Semua Bab Wanita Masa Depan CEO Muda: Bab 31 - Bab 40

117 Bab

KEBENARAN YANG TERUNGKAP

Leon kembali lagi menuju dapur, ia langsung menghubungi Helen. Leon menunggu cukup lama, dan beberapa kali karena gadis itu tak menjawab panggilannya. Ia semakin khawatir, takut terjadi sesuatu yang buruk lagi pada adiknya itu.Kemudian Leon menghubungi Bryan, untuk menanyakan tentang adiknya."Tuan Leon ... ada apa?" tanya suara disebrang sana."Apa Helen baik-baik saja?" tanya Leon balik menanyai Brian."Dia baik-baik saja, hanya tadi kami ... Umm ... semua dalam keadaan baik, Tuan. Apa ... Tuan ingin berbicara dengan Helen?" tanya Brian kembali." Saat ini ... Umm ... Saya ... sedang bersama Helen," ujar pria itu dengan ragu.Mengapa suara Bryan terdengar aneh, apa ada yang ia sembunyikan dariku, batin Leon curiga."Ha-hallo, Kak," Helen menyapa Leon."Apa sesuatu telah terjadi, maaf ketika kamu menghubungi aku sedang berada dikamar mandi, Helen," ujar Leon menjelaskan."Tidak terjadi apa-apa, Kak. Maaf tadi aku hanya ingin mengabarkan sesuatu padamu, tapi sepertinya nanti saja aku
Baca selengkapnya

KEDATANGAN WANITA MISTERIUS

Leon terperangah mendengar ucapan mamahnya, ia bahagia sang mamah semudah itu mau memaafkan. Dipeluknya tubuh wanita itu dengan erat."Baiklah, nanti Leon akan antarkan mamah menemui Helen, Leon akan atur jadwal kantor dulu," ujar Leon pada Rena dengan wajah semringah."Helen pasti akan senang, bisa bertemu dengan mamah. Kakek dan neneknya, mereka orang yang ramah dan baik." "Mamah jadi tak sabar, ingin bertemu dengan mereka," seru Rena tersenyum TLeon sangat bersyukur, karena masalah didalam keluarganya sudah membaik. Perasaanya lega ketika mengungkapkan tentang Helen kepada ibunya. Semoga ini akan menjadi awal yang baik untuk keluarga mereka kedepannya."Ini masih malam, lebih baik mamah segera tidur lagi," ucap Leon sambil membantu memakaikan selimut kepada Rena yang sudah terbaring lagi diranjangnya."Kamu juga segera tidur Leon," ujar sang mamah.Leon hanya mengangguk kemudian meninggalkan ibunya, lalu menuju kamar tidurnya. Anin masih terlelap dengan damainya, saat Leon sudah
Baca selengkapnya

MUSUH LAMA

Wanita itu menunjukkan foto-foto dirinya dan Leon didalam suatu kamar diatas ranjang. Ia melemparnya ke atas meja dan membuat mata pria itu terbelalak. Leon benar-benar tak habis pikir, bagaimana ada poto dirinya bersama wanita itu sedangkan dirinya belum pernah bertemu. Sialan ... Ini jebakan, dia dijebak lagi, tapi siapa yang mencoba menjebaknya."Mengapa kau sangat terkejut, Leon? Aku kecewa kau telah melupakanku," Catherin berucap dengan nada pura-pura sedih."Siapa yang menyuruhmu?" ucap Leon dengan nada mengintimidasi dan tatapan membunuh.Ingin sekali rasanya dia mencekik wanita ini sekarang juga, tapi dia harus bisa menahan diri untuk bisa menggali informasi wanita itu. Dia harus tahu siapa dalangnya, batin Leon."Apa maksudmu, Sayang? Aku tidak mengerti," wanita itu mengelak. Leon sudah tidak tahan lagi, ia pun dengan emosi menggebrak meja dihadapannya.Braaak !"Jangan main-main denganku, Nona! Lebih baik kau jujur sekarang sebelum aku ...." Leon belom selesai bicara tapi p
Baca selengkapnya

