Home / Romansa / KEKASIHKU BUKAN BODYGUARD BIASA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of KEKASIHKU BUKAN BODYGUARD BIASA : Chapter 11 - Chapter 20

97 Chapters

Part 11 Perang Dingin

"Om semakin hari semakin hot, saja," goda seorang perempuan dengan bibir dipoles lipstik tebal.Kuku jarinya yang dicat berwarna merah, mengusap-usap dada Bagaskara. Bagaskara segera menyambar bibir perempuan muda tersebut. Keduanya larut dalam ciuman di sisi tempat tidur kamar hotel itu.Bagaskara yang sudah turn on, langsung mendorong tubuh perempuan muda itu sehingga jatuh terlentang di atas tempat tidur. Tangan laki-laki itu bergerak liar ke tubuh perempuan yang mengerang manja di bawahnya.Beberapa menit kemudian, kedua manusia itu sudah sama-sama mengarungi kenikmatan di atas tempat tidur bersprei putih itu."Aah, Om," bisik perempuan itu manja."Sebentar lagi, Dita," bisik Bagaskara dengan napas memburu.Brak!Keduanya langsung menoleh ke arah pintu yang dibuka, lalu ditutup kasar. Bagaskara menatap tajam pemuda yang berdiri di sana."Lancang sekali kamu, Gery!" bentak Bagaskara sambil mengenakan celananya.Dita segera menyambar selimut dan berlari ke kamar mandi. Di depan pintu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 12 Test Laboratorium

Aruna ternganga mendengar ucapan sinis Alexei. Gadis itu menunduk sekilas, lalu memalingkan wajah salah tingkah. Di depannya, Alexei menatap tajam gadis yang menurutnya sangatlah cerewet itu."Kenapa? Itu kan, yang kamu mau, Aruna?" tanya Alexei mengejek.Aruna langsung mendongak. Bibir gadis cantik itu mencebik meremehkan. "Nggak usah terlalu jauh mikirnya. Aku hanya ingin minta bantuan kamu, bukan mengaku sebagai pacarku!" balasnya.Terdengar kekehan kecil dari mulut Alexei. Dia menatap Aruna yang melewatinya begitu saja. Aruna menghentikan langkah ketika lengannya disambar bodyguard menyebalkan itu."Dengar, Nona Aruna!" Alexei berkata datar. "Aku hanya bertugas menjaga keselamatanmu, bukan bertugas menjadi juru bicaramu! Aku yakin, kalau aku merangkap pekerjaan itu, kamu tidak akan sanggup membayarku!" lanjutnya mengejek.Hhuuuuhh!Aruna mengerutkan bibirnya geram. Dia menghempaskan pegangan tangan kokoh Alexei. Alexei tersenyum sinis melihat Aruna kembali mati kutu di depannya."
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 13 Rencana Licik

Aruna mengambil mangkuk puding kosong itu dengan ragu. Alexei hanya tertawa kecil melihat kebingungan di wajah gadis itu."Alex, kamu merencanakan sesuatu?" tanya Aruna curiga.Alexei mengangguk pelan. "Tentu. Mereka merencanakan sesuatu, aku juga akan melakukan hal yang sama. Setiap hari, kamu ambil puding itu. Tapi ingat. Jangan kamu makan!" pesannya tegas. Aruna mengangguk mengerti. "Terima kasih, Alex!" ucap gadis itu kemudian berlalu.Alexei segera keluar dari kamarnya setelah memastikan jendela telah terkunci. Dengan langkah tegap dan sikap dingin, laki-laki jangkung itu menuruni anak tangga. Alexei meletakkan tas ransel miliknya di kursi meja makan.Laki-laki itu membelokkan langkah ke dapur hendak mengisi tumbler dengan air hangat. Dia segera mundur selangkah ketika mendengar suara samar-samar. Suara itu terdengar ketakutan dari dalam ruang laundry. "Sepertinya Nona Aruna membawa puding itu ke kamar. Iya, baiklah. Nanti saya check di kamarnya. Baiklah, iya."Alexei segera be
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 14 Duri Dalam Daging

Dita mengerang berkali-kali. Bagaskara memang masih begitu tangguh. Sangatlah tepat jika laki-laki itu dijuluki tua-tua keladi. Bagaskara tidak pernah mendapatkan kepuasan seperti yang Dita berikan. Belinda, istri simpanannya itu terlalu sibuk dengan dunia sosialita dan menghamburkan uang Bagaskara. Sedangkan dulu, ketika bersama Kinasih, Bagaskara enggan melakukannya. Laki-laki itu memilih sibuk dengan bisnis dan bisnis. Serta sibuk dengan para wanita di sekelilingnya. Dita mengerjap dan menyipitkan mata ketika tidak mendapati Bagaskara di sampingnya lagi. Gadis itu beringsut dan memakai pakaiannya yang berserak di bawah tempat tidur.Dita menghentikan langkah ketika mendapati Bagaskara berada di balkon sambil merokok. Bagaskara terkejut, kemudian menatap Dita sesaat. Laki-laki itu bangkit, dan mendekati sang kekasih.Melihat wajah ketakutan Dita, Bagaskara segera memeluk tubuh Dita dan menyambar bibir sensual gadis yang hanya mengenakan gaun tidur tipis itu."Ah, Dita. Kenapa kamu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 15 Dendam Masa Lalu

Alexei tersenyum sekilas, kemudian memilih bangkit. Laki-laki itu meninggalkan ruang makan dan melangkah cepat menuju kamarnya. Alexei menyibak sedikit gorden jendela ketika mendengar suara mobil Bagaskara meninggalkan rumah."Alex!" Panggilan Aruna dari depan pintu kamar, membuat laki-laki itu menoleh.."Come in!" Aruna mengangguk. Gadis itu duduk di sofa yang terletak di samping tempat tidur Alexei. Alexei kembali menyodorkan handphone. Aruna mengamati sekilas kemudian mengangkat wajahnya menatap Alexei."Apa rencanamu, Alex?" tanya gadis itu."Nanti kamu tahu sendiri, Aruna. Oh, ya, Isma bilang minggu depan kamu akan menghadiri acara ulang tahun teman kamu. Itu benar?"Aruna mengangguk pelan. "Iya, sudah masuk schedule!" jawabnya."Hati-hati, Aruna!"Kening Aruna berkerut. Sedangkan Alexei malah sibuk menyiapkan beberapa keperluan dan dimasukkan ke dalam ransel. Tidak ada sahutan dari Aruna, Alexei menghentikan kegiatan dan menoleh.Alis laki-laki itu terangkat. "Tidak biasanya kam
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 16 Benalu

"Pak! Tolong antar aku ke tempat badminton, bisa?"Pak Amir terperanjat. Laki-laki yang tadi fokus pada layar handphone itu sontak memasukkan benda pipih itu ke saku celana. Aruna tersenyum melihat keterkejutan di wajah sopir yang sertia bersamanya semenjak dia kecil itu.Aruna tersenyum canggung. "Maaf, Pak. Aku ngagetin Bapak. Lagi teleponan sama istri, ya?" tebaknya."Ah, eh ... I-iya Non. Ayo. Mister Alexei tidak ikut?" tanya Pak Amir gelagapan.Laki-laki yang dibicarakan ternyata sudah berada di teras. Alexei menatap sekilas pada Pak Amir dan Aruna, kemudian mendekat.Mereka bertiga segera menuju tempat badminton. Olahraga itu sudah menjadi rutinitas mingguan Aruna jika tidak punya kegiatan lain. Maka malam ini, gadis itu mengajak Alexei bermain badminton.Ternyata Alexei tidak sejago Aruna dalam bermain badminton. Karena laki-laki itu lebih menggemari olahraga berkuda dan karate. Akhirnya Alexei menyerah dan memilih duduk menunggu bosnya bermain dengan Isma.Aruna dan Isma memil
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 17 Masa Lalu

Tatapan Aruna belum beralih dari kedua orang di depannya. Aruna memang pernah melihat pemuda itu. Tetapi, entah di mana? Aruna lupa. Aruna semakin merasa aneh setelah menyadari wajah keduanya memiliki garis yang mirip."Bisakah kalian jelaskan sesuatu?" tanya Aruna lirih. Dia menatap ayahnya dan Gerald bergantian. "Papa, dan kamu ... Ada apa sebenarnya antara kamu dan Papa?" ulangnya menuntut jawaban.Gerald menatap datar pada Bagaskara yang masih terlihat gugup. Ingin rasanya Gerald ertawa terbahak melihat wajah kebingungan laki-laki tua di depannya. Bagaskara mengusap dahinya yang berkeringat dingin."Ah, ya, sebaiknya aku pergi sa--""Em, saudara Gerald, nanti kita bicarakan lagi mengenai proyek kita!" Bagaskara memotong cepat ucapan anaknya.Gerald mengangguk dan tersenyum miring sekilas. "Saya rasa tidak ada yang perlu dibahas lagi, Tuan Bagaskara. Saya sudah tidak tertarik la--""Hentikan sandiwara kalian!" sentak Aruna tidak sabar. Kedua mata gadis itu berkaca-kaca. Aruna menata
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 18 Kecewa

Kembali Pak Amir tertegun mendengar pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya itu. Laki-laki itu menatap ke arah depan. Kedua tangannya mencengkram handle setir. Laki-laki itu seolah mengumpulkan keberanian untuk jujur pada Aruna. Itu berarti, dia harus menentang peringatan bosnya sendiri!Lalu, Pak Amir sedikit memutar tubuh dan menatap Aruna. Terlihat ketakutan dari sorot matanya. "Me-mereka, ng--" "Mereka istri simpanan Papa dan anaknya, benar, kan?" potong Aruna cepat.Alexei terkejut. Belinda. Alexei memang tidak mengenal wanita itu. Tetapi Alexei bisa menyimpulkan jika orang yang tengah dibicarakan itu, ada kaitannya dengan rencana pembunuhan pada Aruna.Pak Amir mengangguk samar. Dia merasa bersalah pada Aruna karena ikut menyembunyikan rahasia ini selama 24 tahun lamanya. Aruna memejamkan mata dan tersenyum miris.Semua sudah jelas. Ayahnya tidak sebaik yang dia kira. Aruna merasa malu, muak, dan benci. Entah apa yang akan terjadi jika media sampai tahu kehidupan menjijikkan Bag
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 19 Jebakan

Pakai bikini? Bukan hanya Aruna yang meradang, tetapi juga Isma. Sekali lagi Isma meneliti penampilan Aruna. Tidak ada yang salah. Aruna sangat anggun dan elegan dengan gaun itu. Menurut Isma, wajar-wajar saja seorang artis ke pesta ulang tahun memakai gaun seperti itu. Bukankah banyak artis yang berpenampilan lebih terbuka?Aruna dan Isma kompak menatap pintu kamar Alexei yang tertutup dari dalam. Mereka tidak menyangka jika bodyguard kaku itu ternyata berpikiran kolot. Tidak ada waktu untuk dandan lagi. Sampai di dalam mobil, Alexei tidak mengucapkan sepatah kata pun. Laki-laki itu_seperti biasa_dingin dan tanpa ekspresi. Di jok belakang, Isma menatap tak enak hati pada Alexei. Sedangkan Aruna, gadis itu memilih ikut diam karena menurutnya, kali ini dia sudah benar."Ehem!" Isma berdehem, berharap Alexei menoleh.Namun, laki-laki itu bergeming dan memilih fokus pada handphone. "Ya uzhe podozreval, oruzhiye bylo ne obychnym oruzhiyem!" (Saya sudah curiga, senjata itu bukan senjata bi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 20 Sidak

Pesta masih berlangsung sehingga tanpa terasa sudah hampir jam 22.00 WIB. Suara musik yang dibawakan grup band ibukota masih menghentak-hentak memekakkan telinga. Namun, beberapa saat kemudian, suara musik berhenti di tengah jalan.Seorang laki-laki berpakaian hitam tampak berbincang-bincang sejenak dengan vokalis grup band. Semua orang tampak bingung dan menatap ke arah panggung di mana laki-laki yang mengenakan t-shirt lengan pendek berwarna hitam itu berada."Jangan ada yang meninggalkan tempat! Mohon kerjasamanya. Kami dari Satreskoba Polda Metro Jaya. Tempat ini sudah kami amankan!"Suasana mendadak langsung hening. Bianca sebagai pemilik acara dengan koperatif mempersilakan para polisi memeriksa setiap tamu dan tempat acara.Di pintu masuk, dua orang polisi berpakaian preman sedang berjaga. Begitu juga di tempat parkir. Mereka mendapatkan informasi jika di pesta ini juga dilakukan pesta narkoba terselubung. "Kenapa polisi lebih cepat datang?" tanya laki-laki yang berada di dala
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status