Home / Pernikahan / Dinikahi Grand Duke Beracun / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Dinikahi Grand Duke Beracun: Chapter 71 - Chapter 80

131 Chapters

Sebuah Konspirasi

Pangeran kelima masih melihat situasi. Namun, ketika Axel terlihat ingin mengambil bantal dan membunuh Raja. Terburu Pangeran kelima memberi kode untuk menyerang.Dokter kerajaan Lefan ternyata cukup terampil dalam berkelahi. Menyerang dari belakang, dengan mudah melumpuhkan Axel hingga tersungkur ke lantai. Mata Axel membulat dan berniat untuk kabur, tapi dokter tersebut menendang serta memukuli Axel yang menjerit kesakitan."Berhenti! Atau prajurit di luar akan--"Ucapan Axel terhenti karena pintu kamar Raja baru saja patah bersamaan dengan salah satu prajurit yang masuk dan terluka parah. Yuksel berdiri di tengah pintu tanpa terengah sama sekali. Dia memegang pedang dengan pandangan tertuju pada Axel."Berani sekali kau mencoba membunuh Raja!" seru Yuksel marah dan mendekati Axel dengan perlahan sembari membawa pedang.Axel jelas berteriak ketakutan. "Hah! Tolong Putra mahkota ampuni saya! Bagaimana pun kita kerabat!"Pangeran kelima memberi kode pada dokter untuk melepaskan Axel.
Read more

Raja Baru Kairi

"Pengkhianat--"Kimberly tak berhasil melanjutkan perkataannya. Karena Yuksel menyesap dadanya, sementara tangan sudah ada di bawah sana. Memasuki miliknya dengan gerakan pelan.Suara Kimberly yang melenguh tertahan. Membuat Yuksel menatap matanya. Tangan langsung berhenti bergerak membuatnya berdecak."Kenapa berhenti?" keluhnya."Jangan ditahan, aku tidak suka istriku menahan suaranya saat tidur denganku."Kimberly tak menyahut sama sekali. Karena ia langsung meraih kepala Yuksel, kemudian mencium bibir suaminya. Ciuman yang berubah menjadi saling menyesap kembali.Yuksel tertegun saat tangan Kimberly meraba milik suaminya di balik celana yang sudah mengeras. Yuksel menyesap kulit lehernya dengan tangan makin mempercepat tusukan pada miliknya. Kimberly tak kuasa menahan perasaan ingin segera dimasuki oleh milik suaminya yang membuat penuh dan sesak."Ayo lakukan sekarang," pintanya.Yuksel terkekeh. "Sekarang istriku jadi mesum seperti ini. Sepertinya aku memberi pengaruh yang--"Ki
Read more

Pilihlah Selir Baru

Kimberly berpegangan pada Yuksel meski sudah diturunkan. Namun, setelah sadar kakinya telah berpijak lagi. Tangannya memukuli Yuksel dengan kesal."Kalau aku jatuh bagaimana hah!"Yuksel terkekeh dan memeluk tubuhnya. "Mana bisa jatuh? Aku kan tidak mungkin membuatmu serta anak kita dalam bahaya."Kimberly tak lagi protes. Ia memeluk erat tubuh suaminya, kemudian memejamkan mata. Yuksel yang merasa tubuhnya semakin berat pun menoleh."Sayang, apa kau tertidur?" tanya Yuksel berusaha melepaskan pelukan.Namun, Kimberly mengeratkan pelukan. "Biarkan aku tidur, aku sangat mengantuk."Yuksel mengusap kepalanya. "Kalau begitu ayo kita ke kamar. Di sini tidak nyaman untuk tidur."Kepalanya hanya mengangguk saja, tapi mata tetap terpejam. Memasrahkan semuanya pada Yuksel. Kini tubuhnya diangkat oleh suaminya dan mulai dibawa keluar. Emma dan Madam Ane sedikit cemas."Ada apa dengan Putri--Yang mulia Ratu?" tanya Emma menghampiri Yuksel sejenak."Dia hanya tidur saja. Apakah kamar untuk Ratu
Read more

