Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.
Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.
Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw
Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles
Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in
Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert
Saat ini. Di luar sana, terjadilah kehebohan yang sulit diterima akal sehat! Delapan hari berturut-turut terjadi bulan purnama disertai hawa dingin membekukan tulang!. Siang malam hawa dingin bagai menggerogoti tulang dan sumsum manusia. Bisa dibayangkan jika pada siang hari bolong dengan sinar matahari terik memancar, justru hawa terasa dingin meski tidak sedingin di malam hari. Tentu saja fenomena ini banyak menimbulkan berbagai macam pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Bathara Kala berhasil menemukan kembali tubuhnya, lalu mencari si musuh abadi dan terjadi perang tanding dengan Bathara Wisnu di khayangan sehingga terjadi bulan purnama penuh selama beberapa hari. Ada pula yang mengatakan bahwa sebentar lagi Pulau Jawa akan hancur karena pagebluk, dikarenakan terlalu banyak manusia yang adigang, adigung dan adiguna (bertindak semaunya) yang bertebaran dimana-mana. Beberapa tokoh sakti yang ahli ramal atau pun nujum mengatakan ada seseorang yang sedang menuntut ilmu kesaktian tingkat
Hiiatttt...!Senopati yang memegang 1 tombak langsung melesat kedepan dengan tombak lurus kedepan, siap menusuk sosok Manggala yang hanya berjarak 2 tombak saja darinya. Manggala sendiri terkejut melihat serangan itu. Di samping geraknya yang tidak leluasa, karena ukuran perahu yang kecil. Untuk mundurpun tak mungkin Manggala lakukan, karena dibelakang telah menunggu senopati pemegang 2 tombak yang sudah siap sedia bergerak kalau seandainya Manggala menghindar mundur.“Tak ada jalan lain..” membatin Manggala.Tiba-tiba saja tubuh Manggala bergerak kedepan dengan sangat cepat ke kiri dan kanan, menyongsong serangan senopati yang menyerangnya. Walaupun Manggala berusaha untuk memberikan perlawanan, tapi yang dihadapinya adalah seorang senopati agul Istana Dasar Samudra.Desshh!Dada Manggala terkena serangan telak senopati tersebut hingga membuat tubuh kecil itu langsung terlempar keluar dari perahu.Byurr..!Sebelum tubuh Manggala semakin dalam tenggelam ke dasar laut yang dalam, salah
Ajian Ragasuri bukannya tidak memiliki dampak bagi pemiliknya, ajian ini hanya bisa dihilangkan atau disudahi, bila ada seseorang yang membangunkan si pengguna Ajian Ragasuri. Jika tidak, maka si pengguna Ajian Ragasuri ini akan tidur untuk selama-lamanya. Untungnya, lilitan si ular putih raksasa, telah membantu Manggala terbangun dari kondisi mati surinya. Manggala tak menyadari kalau tadi, tubuhnya telah mengeluarkan kilatan lidah petir yang dahsyat yang membuatnya telah selamat dari kematian.Dengan sisa-sisa tenaganya, Manggala berusaha untuk berenang keluar dari sungai tersebut, tapi malangnya, justru Manggala berenang ke arah yang salah. Manggala berenang mengikuti arus sungai yang bermuara pada sebuah lubang berukuran besar yang menjadi sarang dari semua ular yang ada di sungai ular tersebut.“Aahhh...!” Manggala hanya mampu berteriak dengan keras saat tubuhnya tersuruk masuk ke dalam lubang itu tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Manggala merasakan tubuhnya seperti masuk ke luban
"Upss!"Kress! Seperti meremas tahu, batu dinding gua itu langsung hancur. Tentu saja tubuh telanjang Manggala langsung meluncur ke bawah dengan deras.Jlegg! Bless!Begitu menyentuh tanah, sepasang kaki bocah buta yang kini bisa melihat itu, langsung amblas setinggi lutut!"Wah ... kok aku jadi hebat begini?"Disentuhnya tanah didepannya dengan jari telunjuk kiri.Bless! Tanah langsung bolong bundar!"Jariku pun juga jadi hebat!" seru Manggala girang, "... kalau gini sih jadi mendadak sakti dong!" Bukan mendadak dangdut, lho!Pelan-pelan ia mengangkat kaki kiri keluar dari lubang, diikuti kaki kanan dikeluarkan pula. "Jadi orang sakti susah juga, harus bisa mengatur tenaga biar tidak kelewar takaran." keluhnya.Saat ia menunduk dengan maksud melihat bekas injakan kaki, si Manggala terlonjak kaget. Kini matanya dapat melihat dengan jelas rajah petir yang ada di dadanya yang tidak mengenakan pakaian.“Jadi, apa yang ku alami tadi, bukan mimpi rupanya...” ucap Manggala temenung.Begitul
Bukan main terkejutnya Manggala mendengar ular putih raksasa itu bisa berbicara seperti manusia. Manggala sampai terlonjak ke belakang sejauh dua batang tombak. Paras wajahnya diliputi keheranan bercampur ketidakpercayaan."Kau.... Kau bisa bicara?" tanya Manggala tidak percaya dengan pendengarannya sendiri."Apa telingamu sudah tuli, heh?!" bentak ular putih raksasa itu."Tidak..., aku tidak bermimpi. Dia benar-benar bicara," Manggala seperti orang tolol."Jangan berlagak bodoh, anak muda! Dari mana kau peroleh Ajian Gelombang Samudra Merah itu?"Manggala diliputi rasa tidak percaya dan keheranan yang amat sangat. Baru kali ini dia bertemu dengan seekor ular putih raksasa aneh yang bisa bicara. Manggala baru menyadari kalau binatang itu adalah seekor ular bermahkota.Sungguh sulit dipercaya. Manggala sering mendengar cerita tentang ular, tapi belum pernah Manggala mendengar ada ular berukuran begitu besar yang kini ada di depannya. Dan semua itu bukanlah mimpi, tapi kenyataan yang di