Keesokan paginya ....Duk duk duk!Luther dibangunkan oleh suara ketukan pintu di depan. Setelah membuka pintu, dia melihat ternyata Eril yang sedang berdiri di luar sana."Pak Eril, ada apa pagi-pagi begini?" tanya Luther sambil menguap."Tuan Luther, aku punya kabar baik!" Eril berkata dengan kegirangan, "Aku sudah mendapat informasi mengenai Buah Mistis Merah yang Anda butuhkan itu!""Buah Mistis Merah?" Seketika, Luther menjadi bersemangat, "Apa kamu yakin?"Sama dengan bahan obat kelas atas yang lainnya, Buah Mistis Merah ini sangat langka. Jika bisa mendapatkan Buah Mistis Merah ini, dia hanya butuh tiga bahan obat spiritual lainnya lagi untuk meracik Pil Penyambung Nyawa!"Tentu saja aku yakin!" Eril mengangguk bertubi-tubi dan berkata, "Buah Mistis Merah adalah harta berharga di Lembah Obat. Tapi, akhir-akhir ini ada orang yang membelinya dengan harga tinggi. Kebetulan orang ini sementara tinggal di Vila Gegana!""Oh ya? Siapa?" tanya Luther sambil mengangkat alisnya."Richard
"Apa? Kenapa bisa begini?" Richard langsung terperanjat."Saya ... juga tidak tahu. Tadi pagi saat saya mau membangunkan Nona, Nona sudah tidak sadarkan diri. Sekujur tubuhnya juga terasa dingin," jawab pelayan itu dengan gugup,Sebelum dia selesai bicara, Richard dan Layla sudah buru-buru berlari ke kamar putrinya. Namun, begitu masuk ke kamar, kedua orang itu langsung terperangah. Mereka melihat bahwa Lufita sedang berbaring di atas Ranjang Pemulih dengan tenang.Ranjang yang semula terasa hangat itu, kini telah dilapisi oleh es. Sementara itu, wajah Lufita sangat pucat. Kaki dan tangannya sangat kaku, bahkan alisnya juga dilapisi es. Sekujur tubuhnya bahkan memancarkan embun yang dingin. Dilihat sekilas, penampilannya ini tampak seperti baru dikeluarkan dari gua salju."Lufita!" Layla mulai panik. Dia langsung menghampiri Lufita dan menggosok-gosok tangan putrinya bermaksud ingin memberinya kehangatan."Gawat!" Wajah Richard menjadi muram. Dia mencoba memeriksa denyut nadi Lufita, t
Setelah mengetahui situasinya, bukan hanya Valen yang terkejut. Pada saat ini, Layla juga sangat kaget. Jika mengetahui status Luther sebelumnya, dia pasti tidak akan membiarkan Richard mengusir orang itu. Bagaimanapun, pemuda itu pernah menolong putrinya."Untung saja tidak terjadi masalah besar. Kalau sampai kita membuang obat ini, Lufita benar-benar akan dalam bahaya!" seru Layla dengan ketakutan.Beruntungnya, dia memutuskan untuk berjaga-jaga sebelumnya. Jika tidak, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan."Meskipun saat ini Lufita telah melewati masa kritis untuk sementara, hawa dingin dalam tubuhnya masih belum hilang." Setelah memeriksa kondisi putrinya, Richard memberi perintah, "Valen, pergi ke klinik itu dan panggil Luther kemari.""Paman nggak benar-benar percaya orang itu bisa mengobati penyakit Lufita, 'kan?" tanya Valen dengan ekspresi rumit. Berhubung persepsi Valen sebelumnya, dia selalu merasa Luther tidak bisa dipercaya."Aku hanya ingin mendengar cara yang diusulkanny
"Tunggu!" Seiring dengan suara tersebut, Calvin berjalan masuk ke dalam ruangan dan berkata, "Paman, orang ini tidak jelas asal-usulnya. Kita tidak boleh mengambil risiko dengan nyawa Lufita!""Calvin, aku tahu kamu sangat perhatian terhadap Lufita. Tapi kita tidak punya cara lain lagi sekarang, kita hanya bisa membiarkan dia mencobanya." Richard menggelengkan kepalanya."Siapa bilang tidak ada cara lain? Lihatlah siapa yang kubawa!" Calvin mengulurkan tangannya dan menunjuk ke pintu luar. Ketika semua orang melihat ke arah yang ditunjuknya, mereka melihat seorang pria tua bertubuh gemuk yang memakai jubah hijau sedang berjalan masuk."Dokter Bastian?"Melihat kehadiran Bastian, semua orang langsung terkejut. Bahkan, para dokter yang diundang oleh Richard kini tampak sangat antusias bagaikan sedang bertemu dengan idola mereka. Bagaimanapun, orang di hadapan mereka ini adalah Dokter Sakti yang sangat terkenal, Bastian Sandra!Dalam hal pengobatan maupun akupunktur, tidak ada orang yang
