Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 1181 - Chapter 1190

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 1181 - Chapter 1190

1284 Chapters

1180. Part 13

Seketika si nenek berdagu lancip ini memutar tubuh. Pandangannya diarahkan pad: sebuah pohon yang diyakininya suara tadi berasal dari sana. Berarti orang yang bersyair itu berada di sana.Pandangan Siluman Kawah Api seketika menyipit dalam. "Keparat! Siapa orang ini? Syair yang diucapkannya barusan begitu mengena pada diriku!""Bila hanya buktikan satu dugaan, lebih baik kujawab keinginan!" terdengar lagi suara orang itu. Nada suaranya begitu bijaksana sekali.Siluman Kawah Api menggeser kaki kanannya ke samping. Pandangannya lurus menatap pada batang pohon di mana diyakininya orang yang berkata-kata itu ada di sana."Orang tak dikenal! Lebih baik tampakkan diri ketimbang kau berkata-kata pengecut!""Siluman Kawah Api... kau hanya datang untuk membuktikan dugaan?""Itu urusanku!" menggembor suara perempuan tua berdagu lancip ini. Kendati demikian, entah mengapa perasaannya mendadak menjadi tidak enak."Bila hanya ingin membuktikan sat
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

1181. Part 14

"Jangan memancing kemarahanku dengan permainan busuk yang kau tunjukkan! Ucapanmu terlalu lancang dan berlaku laksana orang bijaksana! Lebih baik perlihatkan diri hingga kau sadar betapa bodoh dirimu dengan apa yang kau lakukan! Tampakkan batang hidungmu!"Jangankan mengharapkan orang itu muncul, suaranya pun tak terdengar sama sekali. Lamat kemarahan semakin kuat merajai tubuh Siluman Kawah Api. Pelipisnya bergerak-gerak dengan rambut yang semakin acak-acakan.Tak kuasa menahan amarahnya, kedua tangan si nenek mengembang dan digerakkan ke sana kemari, berulangkali. Kalau tadi hanya hawa panas yang menebar dan menghanguskan ranggasan semak, kali ini api bergulung-gulung dahsyat menyebar. Sementara tanah yang terseret gelombang api yang dilakukannya, rengkah dan menaburkan debu-debu di udara. Tetapi sampai beberapa saat si nenek melakukannya, tak seorang pun yang muncul. Yang nampak hanyalah jilatan api yang membakar.Dada rata Siluman Kawah Api naik turun. Kemar
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

1182. Part 15

"Rayi! Aku tidak tahu mengapa semua ini terjadi! Lebih baik kita biarkan diri kita dibawa oleh Ular ini!!" seru Wulung Seta kembali."Kakang! Apakah Ular ini akan mencelakakan kita!" seru Sri Kunting keras. Sungguh, wajah gadis jelita ini memerah karena menahan angin laksana tamparan dan mencoba menindih rasa ngeri yang menjalari tubuhnya."Jangan berpikir yang tidak-tidak! Kita hanya bisa berharap agar kita selamat!" sahut murid mendiang Ki Alam Gempita ini. Kendati mulutnya bersuara demikian, namun kata-kata yang diucapkan oleh Sri Kunting tadi cukup menyentak perasaannya. Bagaimana bila hal itu benar terjadi? Apa yang akan mereka lakukan? Nekat melompat? berarti hanya mencari mati!"Aku harus menenangkannya," desis Wulung Seta dalam hati. "Kendati Sri Kunting memiliki ilmu yang cukup tinggi, tetapi dia tetaplah manusia yang memiliki rasa ngeri. Tak jauh berbeda sebenarnya denganku. Hanya saja, aku coba kendalikan semua ini bukan dengan emosi!"Memikir
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

