Home / Romansa / Terjerat Cinta Playboy Manis / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Cinta Playboy Manis: Chapter 11 - Chapter 20

158 Chapters

Pertemuan Kembali

Satu minggu berlalu. Langit sudah pindah ke apartemennya yang baru setelah merengek ingin tinggal di apartemennya sendiri. Dia mengancam akan pergi lagi ke Paris kalau kedua orangtuanya tidak mengabulkan keinginannya.“Sore, Pak.” “Sore, Pak.”Para staff perusahaan tampak menyapa Langit yang baru saja keluar dari lift dan berjalan di lobi. Ketampanan pria itu bagai magnet tersendiri untuk kaum hawa di perusahaan itu. Mereka bagai mendapatkan asupan gizi untuk mata, karena mendapatkan atasan muda yang tampan, membuat mereka betah berlama-lama di perusahaan hanya untuk sekadar memandang ciptaan Tuhan yang bagi mereka begitu sempurna.“Apa Pak Langit masih jomblo?” tanya salah satu staff wanita sambil memandang Langit yang berjalan menuju pintu lobi.“Mana mungkin pria setampan dia masih jomblo, meskipun iya, aku yakin yang antri sudah banyak,” timpal staff lain.“Kalau masih buka antrian untuk pendaftaran sebagai pacarnya, aku mau antri,” imbuh yang lainnya.“Aku juga mau daftar,” bala
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Tertekan

Langit memberikan tatapan dingin ke Bintang, hal itu membuat Bintang menelan ludah susah payah dan rasa bersalah kembali kepada pria itu merayap dada.Box kue yang jatuh ternyata menimpa sedikit sepatu Langit, membuat pria itu menggeser kakinya hingga box itu kini tergeletak sempurna di trotoar.“Rusak, ya? Sayang sekali! Tapi untungnya kue itu masih bisa dibeli lagi atau dibuat lagi,” sindir Langit dengan senyum miring di wajah.Bintang hanya diam mendengarkan ucapan Langit, tahu betul apa yang dimaksud oleh mantan kekasihnya itu.Laras melihat tatapan kebencian di mata Langit, kini baru menyadari kalau kepergian Langit diakibatkan oleh Bintang.“Ayo, Ras. Kita pergi.” Langit mengajak Laras meninggalkan Bintang.Laras sudah lama tidak bertegur sapa dengan Bintang, tepatnya setelah dirinya membenci Bintang yang memiliki hubungan dengan Langit. Laras pun mengikuti langkah Langit, karena tujuannya memang ingin bicara dan dekat dengan pria itu.Bintang bergeming di tempatnya, menunduk da
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Rasa Sakit Hati

Jangankan melihat, membayangkan saja sudah membuat jantung itu berdetak tidak terkendali, gemuruh di dada membuat emosi membuncah, rasa benci itu muncul seiring ingatan kata perpisahan yang begitu menyesakkan dada.Langit harus kembali merasakan sesak di dada karena pertemuannya dengan Bintang. Meski terlihat santai dan biasa saja, sejujurnya dada terasa sesak melihat wajah gadis yang dicintainya itu.Mengulang kebiasaan lamanya untuk menghapus bayangan Bintang. Langit duduk di bar yang terdapat di kota itu, memesan minuman beralkohol dan menenggaknya perlahan.Suara musik yang menggema di bar itu tidak dihiraukan Langit, yang diinginkannya hanya menenangkan diri dan mencoba menghapus wajah Bintang yang dilihatnya.“Sial, kenapa aku harus bertemu dengannya.” Langit mengumpat dalam hati.Dia kembali menenggak minumannya, kemudian memesan lagi hingga entah sudah habis berapa gelas. Langit memang kuat minum dan tahan dengan alkohol, mungkin karena kebiasaannya minum semenjak putus dari B
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Dirawat Di Rumah Sakit

