Home / Romansa / Terjerat Hati Teman Kecil / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Terjerat Hati Teman Kecil: Chapter 61 - Chapter 70

78 Chapters

Kekhawatiran

“Jangan menikah di belakangku kayak bapak, Tian.” kata Cilla menahan sesak di dada.Suaranya pun parau seakan tidak mampu mengucapkan hal itu. Sebagai seorang anak terlebih perempuan. Hal paling ia takuti, ketika melihat sang ayah yang menjadi pria pertama yang dicintai justru mengkhianati.“Kenapa bapak jahat, Tian?” tanya Cilla dengan derai air mata. Bastian hanya mampu menelan salivanya. Dia tahu, berat bagi Cilla untuk menerima kenyataan pahit ini. Kejadian pagi ini membuatnya tidak stabil dalam hal emosi. Bastian khawatir bila wanitanya terus seperti ini, maka akan mengganggu psikologisnya terlalu parah.“Bude Arum juga begitu. Kenapa dia bisa melakukannya? Puluhan tahun berkamuflase seperti sahabat ibuk, ternyata tega merebut bapak dari ibuk.” keluh Cilla seperti semalam. Bastian tidak tahu harus menenangkan wanita itu seperti apa. Membiarkannya mengatakan segala isi hati mungkin pilihan yang benar. Cilla menangis tersedu memeluk erat suaminya. Mereka tidak peduli, jalanan mul
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Kemarahan Bastian

Hari ini terasa begitu suram. Langit mendung menambah perasaan duka kian menguat. Bastian terdiam dengan pandangan kosong. “Ubi Cilembu,” sebutnya lirih di depan ruang perawatan rumah sakit.Panggilan sayang pada sang adik yang sedari kecil ia sematkan pada gadis itu. Gadis yang saat ini bertaruh antara hidup dan mati. “Tian, minum dulu.” titah sang istri memberikannya air mineral.Mata basah Bastian menatapnya sejenak lantas beralih pada wajah sang istri. Diam sesaat, dan suasana hening. Gema lorong rumah sakit terdengar langkah kaki.“Kenapa Vika jadi seperti ini, Yang?” tanya Bastian.“Minumlah dulu, kita duduk di sana, Tian.” ajak Cilla sambil menggandeng sang suami untuk duduk di kursi tunggu.Bastian menurut kemudian duduk. Sesaat ia meminum air mineral yang sebelumnya diberikan sang istri. Cilla melihat pintu ruang ICU masih tertutup rapat. “Aku gak akan maafin diriku kalau ada apa-apa sama…” ucapan Bastian terpaksa terhenti, tentu Cilla menyelanya.“Gak usah bicara sembaran
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Adiknya

Semua menanti jawaban Bastian. Tentu, siapapun akan terkejut dan bertanya mengenai ucapan Bastian yang tidak main-main itu.“Gara-gara kalian berdua, Eyangku anfal dan meninggal!”Seperti guntur menggelegar. Cilla menatap sang suami dari samping seakan goyah. Benarkah perkataan Bastian itu? Tanpa aba-aba suara pukulan terdengar begitu keras. BugAli memukul tepat di pipi Bastian. Tidak sempat menghindar, Bastian jatuh tersungkur. Ali dengan membabi buta memukuli Bastian. Cilla yang terkejut bingung dengan apa yang terjadi.“DASAR KURANG AJAR KAMU, BAS!” bentak Ali seraya melepaskan pukulan bertubi-tubi.Bastian yang tidak sempat menghindar mendapatkan pukulan tak terelakkan. Namun, pria itu segera bangkit dan membalas perlakuan sang ayah mertua. Arum mencoba melerai tetapi ia jatuh terkena kibasan tangan Ali. Sedang Danilo mencoba melerai dengan menarik Ali.“Tian berhenti!” kata Cilla mencoba memeluk punggung sang suami. Bastian memegang kerah baju Ali dan mengunci pergerakan pria
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Kutukan

