Bab 38. Suara Hati Ainun"Sepertinya kamu kurang bersih, deh, masa ada debu di dapur ini?" Ainun mencolek lemari kaca, lantas tersenyum penuh arti karena tidak ada debu sama sekali yang menempel di sana. Dia pun melanjutkan, "mau aku bantu buatin kopi sesuai takaran yang Nizar suka?""Tidak perlu." Alia merampas kembali gula yang dipegang oleh sahabatnya, lalu menuangkan satu sendok makan gula, satu sendok teh kopi."Bukan seperti itu, Lia."Alia menatap tajam pada Ainun. "Mungkin itu dulu, tapi setelah menikah, kesukaan Nizar berubah. Dia lebih menyukai takaran yang aku buat sendiri.""Oke." Senyum Ainun merekah, kemudian meninggalkan dapur begitu saja karena merasa kesal.Dia tersentak begitu melihat Bu Aminah yang baru saja melewati pintu. Luka lama kembali terkuak. Tiga hari sebelum putranya menikah, wanita paruh baya itu meminta Ainun untuk bertemu.Hari itu, sepulang dari majlis, Ainun menemui Bu Aminah di dekat alun-alun. "Iya, Tan?""Aku tahu kamu dan Nizar saling mencintai, t
Baca selengkapnya