"Kira-kira siapa yang datang ya," gumamnya sembari merapikan pakaian."Siapa pun itu, tapi dia sudah mengganggu," gerutu Yuksel sangat pelan, takut sang istri mendengar.Kimberly membuka pintu yang memang terkunci. Begitu terbuka, Kimberly dapat melihat Emma yang berkunjung dengan mata menangis. Jelas itu membuatnya kaget dan menjadi cemas."Emma, ada apa denganmu? Apa Aiden menyakitimu?"Kepala Emma menggeleng. "Apakah saya boleh memeluk Yang mulia?""Tentu saja."Tanpa penuh keraguan Emma langsung memeluk tubuhnya. Emma memang semula terlihat menangis. Tapi, begitu sudah dipelukannya, Emma justru tertawa pelan."Saya sangat senang karena bisa menikah, bahkan dijadwalkan begitu cepat, besok saya akan menikah dengan tuan Aiden," ujar Emma memang terdengar sangat bahagia."Apa kau menangis karena bahagia?"Kepala Emma mengangguk antusias. "Benar sekali Yang mulia."Kimberly tersenyum dan mengusap punggung Emma. "Hah, pelayan kecilku ini rupanya sudah besar. Sebentar lagi mau menikah, t
Read more