“Tian, gimana keadaan Vika?” tanya Cilla sesaat sang suami keluar dari ruang perawatan.“Alhamdulillah, setelah ini dipindahkan ke ruang rawat inap biasa karena sudah siuman.” jawab Bastian membuat semua orang yang ada di sana merasakan lega. Terutama Danilo, pria itu tampak berubah ekspresi saat mendengar kabar baik itu.Bahkan Cilla menghembuskan nafas panjang mendengarnya. Wanita itu memegang telapak tangan Bastian. Ia lantas membisikkan sesuatu pada sang suami. Danilo melihat Bastian tampak menganggukkan kepalanya.“Aku kasih tau ibu dulu ya,” kata Cilla usai menarik dirinya dari berbisik pada suaminya itu.*Di sebuah klub malam terkenal di kota besar kedua di Indonesia begitu panas oleh lautan manusia. Elka duduk di meja VIP. Wanita itu melihat kumpulan manusia sedang berjoget ria. Meliukkan tubuhnya mengikuti irama musik. “Gak turun?” Pertanyaan dengan suara begitu keras terdengar. Elka menoleh melihat siapa yang bertanya. Sesaat ia kembali melihat pemandangan yang sebelumnya
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Pria Asing

Hari-hari terlewatkan dengan kegiatan berulang. Tidak terasa, Vika sudah pulih dan keluar dari rumah sakit. Gadis itu memilih tinggal di toko. Sedangkan Arum tidak bisa mencegahnya. Danilo yang menemani gadis itu agar memulihkan tekanan psikis yang dialaminya. Secara, mencoba bunuh diri membuat semua orang tersadar akan pentingnya membuat sang pelaku merasa tidak sendiri. Seperti Vika, Danilo lebih memperhatikan kekasihnya itu.“Mas Ilo repot banget,” kata Vika seraya menerima kotak berisi makanan pagi itu.Danilo mampir ke toko sebelum dia pergi ke kantor. Pria itu seperti menjadikan kegiatan itu sebagai kewajiban dirinya atas sang kekasih. “Enggak ada istilah repot buat pujaan hati,” balas Danilo dengan tersenyum cerah.“Bisa aja. Yasudah Mas cepetan berangkat. Nanti telat,” kata Vika mengingatkan. “Oke, jangan lupa makan. Obatnya diminum ya. Besok jadwalnya kontrol.” “Siap Bos!”Danilo tersenyum kemudian berpamitan. Pria muda itu berlalu meninggalkan Vika. Toko belum buka, tetapi
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Undangan

“Ah benar. Nona Cilla Adilla, Toko kue Adjeng yang terkenal itu, kan?”Cilla tersenyum masih dengan kebingungan yang nyata. Dia sekilas tidak asing dengan wajah pria di depannya itu. Dia mengulurkan tangannya lantas disambut oleh Cilla.“Saya Felix, Felix Adityaswara. Saya teman juga rekan Fadlan di restorannya. Dulu Fadlan teman kuliah saya di Melbourne. Masih ingat saya, kan?”“Maaf Pak Felix, saya benar-benar tidak tahu jika Anda Pak Felix yang pernah saya temui.” ucap Cilla.“Oh wow. Aku terkejut banget ya, Cilla. Dunia sekecil ini ternyata,” sahut Elka. “Oke, kenalin dia Felix. Calon suami aku, kita akan menikah Minggu depan,” lanjut Elka seraya menggandeng tangan sang kekasih.Baik Bastian maupun Cilla yang terdiam sepersekian detik. Mereka terkejut dengan perkataan Elka. Mencairkan suasana, Cilla memecah keheningan dengan membuka pembicaraan lagi.“Oh, congratulation Elka. Selamat yah kapan tanggal pernikahan kalian?” Mendengar sang istri bertanya Bastian tersadar dari keterke
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Memaafkan

Siang itu Cilla datang dari pulang dari bekerja. Ia turun dari motor ojek online tepat di depan rumah sang ibu.“Terimakasih, Pak. Saya sudah bayar pakai e wallet ya.” katanya kemudian melangkah memmuka kunci pagar.“Mbak,” panggil pria dengan jaket berlogo khas merek ojek berbasis daring itu.Cilla menoleh stelah berhasil memasukkan kunci ke dalam gembok pagar.“Ada apa Pak?”“Maaf helmnya boleh saya bawa?”Cilla melirik ke atas menyadari masih menggunakan helm milik pengemudi ojek tersebut. Dia memejamkan mata sesaat kemudian meletakkan tas berisi berkas ke bawah. Cilla melepas pengait helm dan segera melepasnya.“Astaghfirullah, maaf saya sampai lupa, Pak.”“Iya, gak apa-apa Mbak. Lagi banyak pikiran ya?”Cilla memandang pengemudi ojek itu yang masih menggunakan masker. Cilla hanya tersenyum singkat kemudian berpamitan masuk.“Assalamualaikum,” ucapnya saat membuka pintu utama. Wanita itu melepas sepatu dan menaruhnya di tempat semula kemudian berganti sandal. “Waalaikumsalam sala
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Ketidakpekaan Bastian

