All Chapters of Dikejar Lagi oleh Istri CEOku: Chapter 151 - Chapter 160

2304 Chapters

Bab 151

Setelah kembali ke Klinik Damai. Luther mulai meminum arak sendirian, gelas demi gelas, tanpa henti. Meskipun dia terlihat tanpa ekspresi, hatinya tetap merasa gelisah. Mungkin sudah waktunya untuk benar-benar melepaskan perasaannya selama tiga tahun ini."Dokter! Dokter ...."Saat Luther mulai merasa mabuk, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa. Luther membuka pintu klinik dan melihat dua gadis cantik sedang berdiri di luar. Salah satu dari gadis itu mengenakan pakaian putih, memiliki wajah yang manis dan terlihat polos.Gadis yang satu lagi mengenakan pakaian berwarna hitam dengan fitur wajah yang sangat halus dan tegas. Auranya sangat kuat dan tidak kalah dengan seorang pria. Namun saat ini, wajahnya terlihat pucat karena darah yang terus mengalir dari luka di perutnya."Tuan, apa Dokter ada di sini? Temanku terluka dan harus segera diobati!" kata wanita berpakaian putih itu dengan cemas."Aku dokternya, masuklah," kata Luther sambil memberinya jalan untuk masuk.
Read more

Bab 152

Bum! Terdengar suara ledakan. Pintu depan klinik ditendang hingga terbuka oleh seseorang. Setelah itu, muncul sekitar 8 pembunuh berpakaian hitam dan wajah tertutup dengan aura membunuh yang kuat."Gawat, mereka telah mengejar kita!" Ekspresi Valen berubah drastis. Sebelumnya, tim pengawal mereka seluruhnya tewas dalam perangkap pembunuh. Hanya dia yang melindungi Lufita keluar dari situasi berbahaya. Valen mengira bahwa mereka telah lepas dari bahaya. Tak disangka, para pembunuh ini akan terus mengejarnya."Lufita! Nanti aku akan menghalangi mereka, kamu cari kesempatan untuk melarikan diri dari pintu belakang!" bisik Valen."Kak Valen, kalau aku pergi, kamu akan celaka. Lagi pula, aku adalah target mereka. Paling-paling, aku hanya akan tertangkap oleh mereka!" Wajah Lufita menjadi pucat ketika mengatakan hal tersebut."Lufita, sebagai ketua dari tim pengawalmu, kewajibanku adalah menjamin keselamatanmu. Kamu dengarkan saja perintahku!" Valen mengadang di depan dengan tatapan tegas."
Read more

Bab 153

"Bagus, besar sekali nyalimu!" Setelah tertawa sejenak, ekspresi Handy tiba-tiba berubah. "Sudah lama aku nggak pernah bertemu dengan orang yang tak tahu diri sepertimu!""Nggak usah banyak omong kosong, cepat ganti rugi," kata Luther dengan tidak sabaran. Suasana hatinya memang sudah buruk sedari tadi. Sekarang masih harus mendengar ocehan dari orang seperti ini, Luther benar-benar kesal."Hehehe ... sepertinya kamu nggak akan jera kalau nggak dihajar dulu!" Handy tertawa kejam, lalu memberi isyarat pada bawahannya, "Patahkan kaki dan tangan bocah itu! Aku mau lihat seberapa besar kemampuannya sampai berani membual seperti itu!""Baik!" Para bawahan di belakangnya langsung mengayunkan pisau mereka ke arah Luther tanpa ragu-ragu. Setiap tebasan yang dilayangkan mereka itu tampak sangat kuat, seakan-akan hendak merenggut nyawanya!"Tunggu! Tadi kamu sudah sepakat untuk melepaskannya!" teriak Lufita."Nona Lufita, tadi aku sepakat untuk tidak membunuhnya. Tapi karena bocah ini cari mati
Read more

