POV Angga"Tidak papa, Bun." Kugelengkan kepala. Bunda menatapku dengan pandangan tak percaya. Begitu pun Sisil yang duduk di sebelahnya, menatapku dengan sebelah mata memicing."Gak papa kok basah gitu, Mas? Jalannya kayak kesakitan, kayak habis disunat." Tatapan Sisil tertuju ke wajahku lalu turun ke bawah, berlama-lama pada bagian bawah pusarku.Aku mendelik padanya. "Melihat apa, kamu?!" tanyaku yang merasa risih dengan tatapannya."Liatin Mas, lah. Masa liatin batu. Kan yang berdiri di depan aku adalah Mas bukannya batu," sahutnya cepat. Tanganku langsung nengibas-ngibas di depan wajahnya karena tatapannya tetap di bawah pusarku. "Pasti, deh, abis berantem dan 'itunya kena tendang, tuh, pasti. Ha, ha. Gimana? Enak, Mas, rasanya? Makanya jangan suka berantem," katanya sambil geleng-geleng. Bunda mendelik pada Sisil."Sisil, masnya sakit malah diketawain, sih, kamu ini. Ga, Dinda mana?" tanya Bunda sambil celingak-celinguk, lalu tatapannya berlama-lama ke arah mobilku."Dinda tida
Baca selengkapnya