Share

Kekhawatiran

Penulis: QM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-28 10:38:30

“Jangan menikah di belakangku kayak bapak, Tian.” kata Cilla menahan sesak di dada.

Suaranya pun parau seakan tidak mampu mengucapkan hal itu. Sebagai seorang anak terlebih perempuan. Hal paling ia takuti, ketika melihat sang ayah yang menjadi pria pertama yang dicintai justru mengkhianati.

“Kenapa bapak jahat, Tian?” tanya Cilla dengan derai air mata.

Bastian hanya mampu menelan salivanya. Dia tahu, berat bagi Cilla untuk menerima kenyataan pahit ini. Kejadian pagi ini membuatnya tidak stabil dalam hal emosi. Bastian khawatir bila wanitanya terus seperti ini, maka akan mengganggu psikologisnya terlalu parah.

“Bude Arum juga begitu. Kenapa dia bisa melakukannya? Puluhan tahun berkamuflase seperti sahabat ibuk, ternyata tega merebut bapak dari ibuk.” keluh Cilla seperti semalam.

Bastian tidak tahu harus menenangkan wanita itu seperti apa. Membiarkannya mengatakan segala isi hati mungkin pilihan yang benar. Cilla menangis tersedu memeluk erat suaminya. Mereka tidak peduli, jalanan mul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Kemarahan Bastian

    Hari ini terasa begitu suram. Langit mendung menambah perasaan duka kian menguat. Bastian terdiam dengan pandangan kosong. “Ubi Cilembu,” sebutnya lirih di depan ruang perawatan rumah sakit.Panggilan sayang pada sang adik yang sedari kecil ia sematkan pada gadis itu. Gadis yang saat ini bertaruh antara hidup dan mati. “Tian, minum dulu.” titah sang istri memberikannya air mineral.Mata basah Bastian menatapnya sejenak lantas beralih pada wajah sang istri. Diam sesaat, dan suasana hening. Gema lorong rumah sakit terdengar langkah kaki.“Kenapa Vika jadi seperti ini, Yang?” tanya Bastian.“Minumlah dulu, kita duduk di sana, Tian.” ajak Cilla sambil menggandeng sang suami untuk duduk di kursi tunggu.Bastian menurut kemudian duduk. Sesaat ia meminum air mineral yang sebelumnya diberikan sang istri. Cilla melihat pintu ruang ICU masih tertutup rapat. “Aku gak akan maafin diriku kalau ada apa-apa sama…” ucapan Bastian terpaksa terhenti, tentu Cilla menyelanya.“Gak usah bicara sembaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Adiknya

    Semua menanti jawaban Bastian. Tentu, siapapun akan terkejut dan bertanya mengenai ucapan Bastian yang tidak main-main itu.“Gara-gara kalian berdua, Eyangku anfal dan meninggal!”Seperti guntur menggelegar. Cilla menatap sang suami dari samping seakan goyah. Benarkah perkataan Bastian itu? Tanpa aba-aba suara pukulan terdengar begitu keras. BugAli memukul tepat di pipi Bastian. Tidak sempat menghindar, Bastian jatuh tersungkur. Ali dengan membabi buta memukuli Bastian. Cilla yang terkejut bingung dengan apa yang terjadi.“DASAR KURANG AJAR KAMU, BAS!” bentak Ali seraya melepaskan pukulan bertubi-tubi.Bastian yang tidak sempat menghindar mendapatkan pukulan tak terelakkan. Namun, pria itu segera bangkit dan membalas perlakuan sang ayah mertua. Arum mencoba melerai tetapi ia jatuh terkena kibasan tangan Ali. Sedang Danilo mencoba melerai dengan menarik Ali.“Tian berhenti!” kata Cilla mencoba memeluk punggung sang suami. Bastian memegang kerah baju Ali dan mengunci pergerakan pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Kutukan

    “Tian, gimana keadaan Vika?” tanya Cilla sesaat sang suami keluar dari ruang perawatan.“Alhamdulillah, setelah ini dipindahkan ke ruang rawat inap biasa karena sudah siuman.” jawab Bastian membuat semua orang yang ada di sana merasakan lega. Terutama Danilo, pria itu tampak berubah ekspresi saat mendengar kabar baik itu.Bahkan Cilla menghembuskan nafas panjang mendengarnya. Wanita itu memegang telapak tangan Bastian. Ia lantas membisikkan sesuatu pada sang suami. Danilo melihat Bastian tampak menganggukkan kepalanya.“Aku kasih tau ibu dulu ya,” kata Cilla usai menarik dirinya dari berbisik pada suaminya itu.*Di sebuah klub malam terkenal di kota besar kedua di Indonesia begitu panas oleh lautan manusia. Elka duduk di meja VIP. Wanita itu melihat kumpulan manusia sedang berjoget ria. Meliukkan tubuhnya mengikuti irama musik. “Gak turun?” Pertanyaan dengan suara begitu keras terdengar. Elka menoleh melihat siapa yang bertanya. Sesaat ia kembali melihat pemandangan yang sebelumnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Pria Asing

