Beranda / Pernikahan / Terjerat Cinta Kakak Ipar / 56). Konflik di Tengah Makan Malam

Share

56). Konflik di Tengah Makan Malam

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 18:00:20
***

"Rahasia soal Tante yang mau nyingkirin Tante Senja secara perlahan. Punya niat buat lakuin itu, kan?"

Deg.

Nada cukup terkejut setelah jawaban tersebut dilontarkan Kirania yang kini berada di sampingnya. Tak langsung menimpali, yang dia lakukan setelahnya adalah diam sambil mengingat percakapan sore tadi bersama sang sahabat lewat sambungan telepon.

Membicarakan tentang keberadaannya pasca pulang dari kantor, Nada memang sempat membahas rencananya untuk menyingkirkan Senja secara perlahan dari samping Juan.

Mengobrol di tempat sepi dengan sang sahabat, dia tak menyangka perbincangannya dikuping karena ketika menjawab panggilan, Nada rasanya sudah memilih tempat yang sepi.

"Kiran, kamu kayanya-"

"Ayo kita makan."

Tak selesai Nada bicara, ucapan Juan lebih dulu terdengar dan tak hanya berkata, pria itu melangkah mendekati meja makan bersama Caca dan Senja, sehingga obrolan diantara Nada dan Kirania pun terputus dengan kondisi menggantung.

"Sini Tante di sini duduknya deketan Papa,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
ya Kiran nada sok sabar padahal dia yang buat masalah
goodnovel comment avatar
Netty Kurnia
bagus kiran.
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kirain kiran suka ma nada ternyata tidak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   57). Kirania Mengadu

    ***"Mau ke mana, Tante?"Menghentikan langkahnya setelah tiba-tiba mendapat pertanyaan, Senja berbalik. Mendapati Kirania berdiri di depannya pada jarak beberapa meter, dia buka suara."Ruang kerja Papa kamu, anterin makanan," kata Senja apa adanya.Selesai dengan tugas dapur, Senja memang melanjutkan tugasnya yaitu; menyiapkan camilan juga minuman untuk Juan dan Nada. Memotong brownis coklat yang tersedia di kulkas lalu membuat kopi, dua hal tersebut dia lakukan sebelum kemudian membawanya ke lantai dua—tempat ruang kerja Juan berada."Disuruh Papa apa inisiatif sendiri?" tanya Kirania sambil menaikkan sebelah alis."Hm, gimana ya?" tanya Senja. "Tadinya pengen bohong, tapi kayanya enggak ada manfaat juga. Jadi kalau kamu tanya disuruh atau inisiatif sendiri, jawabannya adalah disuruh. Papa kamu minta Tante layani dia dan Mbak Nada selama lembur dan ya ... enggak cuman buatin makanan, Tante juga harus bantuin mereka.""Dih, Papa apaan banget sih?" tanya Kirania—menyuarakan ketidaksuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   58). Debat Ayah dan Anak

    ***"Urusan cewek dan Papa enggak perlu tahu karena pembahasan aku sama Tante Senja agak sensitif."Guna menjawab pertanyaan Juan yang beberapa detik lalu ingin tahu tentang obrolannya dengan Senja, jawaban tersebut lantas dilontarkan Kirania pada sang papa dan apa yang dia katakan membuat Juan memasang raut wajah masam."Udah tapi, kan, ngobrolnya?" tanya Juan. "Kalau udah, Tante Senjanya Papa bawa karena ada kerjaan yang harus dia urus. Kamu sana tidur biar besok pagi enggak susah bangun.""Kalau aku jawab aku enggak mau, Papa mau apa?""Maksud kamu apa?" tanya Juan sambil menaikkan sebelah alis."Ada dua opsi yang mau aku kasih dan harus Papa pilih," kata Kirania semakin berani. "Satu, aku tidur alias pergi ke kamar, tapi sama Tante Senja. Dua, Tante Senja bantuin kerjaan Papa tapi ditemenin sama aku. Mau pilih yang mana?""Dalam rangka apa kamu kasih Papa pilihan kaya gini?" tanya Juan. Beralih pada Senja yang kini b

