Semua Bab Dikejar Lagi oleh Istri CEOku: Bab 501 - Bab 510

2312 Bab

Bab 501

"Selamat jalan, Tuan Luther!" seru Ronald sambil membungkukkan badannya di belakang ketiga orang tersebut."Selamat jalan, Tuan Luther!" Para bawahan di belakang Ronald juga ikut menyahut.Pada saat ini, Herbert yang berada di lantai atas langsung berlari turun karena merasa ada yang tidak beres. "Pak Ronald! Ada apa ini? Kenapa kamu malah memberikan uangnya kepada wanita itu?" tanya Herbert.Bukankah sebelumnya Ronald mengatakan akan memberi pelajaran kepada Ariana? Kenapa dia malah memberikan uangnya begitu saja begitu bertemu dengan wanita itu? Sejak kapan Faksi Draco jadi selemah ini?"Kau masih berani tanya?" Ronald berbalik dan memelototi Herbert dengan galak sambil berkata, "Apa kamu tahu siapa orang yang bersama wanita itu tadi?""Bukankah dia hanya seorang pengawal kecil? Apa yang perlu ditakutkan?" tanya Herbert sambil mengernyit."Pengawal?" Ronald tertegun, lalu menampar wajah Herbert dengan keras sambil memaki, "Berengsek! Buka matamu lebar-lebar! Orang itu ketua baru dari
Baca selengkapnya

Bab 502

"Heh! Apanya yang terancam? Jangan bicara sembarangan!" bentak Roselyn dengan mata membelalak dan ekspresi kesal. Sanggahan Luther ini membuat Roselyn merasa sebal."Kalau dugaanku nggak salah, hari ini sepertinya Malcolm akan dipecat," kata Luther dengan tenang."Omong kosong!" Mendengar ucapannya, Roselyn makin jengkel dan berkata, "Kak Malcolm adalah orang yang hebat, mana mungkin dia dipecat?""Terserah kamu mau percaya atau tidak. Intinya, Malcolm tidak bisa membantu dalam hal ini," timpal Luther sambil mengangkat bahunya."Huh! Kalau Kak Malcolm nggak bisa bantu, memangnya kamu bisa? Jangan bercanda!" maki Roselyn dengan ketus. Dari mana nyali Luther membual seperti ini di hadapannya?"Maaf saja, aku memang bisa melakukan hal yang nggak bisa dilakukan Malcolm," ujar Luther sambil tersenyum tipis."Hei! Kamu ini ngelunjak ya?" Mendengar ucapannya, emosi Roselyn langsung membeludak. "Luther, tadinya aku mau menghormatimu sedikit. Tapi karena kamu sesombong ini, jangan salahkan aku
Baca selengkapnya

Bab 503

"Tunggu!" Melihat pria paruh baya itu hendak pergi, Roselyn buru-buru menghampirinya. "Pak Okto, mungkin kamu nggak mengenalku. Tapi, kamu pasti kenal dengan Malcolm.""Malcolm?" Pria paruh baya itu mengangkat alisnya sambil bertanya, "Apa hubungan kalian dengannya?""Malcolm adalah pacarku!" Roselyn tersenyum dengan bangga. "Pak Okto, aku yakin dia sudah memberitahumu sebelumnya. Sekarang, kita seharusnya sudah bisa masuk ke kantormu, 'kan?""Nggak bisa." Pria paruh baya itu memasang ekspresi dingin dan berkata, "Sesuai ucapanku sebelumnya, harus buat janji dulu untuk bertemu denganku.""Hm?" Roselyn tertegun sejenak, lalu berkata dengan panik, "Pak Okto, apa kamu tidak mendengar jelas ucapanku tadi? Aku ini pacar Malcolm. Kedatanganku kali ini adalah untuk membahas bisnis denganmu.""Memangnya kenapa?" Okto mencibir, lalu melanjutkan, "Jangankan kamu, Malcolm yang datang sendiri pun tetap harus buat janji terlebih dulu!""Kamu ...." Roselyn kesal bukan main. Dia tidak menyangka bahwa
Baca selengkapnya