HALO SEPUPU

Leon terkejut ketika pria itu membuka topengnya."Apa kau masih mengingatku?" Pria itu tersenyum dengan wajah mengejek."Apa kabar sepupu? Kulihat kau sangat bahagia tinggal di negara ini, mengapa kau jarang mengunjugi kami di New York," ucap Teo dengan nada sedih yang dibuat-buat."Ternyata kalian memata-mataiku sampai sejauh ini!" Leon menggeram menahan amarah.Leon tidak menduga bahwa sepupunya yang sudah merebut perusahaan papahnya di New York sekarang berada disini. Apalagi yang di inginkan Teodhor kali ini, jelas dia harus sangat waspads dengan ular satu ini."Aku mengkhawatirkanmu, Bro. Aku takut hidupmu tak baik di negara yang gersang ini!" "Tapi sepertinya aku salah, kau terlihat baik ... bahkan sangat baik, hahaha ....""Maaf mengecewakanmu, Teo," ucap Leon dengan senyum sinis."Well, sorry kalau pertemuan pertama kita ditempat yang seperti ini, kau tahu ... Catherin tidak suka keramaian," "Oh yeah ... Perempuan sialan itu sangat serasi sekali denganmu, kalian sama-sama ul
Baca selengkapnya

MAAFKAN AKU

"Turunkan senjatamu, Leon. Kalau kau tidak mau kehilangan sesuatu yang berharga lagi,"Teo memutarkan sebuah video dan terlihat saat ini Anin sedang bersama Catherin dalam sebuah ruangan. Anin sedang tertidur dengan tangan terikat disebuah bangku kayu, wanita itu tidak memakai cadarnya. Tapi Leon bersyukur ia masih mengenakan hijab dan abayanya. "Brengsek .... Bajingan, kamu Teo!" Leon memaki seraya menendang bangku yang ada disebelahnya."Jangan kau libatkan istriku dalam permasalah kita, Brengsek! Dia tidak mengerti apa-apa !" Leon berteriak lagi."Hahaha ... ternyata istrimu sangat cantik, harusnya aku sudah curiga, tidak mungkin kau memilih selera wanita yang payah kan," "Lepaskan dia, urusanmu hanya denganku, Pengecut!" Leon menggeram marah.Bagaimana Anin bisa bersama dengan Catherin, padahal tadi ia sedang tertidur dikamarnya saat Leon pergi meninggalkannya. Lalu bagaimana dengan mamah, batin pria itu bertanya. Bagaimana keadaan mamahnya saat ini? Leon benar-benar tak tenang
Baca selengkapnya

MASIH DALAM LINDUNGAN-NYA

Semua yang berada didalam kamar itu terkejut dengan suara pintu yang didobrak dari luar. Munculah seorang pria menodongkan senjata ke arah Teo, laki-laki itu terkejut melihat keadaan Leon dan seorang wanita yang berada didekatnya. "Brengsek, apa-apaan ini Leon?" pria itu menatap Leon dengan ekspresi marah. Kemudian dia melihat Teo dengan pandangan bertanya, tapi pria itu tak perduli ia melepaskan peluru ke tangan Teo, karena pria itu mencoba untuk mengambil senjata yang berada dibalik celenanya."Aaah ...!" Teo berteriak kesakitan.Catherin yang takut pun menjauh dari Leon, ia mendekati kekasihnya yang tertembak. Pria itu mengambil senjata milik Teo dan menaruh dibalik bajunya. Kemudian ia membuka borgol yang mengikat Anin, wanita itu menunduk malu karena tidak mengenakan cadarnya.Kemudian Anin berlari menuju Leon yang masih terikat dan mencoba melepaskan ikatan pada suaminya itu."Anin, maaf ... ," ucap Leon terhenti ketika mata wanita itu menatapnya galak. Setelah Anin berhasil
Baca selengkapnya

Badai Pasti Berlalu

Bab 38Dua tahun setelah insiden dengan sepupunya, hidup Leon menjadi lebih tenang. Status barunya sebagai ayah beranak satu sekarang, hari-harinya dipenuhi kebahagiaan dengan lahirnya Noah ditengah keluarga kecilnya bersama Anin. Perusahaan semakin berkembang pesat, dan saat ini Leon sedang bersiap menuju New York.Dua hari yang lalu, bibi Anne ibu dari Teo menghubunginya. Mengabarkan bahwa Teo meninggal karena depresi, ia menembak dirinya sendiri dikamarnya. Ada sedikit perasaan bersalah dihatinya pada sang bibi. Biar bagaimanapun mereka adalah keluarga yang Leon miliki satu-satunya."Sayang, besok naik pesawat jam berapa?" Anin menghampiri Leon yang sedang mengajak Noah bermain dihalaman."Aku berangkat malam ini, Sayang. Mereka memajukan jadwal penerbangannya." Leon merangkul pinggang istrinya."Berapa lama disana?" " Mungkin tiga hari. Tidak akan lama Sayang." Leon mengusap kepala Anin."Baiklah, aku bantu mengemasi pakaianmu nanti."Rena menghampiri ketiganya, lalu mengangkat N
Baca selengkapnya