    Hari-hari terlewatkan dengan kegiatan berulang. Tidak terasa, Vika sudah pulih dan keluar dari rumah sakit. Gadis itu memilih tinggal di toko. Sedangkan Arum tidak bisa mencegahnya. Danilo yang menemani gadis itu agar memulihkan tekanan psikis yang dialaminya. Secara, mencoba bunuh diri membuat semua orang tersadar akan pentingnya membuat sang pelaku merasa tidak sendiri. Seperti Vika, Danilo lebih memperhatikan kekasihnya itu.“Mas Ilo repot banget,” kata Vika seraya menerima kotak berisi makanan pagi itu.Danilo mampir ke toko sebelum dia pergi ke kantor. Pria itu seperti menjadikan kegiatan itu sebagai kewajiban dirinya atas sang kekasih. “Enggak ada istilah repot buat pujaan hati,” balas Danilo dengan tersenyum cerah.“Bisa aja. Yasudah Mas cepetan berangkat. Nanti telat,” kata Vika mengingatkan. “Oke, jangan lupa makan. Obatnya diminum ya. Besok jadwalnya kontrol.” “Siap Bos!”Danilo tersenyum kemudian berpamitan. Pria muda itu berlalu meninggalkan Vika. Toko belum buka, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Undangan

    “Ah benar. Nona Cilla Adilla, Toko kue Adjeng yang terkenal itu, kan?”Cilla tersenyum masih dengan kebingungan yang nyata. Dia sekilas tidak asing dengan wajah pria di depannya itu. Dia mengulurkan tangannya lantas disambut oleh Cilla.“Saya Felix, Felix Adityaswara. Saya teman juga rekan Fadlan di restorannya. Dulu Fadlan teman kuliah saya di Melbourne. Masih ingat saya, kan?”“Maaf Pak Felix, saya benar-benar tidak tahu jika Anda Pak Felix yang pernah saya temui.” ucap Cilla.“Oh wow. Aku terkejut banget ya, Cilla. Dunia sekecil ini ternyata,” sahut Elka. “Oke, kenalin dia Felix. Calon suami aku, kita akan menikah Minggu depan,” lanjut Elka seraya menggandeng tangan sang kekasih.Baik Bastian maupun Cilla yang terdiam sepersekian detik. Mereka terkejut dengan perkataan Elka. Mencairkan suasana, Cilla memecah keheningan dengan membuka pembicaraan lagi.“Oh, congratulation Elka. Selamat yah kapan tanggal pernikahan kalian?” Mendengar sang istri bertanya Bastian tersadar dari keterke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Memaafkan

    Siang itu Cilla datang dari pulang dari bekerja. Ia turun dari motor ojek online tepat di depan rumah sang ibu.“Terimakasih, Pak. Saya sudah bayar pakai e wallet ya.” katanya kemudian melangkah memmuka kunci pagar.“Mbak,” panggil pria dengan jaket berlogo khas merek ojek berbasis daring itu.Cilla menoleh stelah berhasil memasukkan kunci ke dalam gembok pagar.“Ada apa Pak?”“Maaf helmnya boleh saya bawa?”Cilla melirik ke atas menyadari masih menggunakan helm milik pengemudi ojek tersebut. Dia memejamkan mata sesaat kemudian meletakkan tas berisi berkas ke bawah. Cilla melepas pengait helm dan segera melepasnya.“Astaghfirullah, maaf saya sampai lupa, Pak.”“Iya, gak apa-apa Mbak. Lagi banyak pikiran ya?”Cilla memandang pengemudi ojek itu yang masih menggunakan masker. Cilla hanya tersenyum singkat kemudian berpamitan masuk.“Assalamualaikum,” ucapnya saat membuka pintu utama. Wanita itu melepas sepatu dan menaruhnya di tempat semula kemudian berganti sandal. “Waalaikumsalam sala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Ketidakpekaan Bastian

