***"Turun, makan malam udah siap."Tengah asyik men-scroll akun sosial media miliknya, Senja menoleh ketika informasi tersebut tiba-tiba dilontarkan Juan dari ambang pintu.Tak keluar dari kamar setelah membersihkan badan sore tadi, Senja memang memutuskan untuk berdiam diri kemudian sibuk dengan kegiatannya sendiri. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dia lakukan karena untuk bertemu bahkan mengobrol dengan Nada rasanya canggung. Selain itu, Senja juga rasanya malas jika harus menyaksikan interaksi Juan dengan sekretarisnya, karena tak dingin seperti ketika bicara dengannya, Juan pasti bersikap hangat bahkan manis pada Nada."Kamu aja sama yang lain, aku nanti nyusul," kata Senja."Nanti kapan?""Ya nanti aja, sekarang aku belum lapar," kata Senja. "Lagian kalau aku ada diantara kamu, Mbak Nada sama anak-anak takutnya ganggu karena mungkin kalian mau simulasi."Mendengar ucapan Senja, Juan yang semula menyembulkan setengah badannya, masuk. Berdiri tak jauh dari pintu, dia bertanya,"Si
Read more