Tak Berdaya Karena Cinta

Aiden memang berjanji akan menutup mulut. Namun, begitu menduduki kursi di ruang tengah. Terlihat menghela napas dengan wajah yang murung.Membuat Emma yang meletakkan secangkir teh melirik heran. Emma bahkan tetap berdiri saja dengan mata memperhatikan Aiden. Emma terlihat ragu untuk bicara, hingga mata Aiden melirik dan tersenyum."Kenapa hanya berdiri saja, sini duduklah."Emma meremas tangan. "Sepertinya tidak benar jika saya duduk di kursi."Aiden mengerutkan dahi. "Kenapa saya lagi? Bukankah sudah sepakat untuk tidak bicara formal? Ke mari dan duduk."Perlahan Emma mulai duduk, namun tidak di sebelah Aiden. Sebab mereka berdua memang belum ada ikatan apa pun. Hanya duduk berhadapan yang bisa dilakukan.Emma memperhatikan Aiden yang kembali diam. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat murung?"Aiden tersenyum karena Emma bicara tidak formal. "Tidak ada, hanya sedang lelah saja.""Sungguh? Kelihatannya sedang banyak pikiran.""Benarkah? Apakah sejelas itu?"Kepala Emma
Read more

Aturan Baru Istana

"Ide apa?"Kimberly sedikit kesal dengan Yuksel yang tak menyahut. Justru terus saja mengecup bibirnya. Bahkan lidah Yuksel sudah menjelajah mulutnya."Yuksel," sebutnya.Namun suaminya tetap tak peduli. Membuat Kimber terpaksa menggigit bibir Yuksel karena saking kesalnya. Hal itu berhasil menghentikan ciuman dari Yuksel."Ada apa Sayang?" Yuksel justru bertanya.Kimberly menatap suaminya tak percaya. "Kau masih tanya ada apa? Setelah kau menciumku begitu."Yuksel terkekeh dan kembali mengecup bibirnya. "Aku sungguh tidak tahan ingin menciummu Sayang.""Lalu bagaimana dengan ide yang kau bicarakan?"Yuksel tersenyum dengan tangan mengusap wajahnya. Membuat mata Kimberly menatap dengan penuh penasaran. Tidak mungkin kan kalau suaminya mengangkat pedang dan menebas pejabat yang tetap menyuruh Yuksel mengambil selir."Lihat saja besok ya Sayang," ujar Yuksel pelan.***"Bagaimana bisa seperti itu Yang mulia?"Mata Yuksel membingkai semua pejabat kerajaan yang menentang keputusan Yuksel
Read more

Meminta Berkat

Emma terlihat cemberut begitu mendengar ucapannya. Kimberly pun tahu alasan Emma seperti itu. Tentu saja karena Aiden yang pergi dengan terburu."Yang mulia."Namun, suara itu membuat Kimberly dan Emma menoleh. Terlihat Aiden menyelinap masuk karena pintu kamar yang masih terbuka. Mata Aiden begitu fokus ke arah Emma."Aku tadi mencarimu," ujar Aiden.Emma menundukkan wajah dan bertanya dengan malu, "kenapa Tuan Aiden mencariku?""Yang mulia, apa saya boleh membawa Emma pergi?" tanya Aiden dan memilih mengabaikan pertanyaan dari Emma."Ah ya tentu saja."Aiden tersenyum dan mendekat hanya untuk menggenggam tangan Emma. "Ayo.""Ke mana?""Yang mulia Raja," sahut Aiden membuat Emma mengerutkan dahi."Buat apa mencari Raja?"Aiden tak menyahut. Bibir justru mengulas senyum dengan senang. Membuat Emma mengerutkan dahi semakin banyak karena Aiden benar-benar tak bicara lagi.Hingga mereka berdua mengetuk pintu ruang kerja Yuksel begitu tiba. "Masuk," ujar Yuksel dari dalam."Yang mulia!"
Read more

Melepaskan Hasrat

"Kira-kira siapa yang datang ya," gumamnya sembari merapikan pakaian."Siapa pun itu, tapi dia sudah mengganggu," gerutu Yuksel sangat pelan, takut sang istri mendengar.Kimberly membuka pintu yang memang terkunci. Begitu terbuka, Kimberly dapat melihat Emma yang berkunjung dengan mata menangis. Jelas itu membuatnya kaget dan menjadi cemas."Emma, ada apa denganmu? Apa Aiden menyakitimu?"Kepala Emma menggeleng. "Apakah saya boleh memeluk Yang mulia?""Tentu saja."Tanpa penuh keraguan Emma langsung memeluk tubuhnya. Emma memang semula terlihat menangis. Tapi, begitu sudah dipelukannya, Emma justru tertawa pelan."Saya sangat senang karena bisa menikah, bahkan dijadwalkan begitu cepat, besok saya akan menikah dengan tuan Aiden," ujar Emma memang terdengar sangat bahagia."Apa kau menangis karena bahagia?"Kepala Emma mengangguk antusias. "Benar sekali Yang mulia."Kimberly tersenyum dan mengusap punggung Emma. "Hah, pelayan kecilku ini rupanya sudah besar. Sebentar lagi mau menikah, t
Read more

