terhadap pembangunan bangsa," sapa seorang gubernur DKI dengan senyum yang cerah menyambut kedatangan Dhea. "Wah, terima k

DMCA.com Protection Status