Bab 504

"Ke ... kenapa bisa begitu? Mustahil!" Malcolm membelalakkan mata dengan tak percaya. Meskipun tidak punya prestasi apa pun, selama ini Malcolm tidak pernah membuat kesalahan. Ditambah lagi dengan pendukungnya yang selalu melindunginya, kehidupan Malcolm di perusahaan ini sangat tenang dan berkuasa.Dengan koneksinya saat ini, bahkan jika perusahaan harus melakukan PHK pun, Malcolm tidak mungkin dipecat. Apa yang telah terjadi sebenarnya?"Kak Malcolm, kamu dipecat?" Melihat ekspresi Malcolm yang berubah drastis, Roselyn juga ikut tercengang. Bukankah Malcolm mengatakan dia bisa menangani transaksi ini dengan mudah? Sekarang bukan hanya transaksinya yang gagal, bahkan Malcolm juga sudah dipecat?"Kelihatannya ada masalah." Ariana merenung sambil mengernyit. Awalnya dia mengira Malcolm akan bisa membantunya. Kini tampaknya cara ini tidak akan bisa berhasil."Okto! Katakan sejujurnya, apakah ini ulahmu?!" bentak Malcolm dengan tatapan tajam."Aku nggak ada dendam apa pun denganmu, untuk
Baca selengkapnya

Bab 505

Menyenangkan sekali rasanya bisa membanggakan diri di depan begitu banyak orang.Ding!Pada saat ini, muncul sebuah pesan pada layar ponsel Okto. Begitu melihat isi pesan tersebut, dia tampak kaget. Setelah memastikan beberapa kali, wajahnya terhias senyuman semringah."Apa yang kamu tertawakan?" tanya Malcolm dengan wajah kesal."Malcolm, mimpi indahmu sepertinya akan hancur. Aku baru dapat pesan dari manajemen, katanya pamanmu juga sudah dipecat. Sekarang kalian berdua senasib," kata Okto dengan tenang."Omong kosong!" Malcolm memelototinya dan berkata, "Pamanku itu Presdir. Siapa yang punya kuasa untuk memecatnya?""Tentu saja Pak Fernando," jawab Okto dengan lantang.Malcolm sama sekali tidak percaya. "Pamanku adalah tangan kanan Pak Fernando, mana mungkin dia dipecat begitu saja tiba-tiba? Jangan bicara omong kosong!""Terserah kamu mau percaya apa nggak," jawab Okto. Dia malas berdebat dengan orang seperti ini. Meski tidak tahu apa yang terjadi, jelas sekali Malcolm dan pendukung
Baca selengkapnya

Bab 506

"Kenapa bisa begitu?" Malcolm terduduk di lantai dengan putus asa. Bahkan mimpi pun dia tidak akan menyangka bahwa orang yang dimakinya kemarin itu benar-benar Pak Fernando. Kini, dia bukan hanya dipecat, Malcolm bahkan menyeret pamannya dalam masalah. Kedua orang ini kini berada di titik terendah."Bajingan! Kenapa masih bengong di sini? Ikut aku pergi meminta maaf pada Pak Fernando!" Pria botak itu langsung menarik rambut Malcolm. Lalu, dia menyeret Malcolm dengan kasar keluar dari ruangan itu. Malcolm yang diseret itu pun tidak berani melawan sama sekali."Hah?" Melihat adegan ini, Roselyn terdiam seribu bahasa. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Malcolm yang tadinya masih begitu sombong, kini berakhir begitu mengenaskan."Orang sombong pasti akan kena karmanya sendiri, rasakan!" Okto mendengus sekilas, lalu berbalik dan masuk ke ruangannya."Sepertinya Kak Malcolm-mu itu sudah cukup banyak masalah," celetuk Luther."Semua ini gara-gara mulut busukmu itu! Kalau bukan karena kam
Baca selengkapnya

Bab 507

Begitu ucapan itu dilontarkan, ruangan pintu manajer tiba-tiba terbuka. Selanjutnya, Okto tiba-tiba keluar dengan tergesa-gesa. Saking paniknya, dia bahkan hampir saja terjatuh."Maaf, siapa yang namanya Tuan Luther?" tanya Okto sambil melihat ke sekeliling dengan gugup."Aku," jawab Luther sambil melangkah maju."Maafkan aku, Tuan Luther. Aku tidak mengenalimu tadi dan membuat kalian menunggu. Semoga Tuan tidak mempermasalahkan hal ini denganku," kata Okto sambil berlari kecil ke hadapan Luther. Sikapnya tidak lagi seangkuh sebelumnya. Dia membungkuk terhadap Luther dengan hormat."Hah?" Melihat sikapnya yang segan ini, Roselyn dan Ariana tertegun seketika. Sikap Okto tadinya sangat kejam, dia bahkan tidak menganggap serius Malcolm. Namun hanya dalam sekejap, kenapa sikapnya jadi begitu hormat terhadap Luther? Ada apa ini?"Pak Okto terlalu sungkan. Kita mulai saja bahas bisnisnya," ujar Luther berterus terang."Baik, baik ...." Okto mengangguk terus-menerus dan berkata dengan senyum
Baca selengkapnya