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   59). Menenangkan Diri

    ***"Bisa biarin Tante sendiri dulu enggak, Ki? Tante lagi enggak pengen ngomong apa pun dan sama siapa pun. Tante pengen menenangkan dulu pikiran karena dengar ucapan kamu tadi, jujur aja Tante sakit hati."Hampir keluar dari pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan area kolam renang di belakang rumah, Senja berucap tanpa menoleh pada Kirania yang terus mengikutinya dari belakang.Pergi dari Juan setelah mengetahui sebuah fakta, Senja memang ingin menenangkan diri dan jika Kirania terus mengikutinya, dia pikir niat untuk merealisasikan hal tersebut akan sulit."Tante enggak akan kabur dari rumah cuman karena masalah ini, kan?" tanya Kirania dari belakang Senja dengan jarak yang terpaut beberapa meter."Kabur ke mana? Tante enggak punya tempat pulang karena kembali ke rumah Ayah sama Bunda terlalu jauh. Selain rumah ini, tempat Tante pulang di Bandung cuman makam Mama kamu, dan untuk sekarang Tante enggak akan bisa ke sana karena Tant

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   60). Rasa Cemas Juan

    ***"Ck."Berdecak sambil menutup berkas yang sejak beberapa menit ke belakang dia periksa, itulah yang Juan lakukan setelah ingatan tentang Senja melintas tanpa permisi.Tak mengejar setelah Senja pergi begitu saja, Juan memang memutuskan untuk kembali ke ruang kerja. Membawa makanan yang sudah sang istri siapkan, Juan menjawab bohong ketika Nada bertanya tentang Senja dan tak ada protes, kegiatan mengerjakaan pekerjaan pun berlanjut.Lima menit awal pasca membuka kembali berkas yang harus dia periksa, pikiran Juan awalnya baik-baik saja hingga tak berselang lama bayangan kejadian tadi datang dan membuatnya tak tenang.Penasaran ke mana Senja pergi setelah meninggalkannya, itulah yang ada di pikiran Juan—membuat dia sedikit kesulitan fokus sampai akhirnya setelah terus berusaha, dia jengkel."Kenapa, Pak? Apa ada sesuatu yang enggak Bapak suka dari berkasnya?" tanya Nada penasaran."Enggak, berkasnya baik-baik aja cuman

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   61). Juan Sadis?

    ***"Bisa-bisanya suhu tubuh Senja naik lagi."Sambil meletakkan lipatan handuk basah di kening Senja, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan. Duduk di pinggir kasur, saat ini kegiatannya adalah; mengompres kening Senja setelah panas yang beberapa waktu lalu turun, kembali naik.Mengkhawatirkan Senja, Juan terkejut setelah mendapati istrinya itu tak sadarkan diri di gudang. Entah apa saja yang Senja lakukan di sana, dia sendiri tak tahu. Namun, yang jelas tanpa banyak ba bi bu Juan lekas membawa istrinya itu menuju kamar.Membaringkan Senja dengan sangat hati-hati, Juan lagi-lagi mendengar gadis itu mengigau memanggil Nama Mentari dan sama sepert semalam, Senja demam—membuatnya dengan segera menyiapkan. air hangat beserta handuk."Daya tahan tubuh kamu selemah ini ternyata," ucap Juan lagi. Tak tahu harus berkomentar apalagi, setelahnya Juan beranjak. Keluar dari kamar, tujuannya sekarang adalah kamar Caca. Membuka pintu dengan sangat hati-hati, dia kembali mendapati Kirania terjaga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   62). Sikap Dingin

    ***"Berisik, Mas, aku lagi cari angin."Spontan mengarahkan atensi ke pintu penghubung balkon dan kamar, itulah yang Juan lakukan setelah suara Senja terdengar dari balkon.Tak diam saja, setelah itu Juan melangkah menuju pintu yang ternyata tak terkunci rapat dan begitu pintu terbuka, sosok Senja dia dapati berdiri di dekat pagar pembatas.Membelakangi dirinya yang kini berdiri di ambang pintu, Senja sama sekali tak menoleh—membuat Juan diam selama beberapa saat sebelum akhirnya buka suara."Masuk, angin malam enggak bagus buat orang sakit.""Peduli apa kamu sama aku?" tanya Senja dengan suara yang terdengar begitu dingin. Tak menoleh, ketika berucap demikian gadis itu tetap di posisinya—membuat Juan menghela napas sebelum kemudian buka suara."Saya minta maaf," kata Juan—lumayan peka alasan Senja berucap demikian. "Meskipun bercerita tentang masalah rumah tangga saya pada siapa pun itu hak saya, tapi dengan rendah hat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   63). Senja dan Kopi