1183. Part 16

Si Buta dari Sungai Ular langsung putuskan tawanya. Dipandanginya gadis itu lekat-lekat seraya berkata dalam hati. "Aneh! Mengapa tiba-tiba dia bertanya soal Putri Lebah? Dan nada suaranya tadi... ah, entah aku yang kegeeran atau tidak, tetapi kutangkap nada cemburunya...."Sementara itu, Wulung Seta segera membuang pandangan ke kanan. Ada perasaan tak suka menangkap gelar cemburu Sri Kunting pada gadis berjuluk Putri Lebah. Dan diam-diam pula, pemuda yang mencintai gadis itu merasakan getar cemburunya pula. Namun dia masih bisa tindih perasaannya. Dialihkan pula pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular, dan seolah menunggu apa yang hendak dikatakan pemuda dari Sungai ular itu.Merasa pertanyaan Sri Kunting harus dijawab, Si Buta dari Sungai Ular berkata, "Aku tidak tahu kalian mengetahui tentang Putri Lebah entah dari siapa! Tetapi yang perlu kalian ketahui, Putri Lebah sudah tewas!"Saat kalimat terakhir tadi diucapkan oleh Si Buta dari Sungai Ular, Sri Kunt
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

1184. Part 17

"Jadi kau hendak membuang waktu hanya untuk menunggu lelaki itu siuman? Mengapa tidak dibunuh saja! Ingat Sunarsasi, aku menginginkan kau! Menginginkan tubuhmu seperti yang kau janjikan bila aku berhasil membunuh pemuda berjuluk Si Buta dari Sungai Ular! Dan katamu, pemuda itu akan muncul di Bukit Watu Hatur! Apakah tidak selekasnya kita tiba di sana!"Sepasang mata jernih dari balik topeng yang dikenakannya, Dewi Topeng Perak yang memiliki nama asli Sunarsasi menggeram pendek."Sebenarnya, aku tak mengharapkan kemunculan manusia setan ini! tetapi sekarang, aku menghendakinya menjadi tameng maut untuk menghadapi siapa saja yang ingin kubunuh!" kata perempuan ini dalam hati.Dewi Topeng Perak membuka mulut, "Aku juga tak sabar untuk tiba di Bukit Watu Hatur!""Bila kau katakan tentang kesabaran, aku justru tak sabar untuk mendapatkan janji yang kau berikan!" sambar si kakek bungkuk yang duduk bersila di atas tanah itu."Janji telah kuucapkan! Bila k
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

1185. Part 18

Terdiam Buang Totang Samudero dengan pandangan menyipit. Sesaat kesepian melanda. Di ujung sana, asap yang masih menguar akibat api yang dipadamkan paksa tadi, masih tersisa. Cukup mengaburkan pandangan. Sambil menengadah, Buang Totang Samudero berkata sengit, "Bunuh lelaki yang pingsan itu! Akan kubuktikan segala ucapanku tadi!!"Dewi Topeng Perak makin merasa yakin kalau jerat yang dipasangnya mulai mengena. Biar bagaimanapun juga, dia akan terus mengendalikan si kakek berkulit hitam legam itu. Dialihkan pandangannya pada Iblis Lembah Ular. "Manusia keparat ini memang tak patut untuk hidup! Sebaiknya, kupercepat saja dia berangkat ke neraka!"Seketika Dewi Topeng Perak mengangkat kaki kanannya. Saat mengangkat itu, betisnya yang gempal dan halus tertangkap oleh mata Buang Totang Samudero yang diam-diam menelan ludah. Dia jadi semakin tak sabar untuk melaksanakan apa yang dikatakan Dewi Topeng Perak. Lalu dilihatnya dengan dinginnya Dewi Topeng Perak menginjak pecah k
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

1186. Part 19

Memikir demikian, murid mendiang Ki Alam Gempita ini berkata, "Bila memang itu yang kau hendaki, kami akan menurutimu, Manggala.""Tidak! Aku tak akan pernah tenang sebelum membalas kematian Guru pada manusia sesat itu! Sampai hari ini aku belum pernah melihat tampang sesatnya! Kendati aku tahu Guru tewas di tangan dua orang suruhan Raja Setan Seruling Maut, tetapi pangkal dari semua petaka yang terjadi berawal dari tangannya! Tidak! Apa pun yang akan terjadi aku akan tetap memburu Raja Setan Seruling Maut!"Dua pasang mata segera mengarah pada Sri Kunting yang berkata tegas barusan."Aku bisa melihat kekerasan di mata Sri Kunting. Rasanya... ini sebuah awal lain yang akan membawa petaka. Hmm, aku harus membujuknya. Apa yang dikatakan Garaga memang harus diselidiki lebih dulu. Dan kuminta Sri Kunting serta Wulung Setelah yang membantuku untuk melakukan penyelidikan bersama Garaga, karena tak mungkin aku bisa menguasai keadaan sebanyak ini. Dan biar bagaimanapun,
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

