Share

Bab 32. Beradu Mulut

Bab 32. Beradu Mulut

"Siapa yang berani meledek anak saya, hah?!" teriak Bu Zahra lagi di sepanjang jalan diikuti oleh Alia di belakangnya.

Melihat Pak Darsono, Gendis dan juga Novita sedang nongkrong di warung tadi sambil menikmati kopi hitam plus pisang goreng, Bu Zahra langsung mampir memberi tatapan tajam serupa elang yang siap menerkam mangsanya.

Napasnya memburu, Bu Zahra menatap dongkol pada mereka begitu Novita dan Gendis tersenyum mengejek, paham tujuan Bu Zahra ke sana.

"Mau klarifikasi kalau Alia itu nggak merebut kekasih Ainun, iya?" celetuk Novita semakin berani.

Bu Zahra pun menunjuk wajahnya dengan spatula. "Heh, Centong Nasi. Siapa yang katamu merebut kekasih Ainun? Lia? Emang pacaran itu diperbolehkan dalam Islam? Kagak, kan? Jadi Nizar itu bukan pacarnya Ainun. Mereka cuma pernah dekat!"

"Enak aja anak gue dikatain centong nasi. Anak lu kali yang mirip ampas onggok!" timpal Pak Darsono menunjuk wajah Lia.

Suasana sem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status