Para dokter lain mulai mencerca Luther."Anak Muda, siapa gurumu? Kenapa kamu berani sekali membual seperti itu di sini?" Setelah menilai penampilan Luther, ekspresi Bastian terlihat agak tidak senang. Selama ini, tidak pernah ada yang meragukan kemampuan medisnya, apalagi hanya seorang bocah bau kencur seperti ini."Huh! Dasar tak tahu diri! Beraninya kamu berlagak di hadapan Dokter Bastian? Benar-benar minta dihajar!" Wajah Calvin terlihat tidak senang."Anak Muda, aku tidak tahu dari mana nyalimu sebesar itu sampai berkata demikian. Tapi, sekarang silakan keluar, jangan sampai mengganggu Dokter Bastian mengobati putriku!" kata Richard dengan nada yang semakin kasar dan mulai tidak sabaran.Dia menganggap Luther adalah orang yang dikasih hati minta jantung."Nggak usah diusir, biarkan saja dia menyaksikannya sendiri di sini!" Bastian meletakkan tangannya di belakang punggung dan berkata, "Bukankah kamu meragukan kemampuan medisku? Hari ini, aku akan membuatmu menambah wawasan!""Dokt
"Hm?" Mendengar ucapannya, semua orang langsung mengamati dengan saksama. Benar saja, raut wajah Lufita yang tadinya telah merona, kini malah menjadi semakin pucat. Bahkan alisnya juga kembali muncul lapisan es. Dilihat dari situasinya ini, kondisi Lufita bukannya membaik, tapi malah menjadi semakin parah."Kenapa bisa begitu, Dokter Bastian?" tanya Richard dengan wajah serius."Aneh, seharusnya setelah hawa dinginnya menghilang, dia akan bisa pulih." Bastian juga merasa heran. Bukankah tadi pasien masih baik-baik saja, kenapa dalam sekejap jadi kambuh lagi?"Dokter Bastian, bagaimana sekarang ini?" tanya Richard."Jangan khawatir, biar kucoba lagi." Bastian tidak menyerah, dia menggunakan cara yang sama untuk mengeluarkan hawa dingin Lufita. Namun, hasilnya tetap sama. Dalam waktu kurang dari tiga menit, keadaan Lufita kembali kambuh. Hawa dingin dalam tubuhnya seakan-akan tidak bisa habis. Ini benar-benar aneh."Kenapa bisa begini?" gumam Bastian kebingungan. Pada saat ini, dia akhir
Semua orang membelalakkan mata mereka dan diam-diam menyaksikan aksi Luther. Setelah ulat api masuk ke dalam tubuh Lufita, hawa dinginnya mulai berkurang drastis. Dalam waktu kurang dari tiga menit, tubuhnya yang semula dingin sudah pulih kembali.Warna wajahnya berubah menjadi merah merona, napasnya juga menjadi lebih stabil. Kemudian, di hadapan sekumpulan orang yang merasa takjub, Lufita tiba-tiba tersadar."Sudah sadar?" Melihat adegan ini, semua orang langsung kaget. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan oleh Dokter Sakti, malah berhasil diobati oleh seorang pemuda biasa. Sungguh sulit dipercaya!"Ba ... bagaimana mungkin?" Calvin membelalakkan matanya dengan kaget. Seorang dokter dari desa punya kemampuan sehebat ini?"Bagaimana dia bisa berhasil?" Pada saat ini, wajah Valen tampak terkejut dan penuh kekaguman. Ilmu sihir yang selama ini dianggapnya jahat, ternyata benar-benar bisa digunakan untuk mengobati penyakit?"Tak kusangka ternyat
Setelah berkata demikian, Richard memberikan isyarat dengan tangannya. Kepala pelayan yang berdiri di sampingnya langsung mengerti dengan maksud majikannya itu. "Tuan Luther, silakan ikut saya.""Baik," jawab Luther seraya mengangguk. Kemudian, dia berjalan mengikuti kepala pelayan tersebut ke ruang tamu.Luther menunggu cukup lama di tempat itu. Hingga setelah dia meminum habis tiga cangkir teh, Richard baru muncul dengan membawa sekelompok orang. "Anak Muda, terima kasih atas bantuanmu hari ini. Di sini ada cek senilai 20 miliar, ini adalah imbalanmu."Richard langsung duduk dan memberi instruksi pada bawahannya untuk menyerahkan cek tersebut."Hm?" Melihat cek tersebut, Luther merasa heran. "Tuan Richard, terima kasih atas niat baikmu. Tapi, bukan ini benda yang kuinginkan.""Tidak penting kamu menginginkannya atau tidak, ini adalah imbalan yang kuberikan padamu." Richard mengambil cangkir dan menyesap tehnya."Apa maksud perkataanmu ini?" Luther memicingkan matanya."Apa kamu masih
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih