"Tunggu!" Seiring dengan suara tersebut, Calvin berjalan masuk ke dalam ruangan dan berkata, "Paman, orang ini tidak jelas asal-usulnya. Kita tidak boleh mengambil risiko dengan nyawa Lufita!""Calvin, aku tahu kamu sangat perhatian terhadap Lufita. Tapi kita tidak punya cara lain lagi sekarang, kita hanya bisa membiarkan dia mencobanya." Richard menggelengkan kepalanya."Siapa bilang tidak ada cara lain? Lihatlah siapa yang kubawa!" Calvin mengulurkan tangannya dan menunjuk ke pintu luar. Ketika semua orang melihat ke arah yang ditunjuknya, mereka melihat seorang pria tua bertubuh gemuk yang memakai jubah hijau sedang berjalan masuk."Dokter Bastian?"Melihat kehadiran Bastian, semua orang langsung terkejut. Bahkan, para dokter yang diundang oleh Richard kini tampak sangat antusias bagaikan sedang bertemu dengan idola mereka. Bagaimanapun, orang di hadapan mereka ini adalah Dokter Sakti yang sangat terkenal, Bastian Sandra!Dalam hal pengobatan maupun akupunktur, tidak ada orang yang
Para dokter lain mulai mencerca Luther."Anak Muda, siapa gurumu? Kenapa kamu berani sekali membual seperti itu di sini?" Setelah menilai penampilan Luther, ekspresi Bastian terlihat agak tidak senang. Selama ini, tidak pernah ada yang meragukan kemampuan medisnya, apalagi hanya seorang bocah bau kencur seperti ini."Huh! Dasar tak tahu diri! Beraninya kamu berlagak di hadapan Dokter Bastian? Benar-benar minta dihajar!" Wajah Calvin terlihat tidak senang."Anak Muda, aku tidak tahu dari mana nyalimu sebesar itu sampai berkata demikian. Tapi, sekarang silakan keluar, jangan sampai mengganggu Dokter Bastian mengobati putriku!" kata Richard dengan nada yang semakin kasar dan mulai tidak sabaran.Dia menganggap Luther adalah orang yang dikasih hati minta jantung."Nggak usah diusir, biarkan saja dia menyaksikannya sendiri di sini!" Bastian meletakkan tangannya di belakang punggung dan berkata, "Bukankah kamu meragukan kemampuan medisku? Hari ini, aku akan membuatmu menambah wawasan!""Dokt
"Hm?" Mendengar ucapannya, semua orang langsung mengamati dengan saksama. Benar saja, raut wajah Lufita yang tadinya telah merona, kini malah menjadi semakin pucat. Bahkan alisnya juga kembali muncul lapisan es. Dilihat dari situasinya ini, kondisi Lufita bukannya membaik, tapi malah menjadi semakin parah."Kenapa bisa begitu, Dokter Bastian?" tanya Richard dengan wajah serius."Aneh, seharusnya setelah hawa dinginnya menghilang, dia akan bisa pulih." Bastian juga merasa heran. Bukankah tadi pasien masih baik-baik saja, kenapa dalam sekejap jadi kambuh lagi?"Dokter Bastian, bagaimana sekarang ini?" tanya Richard."Jangan khawatir, biar kucoba lagi." Bastian tidak menyerah, dia menggunakan cara yang sama untuk mengeluarkan hawa dingin Lufita. Namun, hasilnya tetap sama. Dalam waktu kurang dari tiga menit, keadaan Lufita kembali kambuh. Hawa dingin dalam tubuhnya seakan-akan tidak bisa habis. Ini benar-benar aneh."Kenapa bisa begini?" gumam Bastian kebingungan. Pada saat ini, dia akhir
Semua orang membelalakkan mata mereka dan diam-diam menyaksikan aksi Luther. Setelah ulat api masuk ke dalam tubuh Lufita, hawa dinginnya mulai berkurang drastis. Dalam waktu kurang dari tiga menit, tubuhnya yang semula dingin sudah pulih kembali.Warna wajahnya berubah menjadi merah merona, napasnya juga menjadi lebih stabil. Kemudian, di hadapan sekumpulan orang yang merasa takjub, Lufita tiba-tiba tersadar."Sudah sadar?" Melihat adegan ini, semua orang langsung kaget. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan oleh Dokter Sakti, malah berhasil diobati oleh seorang pemuda biasa. Sungguh sulit dipercaya!"Ba ... bagaimana mungkin?" Calvin membelalakkan matanya dengan kaget. Seorang dokter dari desa punya kemampuan sehebat ini?"Bagaimana dia bisa berhasil?" Pada saat ini, wajah Valen tampak terkejut dan penuh kekaguman. Ilmu sihir yang selama ini dianggapnya jahat, ternyata benar-benar bisa digunakan untuk mengobati penyakit?"Tak kusangka ternyat