    “Gimana proyek kamu?” tanya Cilla.Wanita itu sedang memandang penuh sang suami yang melakukan hal yang sama padanya, mereka berpandangan. Baik Bastian maupun Cilla berbaring dengan posisi menyamping.“Udah mulai proses bikin rumah contoh. Baru pondasi aja tadi,” jawab Bastian seraya memainkan helaian rambut wanitanya.“Jadi kerjasama sama bosnya Danilo?”“Iya,” jawab Bastian mencium rambut sang istri.“Kamu ganti sampo ya?” tanya pria itu usai menghirup dalam-dalam surai sang istri.“Enggak, tetep kok. Kenapa? Bau ya?”Cilla ikut mencium rambutnya.“Gak, wanginya beda aja. Kayak pewangi baju.”“Enak aja pewangi baju.”“Iya, beneran makanya aneh.”“Dari tadi juga kamu ciumin.”“Ya suka cium rambut kamu. Daripada cium…” Bastian berhenti berbicara seraya menatap sang istri lebih dalam.Cilla mengeratkan giginya kesal. Semakin kesal sang suami berkata bau rambutnya seperti pewangi baju. Kini, ia menunggu kalimat apa yang akan diucapkan pria itu. Pria yang seumur hidupnya selalu membuatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Lasagna

    Cilla membuka pintu dan turun dari mobil. Bastian tentu menyusulnya. Pria itu berlari meraih lengan tangan sang istri sedikit Akhirnya Cilla menghentikan langkahnya.“Mau kemana? Berhenti!” ujar Bastian sedikit meninggi.Cilla mengibaskan tangan Bastian. Wanita itu membenarkan posisi tas bahunya kemudian menautkan kedua tangannya di depan dada.“Apa lagi, Biang kerok? Tidak cukup kamu utamakan sahabat kamu itu, sekarang kamu bandingkan aku sama dia?”“Apa sih, maksud kamu?” tanya Bastian tidak paham maksud Cilla.Pria itu berusaha memegang tangan sang istri. Namun, lagi-lagi ditepis dengan cepat.“Aku gak pernah ya mengutamakan dia!” bela Bastian pada dirinya sendiri.“Kalau Elka lebih dari segalanya daripada aku. Kenapa kamu tidak kawinin dia dulu? Kenapa kamu harus nikahin aku, Tian?”Bastian benar-benar tidak mengerti. Dia melihat wajah wanita itu yang mengeras. Kemarahannya begitu terlihat dan tergambar di setiap ekspresi serta ucapannya.“Aku mau sendiri, tinggalin aku. Kita tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28

Bab terbaru

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Petang akan Datang Kembali (Ending)

    Di bahu jalan, mobil Bastian yang kosong menjadi tempat Danilo dan Vika berbicara. Mereka datang bersamaan. Vika mencari bapaknya untuk melakukan upaya penyelamatan. Sang ibu, Arum sudah lebih dulu pergi. Namun, Vika justru datang sendiri sebab Ali dari kota segera ke Polsek untuk melapor dan akan membawa polisi datang.“Jadi ibu udah ke dalam Dek?” tanya Danilo.“Iya, Mas. Tadi aku coba telpon mas Bastian. Tapi gak diangkat. Gak taunya udah ke sini.” kata Vika dengan tangan terus bergerak gelisah.Tentu Vika merasakan kekhawatiran yang begitu hebat. Sang ibu sedang menolong Cilla dan ibunya di sana. Sedang dirinya hanya bisa menunggu atas perintah ibunya. “Kamu gak usah khawatir, bentar lagi bapak datang.”Tak lama berselang, mobil polisi beserta Ali datang. Mereka segera menghampiri Vika. Kemudian bersama-sama menuju tempat yang sudah diinformasikan Arum sebelumnya.Sebelumnya, Arum sampai di lokasi Cilla disekap. Dia menghubungi Elka sebelumnya. Mengapa Arum bisa mendapatkan titik

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Murka

    Pov Bastian“Aku menyukaimu saat pertama kali kita berciuman gak sengaja. Itu first kiss yang sangat membekas, Tian. Sampai membuatku ragu untuk melanjutkan hubunganku saat itu. Dari situlah, pada akhirnya aku bisa menerima lamaran kamu.”“Jadi, kalau tidak ada acara ciuman waktu itu. Kamu gak akan terima lamaranku?”Wanita yang sejak kecil menempati ruang di hatiku itu menggelengkan kepala. Wanita itu merubah posisinya untuk menatap diriku yang tak lepas memperhatikan ekspresinya. Kami sedang berbicara sebelum tidur. Biasanya orang menyebutnya pillow talk.“Bisa iya, bisa tidak.” jawabnya sambil tersenyum.“Terus, misal eyang saat itu gak dateng di warung bakso, jawaban kamu menolak aku gitu?” balasku bertanya lagi.“Hemm, tidak juga. Sebenarnya aku mengajak kamu untuk berpacaran terlebih dahulu. Tapi….” Jawaban menggantung wanita bermata bulat itu membuatku penasaran.“Justru, Eyang menyuruh kita menikah.” sambungnya.“Terus nyesel yah?” sahutku.“Justru bikin aku seneng karena kit

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Siapa yang Bermain?