“Gimana proyek kamu?” tanya Cilla.Wanita itu sedang memandang penuh sang suami yang melakukan hal yang sama padanya, mereka berpandangan. Baik Bastian maupun Cilla berbaring dengan posisi menyamping.“Udah mulai proses bikin rumah contoh. Baru pondasi aja tadi,” jawab Bastian seraya memainkan helaian rambut wanitanya.“Jadi kerjasama sama bosnya Danilo?”“Iya,” jawab Bastian mencium rambut sang istri.“Kamu ganti sampo ya?” tanya pria itu usai menghirup dalam-dalam surai sang istri.“Enggak, tetep kok. Kenapa? Bau ya?”Cilla ikut mencium rambutnya.“Gak, wanginya beda aja. Kayak pewangi baju.”“Enak aja pewangi baju.”“Iya, beneran makanya aneh.”“Dari tadi juga kamu ciumin.”“Ya suka cium rambut kamu. Daripada cium…” Bastian berhenti berbicara seraya menatap sang istri lebih dalam.Cilla mengeratkan giginya kesal. Semakin kesal sang suami berkata bau rambutnya seperti pewangi baju. Kini, ia menunggu kalimat apa yang akan diucapkan pria itu. Pria yang seumur hidupnya selalu membuatny
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Lasagna

Cilla membuka pintu dan turun dari mobil. Bastian tentu menyusulnya. Pria itu berlari meraih lengan tangan sang istri sedikit Akhirnya Cilla menghentikan langkahnya.“Mau kemana? Berhenti!” ujar Bastian sedikit meninggi.Cilla mengibaskan tangan Bastian. Wanita itu membenarkan posisi tas bahunya kemudian menautkan kedua tangannya di depan dada.“Apa lagi, Biang kerok? Tidak cukup kamu utamakan sahabat kamu itu, sekarang kamu bandingkan aku sama dia?”“Apa sih, maksud kamu?” tanya Bastian tidak paham maksud Cilla.Pria itu berusaha memegang tangan sang istri. Namun, lagi-lagi ditepis dengan cepat.“Aku gak pernah ya mengutamakan dia!” bela Bastian pada dirinya sendiri.“Kalau Elka lebih dari segalanya daripada aku. Kenapa kamu tidak kawinin dia dulu? Kenapa kamu harus nikahin aku, Tian?”Bastian benar-benar tidak mengerti. Dia melihat wajah wanita itu yang mengeras. Kemarahannya begitu terlihat dan tergambar di setiap ekspresi serta ucapannya.“Aku mau sendiri, tinggalin aku. Kita tida
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Pembuktian

Cilla menata buku yang tergeletak di meja. Wanita itu meniup debu yang melapisi permukaan sampul buku berwarna merah hati itu.“Kasihan yah, Mbak. Padahal dia orang baik, Kopi.” ucap Bastian seraya meletakkan cangkir kopi yang ia buat barusan. Bastian berjalan membuka jendela. Semalam, ia dan Cilla pulang ke rumah kampung. Mereka datang sebab mendapatkan kabar penjaga rumah sekaligus asisten rumah tangga telah berduka. Suami dan anaknya meninggal secara bersamaan akibat kecelakaan. “Aku masih ingat rasanya kehilangan seperti itu, Tian.” imbuh Cilla sesaat menepuk telapak tangannya yang terasa berdebu.“Ya, aku juga.” balas Bastian dengan menatap ke arah jalan raya lewat jendela kamarnya.“Tapi, mungkin lebih berat Mbak. Dia secara bersamaan kehilangan suami dan anak.” ungkap Cilla dengan suara lirih. Bastian menarik tangan sang istri dan mencium punggung tangan lentik itu.“Iya, karena gak ada satupun orang di dunia ini yang mau merasakan kehilangan.” kata pria bermata sipit itu.C
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status