Arren tidak bisa berteriak, dan hanya menatap Leon lekat, dengan tatapan sendu yang mendalam. Tatapan Arren itu seakan berarti, ia begitu menantikan kedatangan Leon, meski awalnya hanya sebatas angan.Bulir air terlihat menggenang di antara kedua matanya. Entah mengapa, gadis itu begitu lega karena Leon akhirnya menampakkan dirinya. Tapi, perasaan aneh apa ini?Ada semacam kerinduan yang tiba-tiba menyeruak, namun terhalang oleh harga diri yang tetap ada di dalam hatinya. Bukankah Arren sudah melarikan diri dari jeratan pria itu? Lantas, mengapa sekarang ia begitu bahagia ketika kembali bertemu? Ah… apakah, perasaan cinta dan benci memang harus membingungkan seperti ini? Arren belum bisa mengartikan kontradiksi perasaannya ini. Namun, satu hal yang pasti, Ia begitu bahagia, jika memang harus ditakdirkan untuk mati, hari ini. ***Leon menyapu pandangan, mencoba menelaah situasi yang sedang terjadi di tempat ini. Ia tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Tidak ada senjata, tidak
Baca selengkapnya