Home / Pernikahan / Bertaruh Hati Demi Anak Tiri / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bertaruh Hati Demi Anak Tiri: Chapter 11 - Chapter 20

101 Chapters

Modus Pricilla

Siang itu bel terdengar nyaring pertanda kegiatan belajar mengajar hari itu telah usai. Raut bahagia tampak jelas menyertai langkahnya menuju gerbang. Di sana sudah teronggok mobil mewah berwarna hitam dimana Joko sudah membuka pintu lebar-lebar untuknya. "Ini buat Bapak." Pricilla menyerahkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah tepat saat Joko duduk di belakang kemudi.Joko menoleh dan tak lekas menerima. "Wah, itu uang apa, Non?""Ck! Bonus buat Bapak. Cepat ambil!"Joko menerimanya walau ragu. "Terima kasih, Non. Moga rezeki Non makin bertambah."Pricilla mengangguk. "Oh, iya, PakAntar aku ke bandara, ya? Tadi pagi Papa minta aku buat jemput Tante Cindy. Tapi, sebelumnya kita jemput Kak Dio dulu di sekolahnya, ya, Pak?!"Joko terdiam. Jelas saja pria paruh baya itu bingung karena sang majikan tidak memberi instruksi demikian, melainkan agar Pricilla segera diantar pulang. "Pak, kok, diem?! Ayok, jalan!""I-iya, Non." Joko pun melajukan mobilnya. **Setelah menempuh perja
Read more

Rahasia Besar

Angin bertiup semakin kencang dan terasa sangat dingin. Shreya pun memutuskan untuk kembali ke kamar. Jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh, tetapi Felix belum juga masuk kamar. Akhirnya Shreya keluar hendak ke ruang kerja. Namun, langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar Pricilla masih terbuka. Lekas ia menghampiri. "Sayang, udah malam, kok, belum tidur?" sapa Shreya saat melihat Pricilla masih asyik bermain ponsel. Tatapan sinis'lah yang Shreya dapatkan berikut dengan jawaban dingin Pricilla. "Ngapain ke sini? Ganggu aja!"Shreya meraih gel lidah buaya dengan kemasan tube yang sengaja ia simpan di atas meja rias Pricilla. "Sini, Tante olesin dulu jerawatnya," kata Shreya sembari duduk di samping Pricilla. Trak! Pricilla menepis tangan Shreya yang menyebabkan tube itu terlempar. Shreya mengikuti ke mana arah tube itu terlempar, kemudian tersenyum simpul. "Tadi Pak Joko sudah mengatakan semuanya sama Tante," ucap Shreya. "A-apa?" Pricilla terkejut, kemudian ia terbatuk men
Read more

Family Time

Siang itu mobil Shreya sudah terparkir di luar gerbang sekolah Pricilla. Sembari menunggu sang putri, Shreya menghubungi Felix melalui sambungan vidio. "Mas, Aya mau ajak Cilla ke mall. Kita makan siang bareng, yuk!""Wah, dalam rangka apa?"Shreya tersenyum. "Sebetulnya Aya mau ajak Cilla ke dokter kulit, tapi Aya bikin janjinya nanti jam dua, jadi kita mau makan siang dulu sama belanja kebutuhan Nathan. Mas mau, ya?""Siapa takut! Kamu sharelock aja, oke?""Oke, Mas." Sambungan pun terputus seiring dengan senyum yang terus menghiasi wajah Shreya. Tidak berselang lama, Shreya melihat Pricilla yang baru saja ke luar gerbang. Namun, perhatian Shreya beralih kepada seonggok motor yang diyakini milik Dio. Sebelum Pricilla pergi dengan Dio, Shreya bergegas turun. "Halo, Sayang!" sapa Shreya membuat Pricilla terkejut. "Kok, Tante, sih, yang jemput?"Shreya tersenyum sembari menarik lengan Pricilla. "Yuk, ikut Tante!""Tapi ...,"Shreya tidak memberi waktu Pricilla untuk bicara. Ia mem
Read more

