***"Gimana, buburnya enak enggak?"Duduk berhadapan dengan kedua putrinya yang kini rapi dengan seragam sekolah, pertanyaan tersebut lantas Juan lontarkan pada Kirania juga Caca. Tengah menyantap sarapan, itulah kegiatan Juan dan kedua putrinya. Bukan nasi goreng, roti bakar, atau pancake, menu sarapan pagi ini adalah bubur ayam. Bangun pukul lima, Juan yang merasa bersalah pada Senja memutuskan untuk membuat makanan tersebut, dan karena dia pikir anggota keluarganya yang lain menyukai bubur, Juan membuatnya dalam porsi yang sedikit banyak."Enak, Pa, enak banget," puji Caca dengan senyuman cerah seperti biasa. "Papa emang pinter masak. Caca suka.""Habisin kalau gitu ya, biar pas di sekolah nanti kamu semangat," kata Juan lembut."Siap, Papa.""Kamu sendiri gimana? Enak enggak bubur buatan Papa?" Setelah pada Caca, pertanyaan tersebut Juan lontarkan pada Kirania, dan tak ada senyuman, raut wajah pria tiga pu
Read more