Ruangan itu terasa hening, sesekali terdengar suara derap langkah orang yang lewat di luar ruangan, juga roda yang bergesek dengan lantai.Bintang mulai menggerakkan kelopak mata, kepalanya terasa berat dan wajahnya sangat pucat. Dia mencoba membuka kelopak mata, samar-samar menatap langit-langit kamar yang tampak asing untuknya.“Kamu sudah bangun.”Suara yang sangat dikenalnya itu terdengar di telinga. Bintang menoleh dan melihat Anta yang duduk di kursi samping ranjang.“Anta, aku di mana?” tanya Bintang lupa dengan apa yang terjadi kepadanya. Tubuhnya masih terasa lemas, bahkan suaranya pun terdengar lemah.“Kamu di rumah sakit,” jawab Anta.Bintang mengangkat satu tangan karena ingin menekan kepala yang terasa pusing, hingga melihat selang infus terpasang di lengan.“Aku akan panggilkan dokter,” ucap Anta kemudian menekan tombol darurat untuk memanggil perawat.Bintang masih merasa matanya berkunang, memilih diam dan menunggu dokter memeriksa kondisinya.Anta sendiri di sana menu
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Janji Mengikat

Anta pergi dari rumah sakit setelah Annetha dan Arlan datang. Dia sebenarnya ingin sekali memberitahu Langit apa yang terjadi kepada Bintang, tapi janjinya membuat Anta tidak bisa berbuat banyak. Bintang terlalu keras kepala untuk menerima sebuah nasihat.Anta membelokkan mobil ke sebuah tempat makan. Dia hendak membeli sarapan sebelum pergi ke kafenya. Pria itu memarkirkan mobil di bahu jalan, lantas turun dan berjalan menuju tempat makan yang ditujunya.Anta berjalan sambil bermain ponsel, saat tangan hendak meraih gagang pintu yang tidak dilihatnya, dia tanpa sengaja menyenggol seseorang yang baru saja keluar dari tempat itu.“Maaf.” Anta terdiam saat melihat siapa yang ditabraknya.Laras baru saja sarapan di tempat itu, hingga bergeming saat bertemu dengan Anta.“Anta.” Laras mencoba tersenyum saat melihat pria itu.Namun, sayangnya Anta tidak memberikan reaksi yang sama. Seolah tidak mengenal, Anta memberikan tatapan dingin, kemudian masuk begitu saja melewati Laras.Laras terdia
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Alasan Persahabatan Hancur

Anta duduk sambil bersedekap dada, memalingkan wajah seolah tidak ingin melihat siapa yang kini duduk di hadapannya.“Bagaimana kabarmu, Ta?” Laras akhirnya buka suara setelah sejak tadi diam dan terasa hening di ruangan itu.“Apa kamu menemuiku hanya untuk bertanya kabar? Bisa kamu lihat sendiri, aku sangat baik, usahaku sukses, kabar apa lagi yang ingin kamu tanyakan?” Anta menjawab dengan sedikit nada ketus, lantas menggerakkan kepala hingga akhirnya menatap Laras.Laras tersenyum masam mendengar jawaban Anta. Pria yang dulu pernah dekat dan selalu ada untuknya, kini berubah dingin dan begitu tak acuh kepadanya, membuat Laras merasa tidak nyaman, sampai akhirnya mereka saling diam meski melihat atau berpapasan.Laras memberanikan diri mendatangi Anta, karena merasa perlu bicara dengan pria itu.“Kamu masih marah kepadaku?” tanya Laras dengan suara lembut ke Anta.Anta menatap Laras dengan ekspresi wajah tidak senang, berpikir kalau gadis itu bicara lembut hanya untuk merayunya.“Me
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Ingin Bicara

Langit menghentikan langkah mendengar ucapan Bintang, hingga melepas genggaman tangan Laras. Dia membalikkan badan, menatap Bintang yang sudah memandangnya.Bintang terlihat panik, meski begitu berusaha tenang. Dia yang bertekad ingin bicara agar bisa menyelesaikan masalah mereka, yang dirasa masih menggantung.Langit berjalan menghampiri Bintang, tatapannya tidak teralihkan dari wajah gadis itu.Bintang sendiri menelan ludah susah payah, merasa tatapan Langit begitu mengintimidasi.Laras terus memperhatikan, jarak mereka yang sedikit jauh tentunya tidak bisa membuatnya mendengar apa yang mungkin dibicarakan oleh Bintang dan Langit.“Bicara, apalagi yang ingin kamu bicarakan?” tanya Langit begitu berdiri di hadapan Bintang.“Ada beberapa, aku hanya ingin--” Apa yang hendak diucapkan Bintang dipotong cepat oleh Langit.“Aku tidak suka bicara di tempat umum, terlebih jika itu membahas tentang hal pribadi,” ucap Langit memotong cepat.Bintang terkejut karena Langit memotong ucapannya, pa
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Ingin Memperbaiki Hubungan