    ***"Hai."Berhenti di teras rumah setelah sebelumnya membuka pintu, sapaan tersebut lantas Senja lontarkan pada pria yang kini barusaja memberhentikan mobil.Tak di depan gerbang, mobil berhenti di depan pintu garasi karena memang bukan orang lain, yang Senja sapa sekarang adalah; Gian.Dihubungi pria itu beberapa menit setelah sadar dari pingsan, Senja mendapat tawaran dibelikan makanan oleh Gian yang katanya sudah di jalan.Merasa lapar setelah menangis bahkan tak sadarkan diri, Senja memesan mie ayam dan tak ada bantahan, Gian mengiakan permintaannya itu sehingga ketika melihat mobil adik iparnya tersebut sampai di depan gerbang, dia antusias.Mengabaikan Juan, Senja tak tahu suaminya itu mengikutinya bahkan sekarang ketika dia menyambut Gian, Juan mengintip dari dalam rumah."Wah, disambut Kakak ipar," kata Gian dari dalam mobil.Selang beberapa detik, pria itu membuka pintu dan sambil menenteng kresek, Gia

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   64). Senja Galak

    ***"Harus banget sambelnya sebanyak itu? Sakit perut nanti kamu, Senja. Enggak usah aneh-aneh."Duduk berhadapan dengan Senja di meja makan, ucapan bernada omelan tersebut lantas Juan lontarkan setelah sang istri tanpa ragu membubuhkan dua sendok sambal ke dalam mie ayam yang akan disantap.Tak diterima dengan baik, larangannya justru membuat Senja mengangkat pandangan bahkan mendelik dan tentunya tak diam, Senja buka suara."Mas Juan bisa diem enggak?" tanya Senja. "Aku sekarang lagi sakit kepala dan buat ngobatinnya aku perlu makanan yang pedas-pedas. Jadi Mas jangan banyak komplen, karena sepedas apa pun mienya, yang makan aku bukan kamu.""Ya saya tahu, tapi kan-"Tak selesai Juan bicara, sebutir bakso berukuran kecil tiba-tiba saja masuk ke dalam mulutnya dan tak terbang sendiri, bakso tersebut adalah suapan dari Gian yang selanjutnya bicara."Enggak usah banyak komplen, Mas, biarin aja," kata Gian sambil tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   195). Mengunjungi Mentari (Ending)

    ***"Ah, akhirnya acara aqiqah Tian berjalan dengan lancar ya, Mas. Rasanya baru kemarin deh dia lahir, tapi ternyata udah dua minggu yang lalu."Tersenyum sambil memandang para tamu yang kini pergi meninggalkan rumahnya, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan pada Juan. Tak berada di dalam, saat ini dia dan sang suami masih berada di teras karena memang setelah acara selesai, keduanya mengantar para tamu seraya mengucapkan terima kasih.Dua minggu pasca melahirkan, Senja dan keluarga sepakat untuk mengadakan acara aqiqah baby Tian. Tak digelar di gedung, Senja dan Juan sepakat mengadakan acara di rumah.Mengundang para tetangga komplek, acara berlangsung dengan lancar dan tak sedikit, tamu yang diundang pun cukup banyak karena dari banyaknya tetangga yang diberitahu, hampir semua datang sore ini ke rumah Juan."Iya, akhirnya acara berjalan dengan lancar," kata Juan. Menoleh kemudian memandang Senja, dia kemudian berkata, "Semoga Tian seh

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   194). Senja Pulang

    ***"Welcome home, Mama Senja!"Membulatkan mata dengan raut wajah kaget, itulah Senja setelah sambutan tersebut didapatkannya dari orang-orang yang siang ini menyambut di ruang tengah.Dua hari menetap, Senja dan sang bayi memang diizinkan pulang hari ini untuk menjalani pemulihan di rumah. Tak dijemput siapa pun, Senja pulang berdua saja dengan Juan dan jujur dirinya sedih, karena dia pikir orang-orang rumah akan menjemputnya, mengingat kepulangan dia bukan di hari kerja melainkan hari libur.Tak menunjukan kesedihan, Senja terus berusaha tersenyum selema di jalan hingga ketika tiba di rumah, kehadiran dua mobil yang tak asing untuknya membuat dia bertanya-tanya.Bukan mobil Juan ataupun Gian, yang dilihat Senja adalah mobil Davion juga kedua orang tuanya sehingga dengan rasa penasaran yang tiba-tiba melanda, Senja bertanya.Namun, alih-alih memberikan jawaban, Juan justru meminta dia untuk masuk sehingga sambil menggendong san