Debat

Langit tampak gelap sore itu. Angin berembus kencang diiringi dengan kilatan petir. Shreya yang sedang menyusui Nathan segera menutup gorden. Tidak berselang lama, bayi itu pun tertidur. Ponsel Shreya berdering pertanda satu panggilan masuk. "Halo, Dek," sapa Shreya saat tahu Jody yang menelepon. "Apa kabar?""Baik. Tapi, ada kabar buruk untuk Kakak.""Apa? Ibu dah Ayah sakit? Atau apa?!" Shreya mendengar Jody tertawa. "Apanya yang lucu?! Cepat katakan!""Kakak tenang dulu. Ini perkara putri tiri Kakak."Semula Shreya yang berdiri dekat box bayi, kini beralih duduk di tepi ranjang. Jody mengatakan jika Pricilla dekat dengan Cindy. Cindy, qadik dari Alexander. "Apa?!" Shreya benar-benar terkejut. "Maaf, aku baru ngabarin ini." Jody mengatakan jika dirinya tahu karena mengikuti Pricilla sampai ke bandara kemarin. Pun mencari tahu sejak kapan dan sedekat apa Pricilla dengan Cindy dari Dio. "Dio adik angkatnya Mbak Cindy, Kak. Jadi, auto mereka dekat."Shreya memijat keningnya. Embus
Read more

Bertemu Dengan Cindy

Satu bulan sudah berlalu. Setelah perdebatan itu sikap Shreya masih seperti biasanya. Ramah, perhatian, dan selalu mementingkan keluarga, terlebih kepada Pricilla. Seperti pagi itu, istri pemilik sebuah perusahaan ternama itu tetap sabar mengahadapi Pricilla walau gadis itu ketus terhadapnya. "Cari apa, Sayang?" "Ck! Kepo!"Shreya tersenyum. "Kalo Tante bisa bantu, kan, kamu bisa cepet sarapan, Nak.""Iket rambut!"Tidak kurang dari satu menit, Shreya menemukan benda itu."Ini apa?" Shreya mengacungkan ikat rambut itu. "Sini!" Pricilla menyambar, tetapi secepat kilat Shreya menjauhkannya."Duduklah, biar Tante bantu.""Gak! Sana, Tante keluar aja, ah!"Shreya tidak memedulikan apa kata Pricilla. Ia menuntun putrinya untuk duduk di kursi meja rias walau gadis itu sempat berontak. Shreya memulai dengan merias wajah Pricilla, tipis saja. Memoles pelembab bibir dan mengikat rambut. "Perfect! Jerawatnya sudah hilang, jadi tambah cantik, deh! Anak Tante!"Pricilla memutar bola matanya.
Read more

Kecewa

Sementara di kediaman Felix, ada Lorenza datang berkunjung. "Pada ke mana, Bi, kok, sepi?""Kalo gak salah denger, tadi Nyonya bilang ke klinik spa terus pulangnya ke kantor bapak, Bu.""Kantor Felix maksudnya?"Sang ART itu terkekeh-kekeh. Karena kemiripan Felix dengan mendiang suami Lorenza'lah membuat dirinya selalu menyapa Felix dengan sebutan bapak. "Iya, Bu, maksudnya Tuan Felix.""Ya, udah, tolong bawakan koper di mobil, ya?""Baik, Bu." Sang ART melenggang pergi. Lorenza hendak ke kamar yang biasa ia tempati saat berkunjung. Namun, langkahnya terhenti saat melihat kamar dekat tangga. "Bi, tunggu, Bi! Ke marilah!""Iya, ada apa, Bu?""Apa semua barang milik Debora masih ada di sana?""Masih, Bu. Bahkan Nyonya pernah masuk."Lorenza menghela napas, kemudian meminta kunci cadangan kamar itu. Pintu sudah terbuka lebar. Lekas majikan dan pembantu itu masuk. Lorenza memijat keningnya. Sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Felix. Entah sampai kapan putranya itu bisa melu
Read more

