Home / Romansa / KEKASIHKU BUKAN BODYGUARD BIASA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of KEKASIHKU BUKAN BODYGUARD BIASA : Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

Part 21 Ciuman

Tatapan semua penghuni rumah tertuju pada kedua orang itu. Bagaskara mendekat dan mengeratkan rahangnya."Pergi kalian dari sini! Kemasi barang-barang kalian!" sentaknya sambil menunjuk pintu."Kami tidak bisa membiarkan mereka pergi, Pak. Mereka harus kami bawa ke kantor polisi dan kami proses!" sela salah satu polisi pada Bagaskara. Lalu, tatapannya beralih pada Alexei. "Untuk dugaan pelanggaran yang lain, silakan membuat laporan dan sertakan bukti, Pak!" imbuhnya.Alexei mengangguk. "Baik, terima kasih!" jawab laki-laki itu tenang.Bagaskara mengusap dahinya kasar. Tidak pernah dia duga jika pembantu mereka sendiri adalah seorang pemakai narkoba dan juga bersekongkol untuk membunuh Aruna."Baiklah, kami akan mengikuti prosedur dari kepolisian." Bagaskara berkata lirih kemudian meninggalkan tempat itu. Laki-laki tua itu sangat geram dengan kenyataan yang terjadi. Dia harus melakukan satu hal, sebelum Belinda membuat kekacauan lebih parah lagi!*"Kamu yang gila! Aku nggak sudi meng
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 22 Kalian Egois dan Munafik

"Maaf, Mbak. Aku tadi dapat telepon dari Mas Ery. Dia bilang ada jadwal pemotretan untuk majalah fashion. Terus malam minggu ada acara launching produk kosmetik baru di Bali."Aruna mengangguk tak minat. "Iya, apa kamu sudah bilang ke Alexei soal ini?" tanya Aruna malas."Belum, sih. Kan, Mbak yang jalani pemotretan bukan Alexei!" sahut Isma."Baiklah, tapi kamu harus bicara sama dia dulu, Neng. Jangan terkesan mendadak. Aku nggak mau dia ngamuk!"Mata Isma menyipit. Gadis itu merasa heran, akhir-akhir ini, Aruna lebih peduli dengan Alexei. Padahal, biasanya terkesan tidak peduli. Isma tersenyum, ketika ingat kedua orang itu salah tingkah."Aku heran, kenapa Mbak Runa sekarang lebih peduli dengan Alexei, ya? Sepertinya telah tumbuh dan terjadi sesuatu di antara kalian!" ucap Isma menggoda.Sontak wajah Aruna memerah menahan malu. Buru-buru gadis itu memalingkan wajah. "Eng-nggak, kok, Neng. Nggak!" elaknya gugup.Isma berdecak lirih. "Iya juga nggak apa-apa, Mbak. Alexei cakep, genius,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 23 Tentang Kinasih

"Maksudnya Papa, aku bukan anak Papa dan Mama? Apa yang dibicarakan orang-orang tanpa sepengetahuanku, Pa?" tanya Aruna lagi dengan nada meninggi."Bu-bukan begitu, Aruna. Kamu salah paham. Kamu harus tahu satu hal, Aruna. Ayo kita bicara di kamar!" pinta Bagaskara yang merasa tidak nyaman di situ.Aruna mengangguk. Dia mengikuti Bagaskara menuju ke kamar laki-laki itu. Bagaskara mengajak Aruna ke ruang kerja yang menyatu dengan kamarnya. Aruna menatap setiap pergerakan sang ayah.Bagaskara mengambil sebuah album foto lama yang tersimpan di dalam brankas. Lalu, laki-laki itu menghampiri Aruna yang duduk di sofa."Kamu memang sudah waktunya tahu, Sayang. Maaf, Papa sembunyikan ini bertahun-tahun karena Papa ingat pesan Kakek Sasmito.""Kakek? Beliau pesan apa, Pa?" tanya Aruna dengan kening berkerut.Bagaskara mengusap kepala Aruna dengan tatapan sendu. Laki-laki itu menunduk, menyembunyikan mendung di wajahnya.Flashback 24 tahun lalu....Di depan gedung sekolah Taman Kanak-Kanak berta
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 24 Ya Tebya Lublyu