Bulan Madu Yang Terlambat

Rena sudah berdamai dengan hatinya dan masa lalu suaminya. Dia tidak mau mengotori lagi hatinya dengan perasaan dendam. Dia sudah mengikhlaskannya, karena apapun yang terjadi didalam hidupnya merupakan rangkaian takdir yang sudah Tuhan tetapkan."Tentu saja, aku telah memaafkan mereka berdua." ucap Rena sambil tersenyum."Terima kasih, Mom telah menerimaku dalam keluarga kalian." Helen memeluknya lagi."Beristirahatlah, Mom!" kemudian Helen pergi meninggalkan Rena.Ke esokan harinya, Helen dan Bryan pun menikah sesuai dengan keinginan Leon. Mereka merayakan pesta kecil dan sederhana dihalaman rumah itu. Yang datang hanya sebagian tetangga dan beberapa teman kerja Helen saja, mengingat suasana duka yang masih menyelimuti setelah meninggalnya kakek Helen.Sebelum mereka ke New York besok, Leon mengajak Anin ketempat dimana Leon pernah menginap saat pertama kali bertemu Helen. Bryan sudah tidak tinggal dirumah penginapan itu setelah kemarin ia menikahi Helen."Mau apa kesini, Kak?" tanya
Baca selengkapnya

AKHIR YANG INDAH

Leon terkejut dan langsung menghampiri istrinya yang tidak sadarkan diri. Ia langsung membawa Anin kerumah sakit saat itu juga. Ketika dokter sudah selesai memeriksa Anin, kemudian Leon pun menghampiri istrinya. "Bagaimana dok istri saya?" Dokter perempuan itu hanya tersenyum pada Leon. "Selamat Tuan, istri anda sedang mengandung." ucap sang dokter masih dengan senyumannya."Dia pingsan karena kelelahan dan tekanan darahnya rendah ... jangan lupa untuk makan-makanan yang sehat dan bergizi."Leon terperangah seperti orang bodoh, kemudian setelah beberapa detik ia baru tersadar. "A-apa ... Anin hamil." ujar Leon tak percaya, kemudian ia tertawa lalu mendekati sang istri yang perlahan sadar dari pingsannya."Sayang, kamu masih pening?" "Aku kenapa!" Lirih Anin sambil memegangi kepalanya yang masih berdenyut."Kamu tiduran aja kalau masih pusing. Tadi kamu pingsan, Sayang.""Aku ... bagaimana dengan perjalanan kita ke New York hari ini?" Anin membulatkan matanya seakan baru tersadar a
Baca selengkapnya

Tamu Yang Berbahaya

Sembilan bulan usia kehamilan kedua Anin sekarang, sebentar lagi Anin akan melahirkan anak kedua. Dirinya begitu antusias ketika mengetahui jenis kelamin anak keduanya, ia sudah mempersiapkan segala perlengkapan bayinya dengan warna pink yang mendominasi isi lemari bayinya kelak."Sayang, hari ini aku pulang agak malam, ada pertemuan dengan Zahir dan Hasan di Klub." ujar Leon sambil mengikat dasinya didepan cermin."Oke, jangan terlalu malam pulangnya Pah, Noah suka nanyain kamu." "Baik, Sayang. Aku usahakan jam 8 sudah dirumah, Oke!" ucap Leon kemudian menghampiri dan merangkul pinggang istrinya, kemudian mencium bibir Anin yang sudah menjadi candu untuknya. Setelahnya Leon berlutut mensejajrkan tubuhnya dengan perut Anin."Halo girl, Papah pergi kerja dulu, baik-baik sama bunda ya." Leon berbicara didepan perut Anin yang sudah membuncit itu sambil memberikan sentuhan disana."Baik, Pah. Semangat kerjanya ya!" Anin bersuara menirukan anak kecil. Lalu mereka berdua pun tertawa."Jan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status