“Tato? Dia menato tubuhnya? Dan itu ….” Bintang menjeda ucapannya. Berjalan dengan tatapan terus tertuju ke bahu Langit.Keduanya akhirnya masuk lift, Bintang berdiri di belakang Langit dan terus memandang ke tato yang dimiliki pria di depannya itu.“Kenapa Langit menato bahunya dengan gambar bintang?” Bintang bergumam dalam hati.Langit berdiri dengan santai, bahkan tidak terlihat risih atau malu karena bertelanjang dada. Tubuhnya biasa dilihat banyak orang saat musim panas dan dia berjemur di pantai, kali ini dilihat oleh orang lain di sebuah hotel tidak akan jadi masalah untuknya.Mereka berjalan di koridor menuju kamar yang dipesan Langit. Saat Langit masuk, Bintang kembali ragu untuk mengikuti langkah pria itu.“Dia tidak akan melakukan hal buruk kepadaku, ‘kan?” Entah kenapa pikiran negatif tiba-tiba berputar di kepala.Langit menghentikan langkah, melirik ke belakang dan melihat Bintang yang masih bergeming di depan pintu.“Jika tidak yakin, tidak usah masuk.” Suara tegas itu
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Kambuh

Bintang sangat terkejut dengan yang dilakukan Langit, terutama saat pria itu menarik dan memojokkan ke dinding. Jantung Bintang berdegup dengan cepat, jangan lupakan Langit yang bertelanjang dada sampai membuat Bintang menahan napas saat aroma maskulin pria itu menusuk hidungnya.“Kamu selalu menganggap keputusanmu yang terbaik untuk semua. Tapi apa pernah sekali saja kamu meminta pendapat orang lain?” tanya Langit dengan tatapan tidak teralihkan dari Bintang. Jarak mereka begitu dekat, hingga Langit sedikit menunduk untuk bisa menatap wajah mantan kekasihnya itu.Bintang tidak menjawab pertanyaan Langit, menatap sambil mengulum bibirnya.“Kenapa diam? Bukankah tadi kamu banyak bicara?” Langit sudah melepas lengan Bintang, tapi memindah kedua tangan di samping kepala Bintang untuk mengurung gadis itu.“Karena aku merasa memang terbaik,” jawab Bintang akhirnya. Bicara membuat hidungnya mencium aroma maskulin pria itu.Saat keduanya saling tatap, Bintang merasa mulai tidak nyaman dengan
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Masih Tidak Jujur

Langit masih memandang Bintang, gadis itu tidak pingsan hanya memejamkan mata karena rasa sakit yang mendera. Terlihat gurat kecemasan di wajah Langit, beribu pertanyaan kini semakin berkutat di kepala.Bintang mengerutkan kelopak mata, menahan sakit akibat demam yang menyerangnya secara tiba-tiba. Tubuhnya lemas, meski kelopak mata ingin terbuka. Dia bahkan tahu saat Langit membuka blazernya, sempat terlintas bahwa pria itu akan melakukan sesuatu yang buruk kepadanya, tapi ternyata itu tidak terbukti. Bintang hanya merasakan Langit yang menyingkap ujung lengan kemejanya sebelum kemudian melepas tangannya.Melihat Bintang yang seolah ingin membuka mata, Langit mengulurkan tangan dan menyentuh kening dengan punggung tangan.Bintang baru saja membuka mata, hingga tatapan yang masih kabur untuk melihat, kini bertemu dengan tatapan pria yang sedang menyentuh keningnya.“Demammu sudah turun,” ucap Langit.Bintang tidak menjawab, tatapannya terus tertuju ke pria itu. Dia sedang merutuki dir
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status