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   193). Kelahiran Bayi Mungil

    ***"Ayo, Bu, coba dorong."Bersandar pada bed, yang sejak tadi dia tempati, Senja menoleh ke arah Juan sebelum kemudian mengambil ancang-ancang. Menutup rapat mulutnya seperti yang disarankan, Senja mulai mengejan sekuat tenaga sambil berpegangan pada sang suami.Bukaan lengkap setelah menunggu selama beberapa jam, persalinan Senja memang segera dilakukan. Aman untuk melahirkan secara normal, Senja membiarkan tubuhnya kesakitan karena gelombang cinta yang beberapa waktu lalu datang, dan sekarang perempuan itu kembali berjuang.Bayi yang dikandung tak langsung keluar dalam sekali ejanan, Senja menjatuhkan punggungnya di bed dengan napas terengah. Beristirahat sejenak, itulah yang dia lakukan sekarang sementara dokter sibuk memeriksa sesuatu."Kuat ya, kamu pasti bisa," ucap Juan yang terus berada di samping Senja. "Doain ya, Mas," pinta Senja yang dijawab senyuman oleh sang suami."Pasti."Waktu istirahat seles

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   192). Kado untuk Gian

    ***"Gi, anak kita lucu."Berdiri persis di samping inkubator, ucapan tersebut Diandra lontarkan dengan perasaan yang terasa begitu hari. Melahirkan beberapa jam lalu, sore menjelang malam Diandra meminta untuk dibawa ke ruang Nicu. Dioperasi menggunakan metode yang cukup bagus, perempuan itu sudah mampu berdiri bahkan duduk sehingga setelah meminta izin pada Dokter, Gian membawa istrinya itu menemui sang putra.Lahir dengan tubuh yang sangat mungil, putra pertama Gian dan Diandra terlihat persis seperti sang ayah, Gian. Memiliki hidung mancung, dua alis yang tak terlalu tebal kemudian rambut hitam, bayi mungil tersebut nampak begitu baik sehingga meskipun harus menetap di inkubator hingga kondisi dan berat badan stabil, Gian mau pun Diandra lega karena sejauh ini, tak ada kelainan yang ditunjukan Pradikta atau yang lebih akrab disapa baby Dikta."Mirip banget sama aku enggak sih?" tanya Gian yang setia di samping Diandra, guna berjaga-j

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   191). Kelahiran Putra Pertama

    ***"Gimana, Dok? Apa istri saya harus lahiran sekarang karena ketubannya udah pecah?"Melihat dokter selesai memeriksa Diandra, pertanyaan tersebut lekas Gian lontarkan dengan raut wajah yang cukup tegang.Mendapat kabar tentang Diandra yang tiba-tiba mengalami pecah ketuban, Gian memang sigap membawa istrinya itu ke rumah sakit terdekat. Meskipun Diandra tak merqsa kesakitan, Gian membawa perempuan itu ke IGD sehingga tanpa perlu menunggu lama, penanganan pun dilakukan dengan cepat."Betul sekali, Pak," kata sang dokter, memberi jawaban. "Karena air ketuban yang tersisa hanya tinggal sedikit, istri Bapak harus segera melahirkan bayinya dan demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, kami akan melakukan tindak operasi secepatnya. Apa bapak setuju? Jika iya, nanti berkas-berkasnya disiapkan pun dengan ruang operasi.""Kalau itu yang terbaik, saya setuju, Dokter," ucap Gian. "Tapi usia kandungan istri saya baru dua puluh sembila

