Kereta Yuksel baru saja tiba di kediaman. Pintu dibuka dan Aiden mulai turun lebih dulu, kemudian bersiap untuk membantu sang tuan. Namun, Yuksel sendiri saat melihat Kimberly berjalan mendekat langsung turun dan melewati Aiden begitu saja.Aiden hendak mengeluh, namun saat berbalik dan melihat Kimberly, pria itu mengangguk mengerti. "Benar, di dunia ini hanya Putri yang beliau pedulikan.""Tutup mulutmu," titah Yuksel sembari melangkah mendekatinya.Kimberly tersenyum melihat suaminya yang telah kembali. Matanya menatap jubah berwarna biru yang Yuksel letakkan di pundaknya, kemudian tali diikat di bawah lehernya. Matanya saling bertemu dengan Yuksel."Kenapa keluar? Bukankah pinggangnya sakit?"Satu hal yang selalu ingin Kimberly lakukan pada suaminya. "Berikan tanganmu."Yuksel pun menyerahkan tangan dan menatap kegiatannya yang melepas sarung tangan. "Tidak menjawab pertanyaanku? Bagaimana keadaanmu, Sayang?""Aku sudah baik-baik saja, berkat perintahmu. Madam Ane dan Emma memaksak
Read more