Bab 154

"Serangga guna-guna? Bagaimana kamu bisa tahu hal itu? Apa kamu juga bisa ilmu hitam?" tanya Valen dengan wajah ragu-ragu."Aku hanya mengerti sedikit," jawab Luther seraya mengangguk."Hanya orang-orang jahat yang belajar ilmu hitam. Ternyata kamu memang bukan orang baik!" Valen tiba-tiba mengarahkan pedangnya kepada Luther dengan aura membunuh yang kuat. "Cepat katakan! Siapa kamu sebenarnya?""Kak Valen, apa yang sedang kamu lakukan? Tuan ini adalah penyelamat kita!" ujar Lufita sambil mengadang ke depan."Lufita, minggir! Orang ini tidak jelas asal usulnya, aku harus menyelidikinya dengan baik!" ujar Valen dengan tatapan tegas."Menurutku, sebelum kamu menyelidikiku, sepertinya kamu harus memeriksa otakmu terlebih dulu."Luther memijat pelipisnya sambil berkata, "Apa kamu tahu ilmu hitam itu juga bisa digunakan untuk menyembuhkan orang? Tentu saja, pasti ada orang jahat yang mempelajari ilmu ini, tapi bukan berarti semua orang itu jahat. Tetap saja harus dilihat dari kepribadian or
Read more

Bab 155

Keesokan paginya ....Duk duk duk!Luther dibangunkan oleh suara ketukan pintu di depan. Setelah membuka pintu, dia melihat ternyata Eril yang sedang berdiri di luar sana."Pak Eril, ada apa pagi-pagi begini?" tanya Luther sambil menguap."Tuan Luther, aku punya kabar baik!" Eril berkata dengan kegirangan, "Aku sudah mendapat informasi mengenai Buah Mistis Merah yang Anda butuhkan itu!""Buah Mistis Merah?" Seketika, Luther menjadi bersemangat, "Apa kamu yakin?"Sama dengan bahan obat kelas atas yang lainnya, Buah Mistis Merah ini sangat langka. Jika bisa mendapatkan Buah Mistis Merah ini, dia hanya butuh tiga bahan obat spiritual lainnya lagi untuk meracik Pil Penyambung Nyawa!"Tentu saja aku yakin!" Eril mengangguk bertubi-tubi dan berkata, "Buah Mistis Merah adalah harta berharga di Lembah Obat. Tapi, akhir-akhir ini ada orang yang membelinya dengan harga tinggi. Kebetulan orang ini sementara tinggal di Vila Gegana!""Oh ya? Siapa?" tanya Luther sambil mengangkat alisnya."Richard
Read more

Bab 156

"Apa? Kenapa bisa begini?" Richard langsung terperanjat."Saya ... juga tidak tahu. Tadi pagi saat saya mau membangunkan Nona, Nona sudah tidak sadarkan diri. Sekujur tubuhnya juga terasa dingin," jawab pelayan itu dengan gugup,Sebelum dia selesai bicara, Richard dan Layla sudah buru-buru berlari ke kamar putrinya. Namun, begitu masuk ke kamar, kedua orang itu langsung terperangah. Mereka melihat bahwa Lufita sedang berbaring di atas Ranjang Pemulih dengan tenang.Ranjang yang semula terasa hangat itu, kini telah dilapisi oleh es. Sementara itu, wajah Lufita sangat pucat. Kaki dan tangannya sangat kaku, bahkan alisnya juga dilapisi es. Sekujur tubuhnya bahkan memancarkan embun yang dingin. Dilihat sekilas, penampilannya ini tampak seperti baru dikeluarkan dari gua salju."Lufita!" Layla mulai panik. Dia langsung menghampiri Lufita dan menggosok-gosok tangan putrinya bermaksud ingin memberinya kehangatan."Gawat!" Wajah Richard menjadi muram. Dia mencoba memeriksa denyut nadi Lufita, t
Read more

Bab 157

Setelah mengetahui situasinya, bukan hanya Valen yang terkejut. Pada saat ini, Layla juga sangat kaget. Jika mengetahui status Luther sebelumnya, dia pasti tidak akan membiarkan Richard mengusir orang itu. Bagaimanapun, pemuda itu pernah menolong putrinya."Untung saja tidak terjadi masalah besar. Kalau sampai kita membuang obat ini, Lufita benar-benar akan dalam bahaya!" seru Layla dengan ketakutan.Beruntungnya, dia memutuskan untuk berjaga-jaga sebelumnya. Jika tidak, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan."Meskipun saat ini Lufita telah melewati masa kritis untuk sementara, hawa dingin dalam tubuhnya masih belum hilang." Setelah memeriksa kondisi putrinya, Richard memberi perintah, "Valen, pergi ke klinik itu dan panggil Luther kemari.""Paman nggak benar-benar percaya orang itu bisa mengobati penyakit Lufita, 'kan?" tanya Valen dengan ekspresi rumit. Berhubung persepsi Valen sebelumnya, dia selalu merasa Luther tidak bisa dipercaya."Aku hanya ingin mendengar cara yang diusulkanny
Read more