"Alenadra?" ulang Alexei.Aruna mengangguk pelan. "Iya, maaf. Kalau kamu keberatan nggak usah dijawab! Aku tahu, hal ini sangat menyakitkan untukmu," ucapnya melirih.Alexei mengangguk mengerti. Cukup lama dia memang menyimpan kenangan buruk tentang sang adik. Tidak ada gunanya, Alexei memendam semua seorang diri lagi."Baiklah, aku akan ceritakan!" jawab Alexei pada akhirnya. "Kamu yakin?""Iya, Aruna. Dua tahun aku memendam rasa sakit dan dendam ini. Waktu itu, aku dan Alenadra sama-sama kuliah di Sankt Petersburg. Alenadra kuliah sekaligus menekuni hobi balet. Dia juga melatih balet anak-anak orang asing. Alenadra akrab dengan salah seorang warga Indonesia yang tinggal di Russia cukup lama. Dari keakraban itu, Alenadra berteman dekat dengan laki-laki dari Indonesia juga. Setelah itu entah bagaimana, aku menemukan adikku meninggal dengan luka tembak."Alexei menunduk. Dia mengeratkan genggamannya pada botol air mineral itu. Aruna mengikuti gerakan tangan Alexei dengan pandangannya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 25 Hampir Runtuh

Aruna terkejut. Dia menatap nanar pada Alexei. Jika memang benar senjata itu memiliki kemiripan atau dari orang yang sama, berarti... Aruna menggeleng kuat.Membayangkan dirinya menjadi target serangkaian pembunuhan saja, hidupnya tidak tenang. Apalagi, ditambah informasi baru jika kemungkinan pembunuh itu, bukan orang sembarangan. Lantas, ada kepentingan apa orang-orang itu hendak membunuhnya?Apa ini menyangkut mitra bisnis Bagaskara? Berbagai pertanyaan tanpa bisa dijawab, kembali memenuhi kepala Aruna. Menyadari gadis di sampingnya kembali syok, Alexei merangkul bahu Aruna. "Kamu jangan takut. Kamu tidak berjalan sendiri. Ada aku!" ucapnya pelan."Apa orang itu saingan bisnis Papa?" tanya Aruna lirih.Alexei kembali menggeleng. Laki-laki itu segera mematikan laptop dan menutupnya. Alexei menyandarkan punggung di sofa, sedangkan Aruna masih bersandar di dadanya."Aku terus menyelidiki hal ini, Aruna. Siapa pun orang itu, aku yakin, ini ada akarnya."Aruna langsung mendongak. "Maks
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 26 Benteng Yang Runtuh

Isma berdecak. "Aku nggak percaya, Gospodin!" sahutnya.Alexei mengangkat bahunya sekilas. "Up to you, Isma!" jawabnya datar.Alexei beralih menatap Aruna dan meminta gadis itu keluar dari kamar. Aruna mengangguk, kemudian mengikuti Isma. Sepeninggal Aruna dan Isma, Alexe kembali menyibukkan diri di depan laptop. Laki-laki itu masih penasaran dengan foto senjata api yang memiliki nomor seri sama tersebut.Selanjutnya, Alexei mengambil handphone yang sejak tadi belum dibuka. Ada sebuah pesan masuk.["Posle nashego issledovaniya gil'zy ot pul' imeyut nechto obshcheye. Shans togo zhe oruzhiya 70%"] Setelah kami teliti, dari selongsong peluru memiliki peluang kesamaan 70%. "Aku harus menemukannya, demi kamu Alenadra. Juga demi kamu, Aruna!"["Spasibo, zhdu dal'neyshikh novostey."] Terima kasih, kutunggu kabar selanjutnya.Setelah membalas pesan itu, Alexei segera mengunci pintu kamar dan merendam tubuhnya dengan air dingin di dalam bathtub. Bayangan kemesraan dengan Aruna tadi kembali m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 27 Milyy

"Ah ... sakit, Alex," lirih Aruna sambil merangkul bahu Alexei.Alexei mengusap air mata di pelipis Aruna sambil mengecup kening gadis itu berkali-kali. Rasa sesal tiba-tiba menggelayut di hati. Alexei tidak menyangka jika malam ini, di kamarnya, Aruna telah menyerahkan mahkota berharganya. Alexei telah kalah dari janjinya sendiri untuk menjaga gadis itu."I am sorry Milyy, i am sorry," bisik Alexei dengan mata mengembun.Aruna mengusap pipi Alexei dan mengangguk pelan. Gadis itu menggigit bibir menahan rasa perih di bawah sana. Apalagi, Alexei terus membawanya ke puncak kenikmatan yang ternyata menyakitkan."Kamu nggak percaya kalau aku masih perawan?" tanya Aruna di antara desahannya.Alexei menggeleng. Dia kembali mencium bibir Aruna untuk meredam rintihan gadis itu. Cukup lama, dua insan di mabuk cinta dan terselimuti nafsu itu saling menuntun. Sampai pada akhirnya, Alexei menjatuhkan tubuh di atas Aruna sembari memeluk gadis itu."Ya lublyu tebya, Milyy," bisik Alexei, lalu beral
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 28 Cemburu