Bab 508

Sore hari di vila Keluarga Caonata. Saat Luther mendapat kabar itu dan bergegas ke lokasi, dia menemukan bahwa seluruh Keluarga Caonata telah dikepung oleh tentara bersenjata lengkap. Ratusan elite Keluarga Caonata telah berjaga di depan gerbang dan bersitegang dengan pasukan bersenjata tersebut, tanpa ada tanda-tanda mau mengalah sama sekali."Dengarkan baik-baik, semua anggota Keluarga Caonata, cepat serahkan pelakunya. Kalau tidak, kita akan menghukum kalian semua!" teriak seorang perwira yang menjadi pemimpin mereka. Suaranya sangat lantang dan bergema. Pasukan di belakangnya bersiap-siap memegang senjata masing-masing dengan ekspresi yang dingin. Begitu komandannya memberi perintah, mereka akan langsung menembak tanpa ragu-ragu."Hm?" Melihat situasi yang tegang di antara kedua pihak, Luther mengerutkan alisnya. Kenapa Keluarga Caonata bisa tiba-tiba berurusan dengan kemiliteran?"Komandan, ada masalah apa kalian sampai mengerahkan pasukan penuh seperti ini?" tanya Luther."Kami h
Baca selengkapnya

Bab 509

"Ayah, selain minum, apa kamu juga melakukan hal lain?" tanya Bianca lagi."Apa maksudmu?" tanya Kevin dengan heran."Ayah, coba pikirkan lagi dengan cermat. Jangan sampai ada kesalahan sedikit pun!" kata Bianca dengan wajah serius."Sepertinya aku terlalu mabuk semalam sehingga tidak ingat apa pun lagi. Ada apa sebenarnya?" Kevin mengerutkan alisnya."Ayah, putri Pak Derrick semalam meninggal!" kata Bianca."Apa? Meninggal?" Kevin tertegun sejenak, lalu bertanya, "Kenapa bisa begitu?""Detailnya masih belum diketahui, tapi orang luar semua mengatakan bahwa putri Pak Derrick itu dibunuh olehmu!" kata Bianca menjelaskan."Aku membunuhnya?" Kevin membelalakkan mata dengan heran dan menggeleng sambil berkata, "Tidak! Nggak mungkin! Meskipun mabuk, aku nggak mungkin membunuh orang!" Meskipun toleransi alkohol Kevin cukup rendah, setidaknya dia tidak pernah berbuat onar saat mabuk. Biasanya setelah mabuk, dia akan tertidur pulas tanpa melakukan apa pun."Aku juga nggak percaya, tapi ada sak
Baca selengkapnya

Bab 510

"Mereka sudah masuk?" Ekspresi Bianca langsung berubah drastis. "Cepat, suruh pengawal untuk menghalangi mereka!" Sebelum menyelidiki masalah ini, Bianca tidak mungkin akan membiarkan ayahnya ditangkap."Tunggu!" Kevin tiba-tiba memanggil kepala pelayan yang hendak keluar itu, "Biarkan mereka masuk. Jangan ada yang menghalangi mereka!""Ayah! Apa maksudmu?" Bianca mengernyitkan alisnya."Untuk apa takut? Aku nggak pernah melakukan kesalahan," kata Kevin dengan lantang."Tapi ....""Apa kamu pernah kepikiran, begitu kamu turun tangan melawan mereka, nama baikku nggak akan bisa dipulihkan lagi," kata Kevin dengan serius. Derrick adalah seorang wakil jenderal, melawannya secara terang-terangan sama saja dengan tindakan pemberontakan. Keluarga Caonata tidak akan bisa menanggung semua ini."Benar kata Kevin, kita nggak boleh melawan kekerasan dengan kekerasan. Turunkan perintah, suruh semua anggota Keluarga Caonata untuk menyingkir!" perintah Billy."Baik!" Kepala pelayan itu tidak berdaya,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4950515253
...
232
DMCA.com Protection Status