Setelah berkata demikian, Richard memberikan isyarat dengan tangannya. Kepala pelayan yang berdiri di sampingnya langsung mengerti dengan maksud majikannya itu. "Tuan Luther, silakan ikut saya.""Baik," jawab Luther seraya mengangguk. Kemudian, dia berjalan mengikuti kepala pelayan tersebut ke ruang tamu.Luther menunggu cukup lama di tempat itu. Hingga setelah dia meminum habis tiga cangkir teh, Richard baru muncul dengan membawa sekelompok orang. "Anak Muda, terima kasih atas bantuanmu hari ini. Di sini ada cek senilai 20 miliar, ini adalah imbalanmu."Richard langsung duduk dan memberi instruksi pada bawahannya untuk menyerahkan cek tersebut."Hm?" Melihat cek tersebut, Luther merasa heran. "Tuan Richard, terima kasih atas niat baikmu. Tapi, bukan ini benda yang kuinginkan.""Tidak penting kamu menginginkannya atau tidak, ini adalah imbalan yang kuberikan padamu." Richard mengambil cangkir dan menyesap tehnya."Apa maksud perkataanmu ini?" Luther memicingkan matanya."Apa kamu masih
"Hehehe ...." Melihat sekelompok pengawal yang masuk, kemarahan dalam diri Luther berubah menjadi senyuman. Sebelumnya, dia berpikir bahwa keluarga bangsawan setidaknya akan cukup kredibel. Namun, siapa sangka orang-orang ini benar-benar tidak punya malu.Mereka bukan hanya tidak menepati janji, tetapi juga melupakan bantuan yang diberikan padanya. Bahkan setelah tidak bisa mencapai kesepakatan, mereka mengancam untuk menggunakan kekerasan.Sungguh licik dan tak tahu malu!"Richard, melihat sikapmu ini, kalian berniat untuk membalas kebaikanku dengan kejahatan?"Setelah tertawa, sorot mata Luther tiba-tiba menjadi kejam dan menakutkan."Anak Muda, orang bijak akan menghargai peluang yang diberikan padanya. Uang 20 miliar sudah cukup untuk memastikan kesejahteraan hidupmu. Lebih baik jangan terlalu serakah!" Wajah Richard tampak dingin.Berada di posisi setinggi ini, hal terpenting bagi Richard adalah keuntungan. Mana mungkin seorang pemuda desa bisa dibandingkan dengan Keluarga Anggara
Ketika Luther kembali ke Klinik Damai, dia melihat sebuah mobil Bentley berwarna perak yang diparkirkan di depan pintu. Setelah memasuki pintu, tampak sebuah wajah cantik yang sangat familier. Tubuhnya yang menawan dan auranya yang elegan, ditambah dengan senyumannya yang memikat. Wanita ini benar-benar memesona."Nona Bianca, kenapa kamu datang?" Luther tertegun sejenak, terlintas kekagetan di sorot matanya. Meskipun kenal dengan Bianca, Luther tetap merasa kaget ketika setiap kali bertemu dengannya."Aku datang untuk melihatmu." Bianca berkata dengan agak sedih, "Orang sibuk sepertimu nggak pernah datang mengunjungiku. Masa aku tidak boleh datang melihatmu?""Bukan begitu maksudku." Luther merasa canggung dan mengalihkan topiknya, "Oh ya, bagaimana dengan Pil Dua Warna? Apakah hasilnya sesuai ekspektasi?""Bahkan jauh lebih bagus daripada yang dibayangkan!" Bianca tersenyum tipis dan berkata, "Kali ini aku sengaja datang untuk berterima kasih padamu. Dibandingkan dengan Pil Mujarab,
Luther terdiam. Dia mengelus bibirnya yang masih tersisa aroma Bianca dengan wajahnya yang memerah. Hari masih pagi, apa pantas melakukan hal seperti ini?"Huh!"Tiba-tiba terdengar suara mendengus di depan pintu. Luther mengangkat kepalanya dan melihat sebuah sosok yang berjalan keluar dengan kesal. Setelah orang itu naik ke mobil, mobilnya langsung melaju dengan cepat dan menghilang dari pandangannya."Bukankah ... tadi itu Ariana?" kata Bianca sambil tersenyum sinis."Sepertinya iya," kata Luther sambil menganggukkan kepalanya dengan bingung."Apa kamu nggak mau mengejarnya dan menjelaskan padanya?" kata Bianca sambil mengernyitkan alisnya."Menjelaskan apa? Kita sudah bercerai dan aku nggak melakukan kesalahan apa pun kepadanya," kata Luther dengan tegas."Memang benar," kata Bianca sambil tersenyum.Dalam hatinya, Bianca beranggapan bahwa Luther sudah menjadi prianya. Jadi, untuk apa menjelaskan panjang lebar kepada wanita lain lagi? Saat keduanya sedang berbicara, ada satu mobil