"Kenapa dengan keluarga Alexei, Tuan?" tanya Julio heran.Bagaskara menggeleng samar. Dalam hati terdalam ada rasa tidak rela, puteri kecilnya yang dibesarkan itu kini akan berpindah tanggung jawab. Namun, itu pilihan terbaik untuk Aruna dan Alexei."Alexei melamar puteriku, Julio!" jawabnya lirih. Julio terkejut mendengar jawaban itu. "Mereka akan menikah dalam waktu dekat, tapi tanpa pesta. Itu keinginan mereka!" lanjutnya sambil tersenyum samar.Akhirnya, Julio mengangguk-angguk. "Baiklah, Tuan. Saya akan cari tahu tentang latar belakangnya. Mungkin itu lebih baik jika Mbak Aruna menikah dengan Alexei. Saya lihat, pria itu sangat bertanggung jawab!" ujarnya.Kembali Bagaskara tersenyum samar. Dia memang tidak meragukan tanggung jawab Alexei. Namun, Bagaskara masih penasaran dengan jati diri laki-laki itu.Elang Angkasa Office."Saya tidak memerlukan kerjasama apa pun dengan Bumi Perkasa. Perusahaan sampah!" ucap laki-laki muda itu sambil melemparkan map ke atas meja."Baiklah, saya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 29 Rahasia Alexei

Alexei mengambil alih handphone dari tangan Aruna. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang sepi. Aruna mengikuti arah pandangan Alexei sekilas, lalu menatap laki-laki jangkung itu dengan cemberut."Kita bicara di mana?" tanya Alexei.Aruna mengangkat bahu tak acuh. "Terserah kamu saja!" jawabnya jengkel.Alexei mengangguk. Dia memilih mengunci pintu kamarnya dan mengajak Aruna memasuki kamar gadis itu lagi. Sesampai di tepi tempat tidur, Alexei kembali menyalakan handphone dan menatap sekilas foto Aruna di situ.Aruna ikut menatap ke arah fotonya. "Kamu nyolong di Gugel, ya?" todongnya sedikit ketus.Alexei terkekeh pelan. "Tidak. Aku memang mendapatkan foto ini sebelum datang ke Indonesia. Seseorang memberikan padaku!" jawabnya jujur.Aruna semakin penasaran. "Siapa yang memberitahumu?" kejarnya.Tangan Alexei berpindah ke bahu gadis itu. Aruna justru tidak sabar menunggu penjelasan dari Alexei. Dengan jahil, dia mencubit-cubit kecil paha laki-laki itu."Ayo katakan, Alex
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 30 Jebakan Untuk Alexei-Aruna

"Gospodin, apa yang kamu cari?" tanya Isma tidak sabar lagi. Semenjak memasuki kamar hotel, Alexei sibuk memeriksa setiap jengkal ruangan. Laki-laki itu menarik napas lega karena tidak menemukan hal yang mencurigakan.Di atas tempat tidur, Aruna ikut menatap ke arah Alexei. Setelah memastikan kamar dalam keadaan aman, Alexei menghempaskan tubuhnya di sofa. Isma langsung menyingkir. Gadis itu memilih duduk di atas tempat tidur bersama Aruna."Biarkan barang-barang tetap di dalam koper, Isma, Milyy!" ucap Alexei tiba-tiba.Aruna langsung menatap Alexei. "Memangnya kenapa, Alex?" tanyanya tidak mengerti."Kamu akan tahu nanti. Sudahlah, jangan banyak bertanya seperti Isma, Milyy!" jawab Alexei santai.Isma melotot tak terima karena selalu menjadi bahan sindiran. "Gospodin Alexei Yevgeny! Perasaan hari ini aku nggak tanya apa-apa!" sahutnya kesal.Alexei mengangkat bahu tak acuh. "Iya, heran saja. Biasanya kamu banyak bertanya, Isma!" Alexei kembali meledek.Aruna terkekeh. Gadis itu bang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status