    “Apa yang Mbak bilang tadi?”Wanita cantik dengan wajah yang tampak muram terlonjak saat mendengar pengakuan sang kakak. Hasti, adik Elka datang setelah acara tiga hari sang ibu, Ratri. Wanita itu menatap sang kakak dengan tatapan tajam.“Iya, ibu marah karena aku masih memiliki perasaan sama Bastian.” kata Elka mengaku pada sang adik. Wanita itu duduk menatap ke arah jendela. “Astaga, Mbak. Kamu itu udah punya suami yang tampan, punya segalanya. Pikiranmu kemana Mbak, ha?” “Semuanya karena Cilla,” imbuh Elka.Tanpa mereka sadari, pertengkaran ini didengarkan dengan seksama oleh seseorang. “Jadi ibumu meninggal karena bertengkar sama kamu, Elka?” tanya seorang pria yang tiba-tiba datang dari pintu utama. Suami Elka dengan wajah muram berjalan mendekat pada posisi mereka. Aura kesedihan yang sudah ada sedari tadi kini seakan bertambah tebal. “Selesaikan masalah kalian, aku tunggu di luar.” kata Hasti hendak melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Namun, kakinya berhenti mendenga

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Lunglai

    “Bude, gimana kabarnya?” tanya Vika sesaat datang. Gadis itu segera datang sesaat mendapatkan kabar. Maura mempersilahkan anak kandung mantan suaminya itu untuk duduk.“Alhamdulillah, sehat Vika. Kamu gimana, Nak?” Maura memang sudah terbiasa dengan Vika. Sejak permasalahan yang datang terus membuka tabir keburukan sang mantan suami, wanita itu tidak sekalipun marah pada Vika. Mereka mengobrol alakadarnya sambil menunggu Danilo mengeluarkan mobil dari garasi. Setelahnya mereka bersama menuju rumah Elka untuk melayat.*Cilla menumpu motor dengan posisi berdiri. Dia melempar helmnya secara reflek. Teriakan dan bunyi helm yang jatuh membuat Bastian segera berbalik badan dan membantu sang istri.“Maaf, Sayang.” ucap Bastian sambil menarik standar motor menggunakan kakinya.“Iya aku gak apa-apa kok, motor kamu gak apa-apa juga. Gak jatuh!” ujar Cilla kesal dengan memungut helmnya di bawah .Bastian lupa menarik standar motor. Sehingga, motor nyaris jatuh. Pria itu tampak diam dengan waj

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Oleng

    Pagi itu, Bastian baru pulang dari sawah. Pria itu menggunakan kaos rumahan dipadu bawahan celana selutut berbahan kaos. Cilla melihat sang suaminya menaruh kunci motor di meja makan.“Masak apa Bunda?” tanya Bastian.Cilla mengangkat sebelah alisnya, sedang Bastian tersenyum tipis berakhir bibirnya tersenyum lebar gagal menahannya.“Bunda apa sih? Aneh banget!” ketus Cilla.Wanita itu sudah cantik dengan baju dress selutut khas dirinya. Corak warna kecoklatan dengan bahu telanjang. Dia akan menggunakan kardigan saat keluar rumah.“Katanya gak mau dipanggil…”“Oh jadi ganti panggilan gitu?”Cilla memasukkan masakannya di piring setelahnya menatap malas sang suami yang berdiri di dekat meja dapur.“Yah, kan nanti anak kita lahir panggil kamu Bunda gitu kan?” kata pria itu menarik tisu dan membersihkan tangannya yang basah.“Dih!” dengus Cilla, wanita itu menatap tajam saat Bastian mencomot tempe tepung yang ada di piring. “Kenapa? Gak mau? Makanya, sih gak usah protes. Panggilan Kopi

