"Jadi kau hendak membuang waktu hanya untuk menunggu lelaki itu siuman? Mengapa tidak dibunuh saja! Ingat Sunarsasi, aku menginginkan kau! Menginginkan tubuhmu seperti yang kau janjikan bila aku berhasil membunuh pemuda berjuluk Si Buta dari Sungai Ular! Dan katamu, pemuda itu akan muncul di Bukit Watu Hatur! Apakah tidak selekasnya kita tiba di sana!"
Sepasang mata jernih dari balik topeng yang dikenakannya, Dewi Topeng Perak yang memiliki nama asli Sunarsasi menggeram pendek.
"Sebenarnya, aku tak mengharapkan kemunculan manusia setan ini! tetapi sekarang, aku menghendakinya menjadi tameng maut untuk menghadapi siapa saja yang ingin kubunuh!" kata perempuan ini dalam hati.
Dewi Topeng Perak membuka mulut, "Aku juga tak sabar untuk tiba di Bukit Watu Hatur!"
"Bila kau katakan tentang kesabaran, aku justru tak sabar untuk mendapatkan janji yang kau berikan!" sambar si kakek bungkuk yang duduk bersila di atas tanah itu.
"Janji telah kuucapkan! Bila k
Terdiam Buang Totang Samudero dengan pandangan menyipit. Sesaat kesepian melanda. Di ujung sana, asap yang masih menguar akibat api yang dipadamkan paksa tadi, masih tersisa. Cukup mengaburkan pandangan. Sambil menengadah, Buang Totang Samudero berkata sengit, "Bunuh lelaki yang pingsan itu! Akan kubuktikan segala ucapanku tadi!!"Dewi Topeng Perak makin merasa yakin kalau jerat yang dipasangnya mulai mengena. Biar bagaimanapun juga, dia akan terus mengendalikan si kakek berkulit hitam legam itu. Dialihkan pandangannya pada Iblis Lembah Ular. "Manusia keparat ini memang tak patut untuk hidup! Sebaiknya, kupercepat saja dia berangkat ke neraka!"Seketika Dewi Topeng Perak mengangkat kaki kanannya. Saat mengangkat itu, betisnya yang gempal dan halus tertangkap oleh mata Buang Totang Samudero yang diam-diam menelan ludah. Dia jadi semakin tak sabar untuk melaksanakan apa yang dikatakan Dewi Topeng Perak. Lalu dilihatnya dengan dinginnya Dewi Topeng Perak menginjak pecah k
Memikir demikian, murid mendiang Ki Alam Gempita ini berkata, "Bila memang itu yang kau hendaki, kami akan menurutimu, Manggala.""Tidak! Aku tak akan pernah tenang sebelum membalas kematian Guru pada manusia sesat itu! Sampai hari ini aku belum pernah melihat tampang sesatnya! Kendati aku tahu Guru tewas di tangan dua orang suruhan Raja Setan Seruling Maut, tetapi pangkal dari semua petaka yang terjadi berawal dari tangannya! Tidak! Apa pun yang akan terjadi aku akan tetap memburu Raja Setan Seruling Maut!"Dua pasang mata segera mengarah pada Sri Kunting yang berkata tegas barusan."Aku bisa melihat kekerasan di mata Sri Kunting. Rasanya... ini sebuah awal lain yang akan membawa petaka. Hmm, aku harus membujuknya. Apa yang dikatakan Garaga memang harus diselidiki lebih dulu. Dan kuminta Sri Kunting serta Wulung Setelah yang membantuku untuk melakukan penyelidikan bersama Garaga, karena tak mungkin aku bisa menguasai keadaan sebanyak ini. Dan biar bagaimanapun,
DI SATU tempat yang sepi dan direntakkan malam dingin beringas, satu sosok tubuh berpakaian panjang warna kuning kebiruan berhenti berkelebat. Dada besar yang dimiliki sosok tubuh yang ternyata seorang perempuan berusia setengah baya namun memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna ini, naik turun. Keringat membasahi wajahnya, yang segera dihapusnya dengan punggung tangan kanannya. Sepasang matanya tajam memperhatikan sekelilingnya.Kejap kemudian, terdengar dengusannya yang diselingi desahan, "Keparat! Ke mana manusia buntung itu pergi! Benar-benar kapiran! Gerakannya begitu cepat sekali!"Sosok yang bukan lain Nenek Cabul adanya ini kembali katupkan mulut rapat-rapat. Matanya makin mencorong tajam memandangi sekitarnya. "Jahanam betul! Manusia berlengan buntung itu berani-beraninya menolak ajakanku untuk bergabung! Setan keparat! Padahal aku tak bermaksud untuk bergabung dengannya! Hanya dikarenakan agar memudahkanku untuk tiba lebih cepat ke Bukit Watu Hatur saja, aku