Pelajaran Dini Anak

Semalam Kimberly tidur sangat nyenyak dan bangun pagi sekali. Padahal sudah sangat pagi, namun tetap saja para pelayan sudah berdatangan ke kamarnya untuk membantu Kimberly bersiap sarapan. Satu hal yang membuat semua pelayan terheran, yakni keberadaan Emma di antara mereka."Apa yang kau lakukan di sini?" Dan pertanyaan dari Kimberly sangat mewakilkan rasa penasaran dari semua pelayan.Emma menunjukkan wajah memelas ke arahnya. Jelas membuatnya langsung mengerti. Kalau Emma ingin mengatakan hal serius padanya."Kalian semua keluarlah, kecuali Emma," pintanya."Dan Madam Ane," lanjutnya saat wanita itu menawarkan diri dengan menunjuk diri sendiri."Baik Yang mulia."Ketika semua pelayan telah pergi dari kamarnya. Kimberly langsung menarik tangan Emma untuk duduk di sisinya, di atas ranjang. Sementara Madam Ane menatap lekat ekspresi Emma."Saya sangat malu Yang mulia," adu Emma dengan suara pelan."Malu kenapa? Semalam kalian melakukannya kan?" selidiknya.Emma cemberut. "Kami tidak m
Read more

Pangeran Kecil Lahir

Waktu berlalu sangat cepat dan terus berlalu. Hingga tak terasa kandungan Kimberly mencapai batasnya. Dan menghadapi persalinan di dalam kamar. Sementara Yuksel terburu meninggalkan pekerjaan dan sedang mondar-mandir di depan kamar. Dia begitu cemas dengan Kimberly yang sedang berjuang. Pangeran kelima dan mantan Raja yang ikut menunggu, sama-sama cemas."Bagaimana kalau Kimberly membutuhkan aku? Aku harus masuk," ujar Yuksel sudah ingin meraih pintu kamar.Namun, Pangeran kelima mencegah sang putra. "Tunggu di sini. Kehadiranmu bisa menjadi masalah pada istrimu.""Kenapa malah jadi masalah? Aku suaminya Ayah," protes Yuksel."Wanita akan menjadi lemah jika di hadapan suaminya," ujar mantan Raja membuat Yuksel dan sang ayah menatap.Yuksel menarik napas dan memutuskan untuk tetap menunggu. Meski kaki terkadang tetap mondar-mandir. Hingga terdengar suara tangis bayi membuat Yuksel tersentak dan langsung menghampiri pintu. "Apa itu suara tangis laki-laki?" tanya mantan Raja."Sepertin
Read more

Pesta Yang Gagal

Setelah beberapa minggu berlalu. Kimberly yang lebih sehat serta sang putra yang sudah boleh dibawa ke mana pun. Siang itu, dengan menggunakan kereta dorong. Kimberly membawa Noah bersama Madam Ane, Emma dan pelayan lainnya menuju ruang kerja Yuksel.Mendengar adanya pembicaraan di dalam ruangan. Membuat Kimberly melirik pada Emma yang langsung mengetuk pintu. Terlihat pintu yang dibuka oleh pelayan dan suara tak lagi terdengar. Hanya suara langkah serta sosok suaminya yang mendekat."Sayang, kenapa mengetuk pintu? Aku kira siapa yang datang."Yuksel mengusap wajahnya, kemudian menunduk dan mengecup sang putra yang sedang tertidur. Mata Kimberly menatap Aiden dan Pangeran kelima yang ada di ruangan, serta penasihat suaminya. Ah, hanya pria itu yang terlihat tak suka dengan dirinya."Aku lihat kau ada pekerjaan, jadi aku takut mengganggumu."Ya, selama ini kan Kimberly hanya datang jika Yuksel sedang sendirian. Atau bersama Aiden saja. Karena Kimberly pun harus jadi istri yang pengerti
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status