"Aku nggak bisa mengatakan sama kamu, Neng!" jawab Aruna.Isma menarik napas pelan, lalu mengangguk berusaha memahami keputusan bosnya. Sedangkan Aruna kembali termenung di sisi tempat tidur. Hatinya semakin sakit teringat Alexei tadi. Hati dan egonya bertentangan. Berusaha keras melepaskan, tetapi semakin sulit melupakan."Hmm, ya, baiklah. Kalau memang Mbak Runa nggak mau cerita. Tapi, setidaknya kasih kesempatan Gospodin Alexei menjelaskan kesalahannya, Mbak!""Dia nggak salah, Neng. Alexei nggak pernah salah," ucap Aruna lesu.Isma menggaruk pelipis semakin tidak mengerti. "Ya, kalau gitu kalian balikan, Mbak. Apa pun masalahnya, bisa dibicarakan baik-baik, Mbak!" Isma mulai bersikeras.Aruna menggeleng berkali-kali. "Nggak, nggak! Kami lebih baik nggak bersama. Ada hal besar yang menghalangi kami bersama!" jelasnya, lalu mulai menangis.Rasanya, sudah cukup banyak air mata itu membasahi pipinya. Aruna juga lelah menangis. Dia berharap bisa melupakan semua kenangan indahnya bersama
Terakhir Diperbarui : 2023-08-29 Baca selengkapnya