Bab 158

"Tunggu!" Seiring dengan suara tersebut, Calvin berjalan masuk ke dalam ruangan dan berkata, "Paman, orang ini tidak jelas asal-usulnya. Kita tidak boleh mengambil risiko dengan nyawa Lufita!""Calvin, aku tahu kamu sangat perhatian terhadap Lufita. Tapi kita tidak punya cara lain lagi sekarang, kita hanya bisa membiarkan dia mencobanya." Richard menggelengkan kepalanya."Siapa bilang tidak ada cara lain? Lihatlah siapa yang kubawa!" Calvin mengulurkan tangannya dan menunjuk ke pintu luar. Ketika semua orang melihat ke arah yang ditunjuknya, mereka melihat seorang pria tua bertubuh gemuk yang memakai jubah hijau sedang berjalan masuk."Dokter Bastian?"Melihat kehadiran Bastian, semua orang langsung terkejut. Bahkan, para dokter yang diundang oleh Richard kini tampak sangat antusias bagaikan sedang bertemu dengan idola mereka. Bagaimanapun, orang di hadapan mereka ini adalah Dokter Sakti yang sangat terkenal, Bastian Sandra!Dalam hal pengobatan maupun akupunktur, tidak ada orang yang
Read more

Bab 159

Para dokter lain mulai mencerca Luther."Anak Muda, siapa gurumu? Kenapa kamu berani sekali membual seperti itu di sini?" Setelah menilai penampilan Luther, ekspresi Bastian terlihat agak tidak senang. Selama ini, tidak pernah ada yang meragukan kemampuan medisnya, apalagi hanya seorang bocah bau kencur seperti ini."Huh! Dasar tak tahu diri! Beraninya kamu berlagak di hadapan Dokter Bastian? Benar-benar minta dihajar!" Wajah Calvin terlihat tidak senang."Anak Muda, aku tidak tahu dari mana nyalimu sebesar itu sampai berkata demikian. Tapi, sekarang silakan keluar, jangan sampai mengganggu Dokter Bastian mengobati putriku!" kata Richard dengan nada yang semakin kasar dan mulai tidak sabaran.Dia menganggap Luther adalah orang yang dikasih hati minta jantung."Nggak usah diusir, biarkan saja dia menyaksikannya sendiri di sini!" Bastian meletakkan tangannya di belakang punggung dan berkata, "Bukankah kamu meragukan kemampuan medisku? Hari ini, aku akan membuatmu menambah wawasan!""Dokt
Read more

Bab 160

"Hm?" Mendengar ucapannya, semua orang langsung mengamati dengan saksama. Benar saja, raut wajah Lufita yang tadinya telah merona, kini malah menjadi semakin pucat. Bahkan alisnya juga kembali muncul lapisan es. Dilihat dari situasinya ini, kondisi Lufita bukannya membaik, tapi malah menjadi semakin parah."Kenapa bisa begitu, Dokter Bastian?" tanya Richard dengan wajah serius."Aneh, seharusnya setelah hawa dinginnya menghilang, dia akan bisa pulih." Bastian juga merasa heran. Bukankah tadi pasien masih baik-baik saja, kenapa dalam sekejap jadi kambuh lagi?"Dokter Bastian, bagaimana sekarang ini?" tanya Richard."Jangan khawatir, biar kucoba lagi." Bastian tidak menyerah, dia menggunakan cara yang sama untuk mengeluarkan hawa dingin Lufita. Namun, hasilnya tetap sama. Dalam waktu kurang dari tiga menit, keadaan Lufita kembali kambuh. Hawa dingin dalam tubuhnya seakan-akan tidak bisa habis. Ini benar-benar aneh."Kenapa bisa begini?" gumam Bastian kebingungan. Pada saat ini, dia akhir
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
231
DMCA.com Protection Status