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Sadar Diri

    “Mas, es penangkal badai kemarahan istri ada ya?” tanya Bastian menyindir Cilla yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaan darinya.Wanita itu selalu berkata terserah saat ditanya hendak pesan apa. Di sebuah kafe yang terletak di jantung kota, Bastian membawa sang istri.“Hehehe, untuk minuman best seller di tempat kami ini Pak, blue ocean karnival. Ada selasih dan rasanya segar asam manis, apakah mau mencobanya?” saran sang pelayan berwajah Jawa khas itu.Bastian tampak memperhatikan gambar menu yang ditunjuk oleh pelayan. Dari ekor matanya melirik sang istri yang mengambil ponsel di tasnya.“Boleh, sama ramen level dua saja ya. Kalau panas gini biar sekalian terbakar,” ucap Bastian.Sang pelayan menulis pesanannya dengan tersenyum. “Ohya masing-masing dua ya, sama tambah ini coba wafel coklat. Biar manis sedikit gak pahit seperti suasana saat ini,” lanjut Bastian.“Baik, Pak. Apakah ada pesanan yang lain?” kata sang pelayan.“Sudah cukup, terimakasih.” tukas pria itu. Mata sipit Ba

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Alasan

    Pagi itu Cilla menyiapkan makanan di meja. Tidak ada pembicaraan yang berarti setelah mereka duduk menyantap sarapan masing-masing. Cilla melihat Bastian tampak gelisah. Beberapa kali pria itu berdecak sebal usai melihat ponsel. “Nanti sore pulang sendiri bisa ya, Kop?” tanya Bastian memecah keheningan. Cilla mengangguk masih dengan kegiatannya mengunyah nasi goreng. Sampai usai sarapan dan mereka berangkat bekerja. Sesekali Cilla menatap sorot mata Bastian yang sedang sibuk fokus menyetir. Pria itu terlihat tidak seperti biasanya. Setidaknya, itulah hal yang ditafsirkan oleh wanita itu.“Aku turun dulu,” pamit Cilla setelah mobil berhenti di halaman toko. Tidak ada jawaban dari Bastian, setidaknya itu yang Cilla tau. Pria itu justru menelepon seseorang. Cilla menoleh menatap lewat kaca mobil depan Bastian. Terlihat pria itu serius menghubungi seseorang.“Mungkin menghubungi Elka.” katanya di dalam hati.Sungguh, hari ini terasa amat berat. Bayangan semalam berputar di kepalanya ter

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Menyebut namanya

    “Singkirkan tanganmu itu!” sergah Bastian setelah datang pada sang istri. Pria itu berdiri di samping sang istri. Sorot matanya tajam mengintimidasi pria di depannya.“Ma, maaf.” ucap pria di hadapannya dengan wajah kaku. Sedangkan Cilla tiba-tiba membuka suara. “Kenapa harus marah, Sayang?”Kedua pria itu menatap pada direksi yang sama. Bastian mengernyitkan alisnya. Sang istri bukanlah orang yang mudah berkata manis, apalagi panggilan sayang itu jarang sekali ia ucapkan.“Ayo kita pulang!” ajak Bastian.“Kok pulang sih, Sayang. Bukannya kamu mau nemenin sahabat kamu di pernikahannya?”Bastian tampak terkejut dengan sikap dan perkataan sang istri. Tangannya menggenggam tangan sang istri erat. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Termasuk sang pasangan pengantin.“Kamu mabuk, ya? Minum apa kamu sampai kayak gini.” Bastian mengomel seraya terus menarik sang istri. Cilla dengan mata sayu mengikuti suaminya. Wanita itu beberapa kali tertawa dan meracau tidak jelas. Bastian dan Cilla

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Pembuktian

    Cilla menata buku yang tergeletak di meja. Wanita itu meniup debu yang melapisi permukaan sampul buku berwarna merah hati itu.“Kasihan yah, Mbak. Padahal dia orang baik, Kopi.” ucap Bastian seraya meletakkan cangkir kopi yang ia buat barusan. Bastian berjalan membuka jendela. Semalam, ia dan Cilla pulang ke rumah kampung. Mereka datang sebab mendapatkan kabar penjaga rumah sekaligus asisten rumah tangga telah berduka. Suami dan anaknya meninggal secara bersamaan akibat kecelakaan. “Aku masih ingat rasanya kehilangan seperti itu, Tian.” imbuh Cilla sesaat menepuk telapak tangannya yang terasa berdebu.“Ya, aku juga.” balas Bastian dengan menatap ke arah jalan raya lewat jendela kamarnya.“Tapi, mungkin lebih berat Mbak. Dia secara bersamaan kehilangan suami dan anak.” ungkap Cilla dengan suara lirih. Bastian menarik tangan sang istri dan mencium punggung tangan lentik itu.“Iya, karena gak ada satupun orang di dunia ini yang mau merasakan kehilangan.” kata pria bermata sipit itu.C

DMCA.com Protection Status