Kalau tadi wajah Nenek Cabul berubah, kali ini nampak senyuman mengembang di bibirnya. "Pertanyaan yang kalian ajukan tak sulit kujawab. Tetapi, aku ingin tahu apa ganjarannya bagiku bila kukatakan apa yang kuketahui."Dayang Pandan kertakkan rahangnya. Dan sebelum dia berucap, gadis yang memiliki raut wajah bulat telur dengan hidung bangir telah membuka mulut, "Jangan bikin urusan berbelit-belit! Kau bisa menjawab pertanyaan kami atau tidak, ganjarannya adalah kematian!"Segera saja Nenek Cabul alihkan pandangan pada gadis berpita biru yang barusan bersuara. Kalau biasanya perempuan berpakaian kuning kebiruan ini tak pernah suka mendengar ancaman orang, kali ini dia cuma tersenyum saja. Lalu katanya, "Menghadapi kalian bertiga, jelas saja aku tidak mampu. Lagi pula, aku bukanlah orang rimba persilatan seperti kalian. Tetapi, mengenai di mana orang yang kalian cari berada, aku bisa mengatakannya.""Katakan.'!" bentak si gadis berjubah biru pekat. Nenek Cabul jus
"Ilmu 'Penyangga Tubuh Kuatkan Jiwa' memang ilmu dahsyat! Ketiga gadis ini akan kuberi pelajaran!"Kali ini, Nenek Cabullah yang tak mau membuang waktu. Terutama mengingat dia harus selekasnya tiba di Bukit Watu Hatur. Keinginannya untuk bertemu dengan Raja Setan Seruling Maut guna mendapatkan Seruling Gading, makin melingkar dalam di hatinya.Dengan pergunakan ilmu 'Penyangga Tubuh Kuatkan Jiwa', Nenek Cabul menggebrak kembali. Dayang Kemilau yang dapat merasakan perubahan serangan lawan, segera saja lipat gandakan tenaga dalamnya.Namun dua bayangan telah mendahuluinya dengan teriakan membahana. Saat itu pula hawa panas yang keluar dari pukulan Nenek Cabul tertahan oleh dua bongkah kabut hitam yang keluarkan udara luar biasa dingin yang dilancarkan oleh Dayang Pandan dan Dayang Harum. Rupanya, kedua gadis ini tak mau nasib sial menimpa Dayang Kemilau setelah yang pertama kali dikalahkan oleh pemuda yang mengaku bernama Lolo Bodong.Blaaarr! Blaarrr!
"Aku juga berharap demikian. Apakah kau pikir dia termakan oleh akalmu waktu itu?"Raja Dewa menggelengkan kepala."Aku tidak yakin. Karena tenaga 'Pembalik Bumi' yang diam-diam kusalurkan dan kutakut-takuti dia dengan mengatakan Trisula Mata Empat akan menyerang pemegangnya bila tak tahu bagaimana cara mengendalikannya, akan hilang dengan sendirinya setelah lima kali penanakan nasi.""Berarti, senjata mustika milikmu itu masih berada di tangannya....""Kemungkinan besar seperti itu. Dapatkah kau membayangkan, bila Nenek Cabul bermaksud bergabung dengan Raja Setan Seruling Maut. Dua manusia sesat yang memiliki senjata-senjata mustika yang bukan miliknya, akan membuat rimba persilatan ini semakin bertambah kacau...."Masing-masing orang kembali terdiam. Dan tatkala keduanya dilanda sepi dan diredam malam yang dingin, keduanya melihat satu sosok tubuh yang mengenakan pakaian terbuat dari sutera berkelebat dari jarak dua puluh tombak di samping kanan
Memutuskan demikian, pemuda dari Sungai ular ini segera menceritakan apa yang dialaminya. Dan di luar dugaan terdengar sahutan Raja Siluman Ular Putih, "Justru kaulah yang harus memecahkannya, Manggala. Karena, ini adalah kesepakatanku dengan Pendekar Bijaksana....""Oh!""Tanpa diketahui siapa pun, Pendekar Bijaksana telah membicarakan persoalan itu denganku. Aku juga yang turut mengatur semua ini. Pendekar Bijaksana akan menantang Seruling Maut bertarung di Bukit Watu Hatur, tetapi engkaulah yang akan menghadapinya.""Mengapa, Guru?""Ini sudah aturan mainnya.""Mengapa Guru tidak turun tangan?""Kemunculan Pendekar Bijaksana, adalah untuk menguji kebenaran tentang berita yang didengarnya. Sementara aku sendiri sudah bertambah tua, kendati usiaku jauh berbeda dengan Pendekar Bijaksana...."Diam-diam Manggala mendengus dalam hati."Huh! Memang susah berbicara dengan orang-orang seperti mereka. Lantas, ke mana perginya Guru Dew
Dengan suara sarat dendam, Siluman Kawah Api menceritakan pengalamannya tatkala mendapati sosok Iblis Lembah Ular yang pingsan. Setelah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, mendadak saja perempuan tua ini dikejutkan oleh satu suara yang entah berasal dari mana. Kemarahannya pun muncul. Dengan pukulan-pukulan dahsyat dia berusaha menemukan dan memaksa keluar orang yang justru berkata-kata menyakitkan telinganya. Tetapi sampai tempat di mana sosok Iblis Lembah Ular pingsan berkobar oleh api-api yang dilepaskannya, orang yang dimaksud Siluman Kawah Api tetap tak menampakkan batang hidungnya. Dan api-api yang dipadamkan oleh Buang Totang Samudero itulah yang berasal dari api yang dilepaskan oleh si nenek berdagu lancip ini.Mendengar cerita orang, Raja Setan Seruling Maut kernyitkan keningnya. Lalu terdengar suaranya pelan namun tegas, “Aku bisa menebak siapa orang itu adanya....""Siapa?!" sambar Siluman Kawah Api cepat dengan rahang dikertakkan."Pendeka