1187. PERTARUNGAN PUNCAK DI BUKIT WATU HATUR

DI SATU tempat yang sepi dan direntakkan malam dingin beringas, satu sosok tubuh berpakaian panjang warna kuning kebiruan berhenti berkelebat. Dada besar yang dimiliki sosok tubuh yang ternyata seorang perempuan berusia setengah baya namun memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna ini, naik turun. Keringat membasahi wajahnya, yang segera dihapusnya dengan punggung tangan kanannya. Sepasang matanya tajam memperhatikan sekelilingnya.Kejap kemudian, terdengar dengusannya yang diselingi desahan, "Keparat! Ke mana manusia buntung itu pergi! Benar-benar kapiran! Gerakannya begitu cepat sekali!"Sosok yang bukan lain Nenek Cabul adanya ini kembali katupkan mulut rapat-rapat. Matanya makin mencorong tajam memandangi sekitarnya. "Jahanam betul! Manusia berlengan buntung itu berani-beraninya menolak ajakanku untuk bergabung! Setan keparat! Padahal aku tak bermaksud untuk bergabung dengannya! Hanya dikarenakan agar memudahkanku untuk tiba lebih cepat ke Bukit Watu Hatur saja, aku
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

1188. Part 2

Kalau tadi wajah Nenek Cabul berubah, kali ini nampak senyuman mengembang di bibirnya. "Pertanyaan yang kalian ajukan tak sulit kujawab. Tetapi, aku ingin tahu apa ganjarannya bagiku bila kukatakan apa yang kuketahui."Dayang Pandan kertakkan rahangnya. Dan sebelum dia berucap, gadis yang memiliki raut wajah bulat telur dengan hidung bangir telah membuka mulut, "Jangan bikin urusan berbelit-belit! Kau bisa menjawab pertanyaan kami atau tidak, ganjarannya adalah kematian!"Segera saja Nenek Cabul alihkan pandangan pada gadis berpita biru yang barusan bersuara. Kalau biasanya perempuan berpakaian kuning kebiruan ini tak pernah suka mendengar ancaman orang, kali ini dia cuma tersenyum saja. Lalu katanya, "Menghadapi kalian bertiga, jelas saja aku tidak mampu. Lagi pula, aku bukanlah orang rimba persilatan seperti kalian. Tetapi, mengenai di mana orang yang kalian cari berada, aku bisa mengatakannya.""Katakan.'!" bentak si gadis berjubah biru pekat. Nenek Cabul jus
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

1189. Part 3

"Ilmu 'Penyangga Tubuh Kuatkan Jiwa' memang ilmu dahsyat! Ketiga gadis ini akan kuberi pelajaran!"Kali ini, Nenek Cabullah yang tak mau membuang waktu. Terutama mengingat dia harus selekasnya tiba di Bukit Watu Hatur. Keinginannya untuk bertemu dengan Raja Setan Seruling Maut guna mendapatkan Seruling Gading, makin melingkar dalam di hatinya.Dengan pergunakan ilmu 'Penyangga Tubuh Kuatkan Jiwa', Nenek Cabul menggebrak kembali. Dayang Kemilau yang dapat merasakan perubahan serangan lawan, segera saja lipat gandakan tenaga dalamnya.Namun dua bayangan telah mendahuluinya dengan teriakan membahana. Saat itu pula hawa panas yang keluar dari pukulan Nenek Cabul tertahan oleh dua bongkah kabut hitam yang keluarkan udara luar biasa dingin yang dilancarkan oleh Dayang Pandan dan Dayang Harum. Rupanya, kedua gadis ini tak mau nasib sial menimpa Dayang Kemilau setelah yang pertama kali dikalahkan oleh pemuda yang mengaku bernama Lolo Bodong.Blaaarr! Blaarrr!
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more
PREV
1
...
117118119120121
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status