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   190). Waktu Berlalu

    ***"Silakan dinikmati basonya ya, Mbak, Kak, Dek, semoga bakso buatan Mamang cocok di lidah kalian."Sambil menyimpan satu persatu mangkuk bakso di atas meja makan, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan untuk istri dan kedua anaknya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di sana.Tak bisa menolak ngidam Senja yang katanya ingin bakso buatan dia sendiri, Juan mendadak cosplay menjadi mang bakso komplek. Membuat adonan bakso kemudian mengolahnya menjadi bulatan kecil dan sedang, semua dia lakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun.Tak hanya membuat bakso, Juan juga berpakaian seperti tukang bakso demi mengabulkan keinginan Senja. Kaos abu pendek, celana pendek juga topi bulat dan handuk, semuanya dia pakai dan hal tersebut membuat Senja bahagia, sehingga meskipun harus menunggu satu jam lebih bakso yang diinginkannya jadi, perempuan itu tak bosan sama sekali."Waw," ucap Kirania takjub. "Udah cocok kayanya Papa jadi tukang bakso. Persis bua

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   189). Siapa yang Hamil?

    ***"Menurut Papa?"Menyipitkan mata dengan emosi yang semakin naik, itulah Juan setelah pertanyaan tersebut dilontarkan sang putri, usai dirinya bertanya tentang testpack yang ditemukan di atas meja belajar Kirania.Tak ada panik, gadis itu terlihat tenang dan hal tersebut jelas membuat Juan penasaran karena jika memang Kirania hamil, seharusnya rqsa panik melanda karena bukan hal sepele, hamil di usia belia terlebih masih pelajar adalah sebuah masalah yang sangat besar."Kamu ditanya tuh jawab, bukan balik nanya," desis Juan. "Mau Papa pukul?""Pukul apa maksud kamu?"Bukan Kirania, yang bertanya adalah Senja yang tahu-tahu berada di ambang pintu. Tak kalah serius dari Juan, perempuan itu kini menatap intens sang suami sebelum akhirnya bertanya,"Kamu lagi ngapain Kiran? Kok pake nyebut pukul segala? Berani emang kamu pukul anak aku?""Aku nemuin tespack di meja belajar Kiran, Senja, dan ini aku lagi nanya," k

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   188). Restu Juan Sepenuhnya Turun

    ***"Halo."Refleks melengkungkan senyuman, itulah yang Kirania lakukan setelah suara berat Davion terdengar dari telepon. Tak lagi di kamar sang papa, saat ini dia memang sudah kembali ke kamarnya dan tak diam saja, Kiranua menghubungi sang kekasih dengan tujuan; mengajak Davion datang ke rumah hari sabtu nanti.Mendapat lampu hijau untuk berpacaran, Kirania tak sepenuhnya bebas karena sebelum melanjutkan hubungan dengan Davion, kebaikan dan ketulusan kekasihnya tersebut harus dipastikan dulu sehingga selain makan siang bersama, sabtu nanti katanya Juan akan mengajak mantan dari istrinya tersebut berdialog empat mata."Halo, Kak, ganggu enggak?" tanya Kirania. "Kali aja Kak Davi lagi nongkrong atau bahkan udah tidur gitu?""Enggak sih, enggak ganggu," kata Davion. "Aku barusan kebetulan lagi main game. Jadi aman.""Lho, keganggu dong itu, Kak?" tanya Kirania. "Kalau ada panggilan pas main game kan nanti gamenya kepause. Iya engg

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   187). Permintaan untuk Putus

    ***"Putus."Kompak memasang raut wajah kaget, itulah Senja dan Kirania setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan dengan raut wajah seriusnya.Mengikuti saran Senja, malam ini Kirania jujur tentang hubungannya dengan Davion. Tak ada respon baik, Juan nampak tak suka mendengar kabar yang diberikan sang putri sehingga setelah Kirania menjawab serius tentang hubunganya dan sang kekasih, pria itu meminta sang putri putus."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Senja yang membuat atensi Juan beralih."Ya putus," kata Juan. "Aku mau Kiran sama Davion putus. Apa enggak jelas ucapan barusan?""Enggak bisa gitu dong, Pa," kata Kirania yang membut Juan kembali memandangnya. "Aku cinta sama Kak Davion begitu pun sebaliknya. Jadi enggak ada tuh putus-putus.""Jadi kamu lebih pilih Davion dibanding Papa? Iya?" tanya Juan. "Kamu masih kecil, Kiran, bahkan tujuh belas tahun pun kurang. Bisa-bisanya pacaran sama orang dewasa. Aneh tahu enggak?"

DMCA.com Protection Status