Rencana Busuk

Shreya benar-benar menjalankan komitmennya. Kemarin ia kecewa, semalam ia menangis, tetapi pagi itu Shreya harus terlihat ceria. Tidak mungkin juga jika Shreya harus menunjukkan wajah muram karena ada Lorenza di sana Namun, ada pemandangan berbeda di mata Shreya, yakni sikap Pricilla. Gadis itu tampak murung. "Sayang, kenapa gak dimakan? Apa tidak enak masakannya?" tanya Shreya kepada Pricilla. Pricilla hanya menggeleng. "Makanlah. Sarapan itu penting," timpal Lorenza yang mampu membuat Pricilla patuh. "Mas juga, kenapa hanya diaduk saja nasi gorengnya. Ayok, dimakan! Apa mau Aya suapin, hem?" Shreya menggoda Felix. Terlihat bibir Felix melengkungkan senyum. "Tidak usah. Mas bisa sendiri, kok."Dret! Suara kursi yang bergesekan dengan lantai terdengar nyaring. "Pa, aku berangkatnya diantar Pak Joko aja," ucap Pricilla, kemudian berlalu begitu saja tanpa berpamitan kepada Shreya dan Lorenza. Shreya memerhatikan Pricilla sampai gadis itu hilang di balik pintu. "Apa yang sebenar
Read more

Hasutan Cindy

Setelah menemui Melani, Cindy kembali ke club. Rasa penasaran yang membuncah membuat ia menepikan mobilnya. Diraihnya ponsel yang ia simpan di dasbor. Jarinya berselancar membuka situs internet mencari informasi tentang Felix, karena setahu dirinya ayah dari Pricilla itu adalah seorang pengusaha. Mata Cindy membulat sempurna saat membaca sebuah laman yang menyebutkan bahwa Felix Henry adalah seorang pengusaha sukses, memiliki dua perusahaan besar dan beberapa cabang perusahaan di luar negeri. "Waw! Amazing!" pujinya dengan bibir melengkungkan senyum. "Gila! Si Aya beruntung. Setelah jadi janda Kak Alex dia dapat yang lebih kaya!" lanjutnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ponsel masih dalam genggaman. Cindy terdiam memikirkan apa yang dikatakan oleh Melani, 'menjadi istri Felix'. "Boleh juga ide Ibu! Kalo Mas Felix jadi suamiku, aku tinggal ongkang-ongkang kaki saja di rumah."Cindy tersenyum penuh arti karena jalannya menjadi seorang pelakor sudah terbuka lebar, yakni hati Pr
Read more

Dikeluarkan Dari Sekolah

"Emm ... wangi!" ucap Lorenza saat memasuki dapur. "Eh, Mama, Aya lagi coba bikin iga bakar. Tadi Mas Felix telepon minta dianterin dokumen, sekalian aja Aya bawain makan siang."Lorenza tersenyum. "Good idea! Semoga perlahan Felix luluh.""Iya, Ma, semoga."Lorenza menyarankan agar Nathan tetap di rumah bersamanya. Selain cuaca di luar panas, tanpa Nathan, Shreya akan lebih leluasa bersama Felix. "Tapi, nanti Mama repot.""Tidak usah sungkan. Sana, perah dulu ASI-nya."Shreya tersenyum senang. Lekas ia mencuci tangan dan siap untuk memerah ASI. Jarum jam sudah menunjuk pada angka sebelas. Dokumen dan menu makan siang sudah di tangan, Shreya pun berangkat menunggangi mobil kesayangannya. *Shreya sudah memarkirkan mobil di basement. Lekas, istri dari Felix itu turun. Senyum tak hentinya terukir di bibir ranum Shreya saat ke luar dari lift. Menarik napas panjang dan mengembuskan napas kasar ia lakukan terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu ruangan Felix. Lekas ia masuk setelah ter
Read more

Tiket Bulan Madu

Malam itu Shreya dan Lorenza sedang berkumpul di ruang keluarga, tak lupa si kecil Nathan yang sedang belajar merangkak. Hanya saja tidak ada Pricilla di sana. Sedari siang gadis itu tak kunjung ke luar kamar. "Malam," sapa Felix. Pria jangkung itu baru saja pulang kerja. "Eh, Papa, baru pulang," kata Shreya menirukan suara anak kecil. "Sibuk kerjanya, Mas?""He'em," jawab Felix singkat. Perhatiannya beralih kepada Nathan. "Kok, jagoan Papa belum tidur, sih?" Felix menggendong Nathan. "Mungkin sebentar lagi. Jagoan Papa lagi semangat belajar merangkak sepertinya."Felix hanya mengangguk-anggukkan kepala. "Gimana rasa iga bakarnya tadi. Enak, kan?" tanya Lorenza kepada Felix. Sejenak Felix terdiam, lalu melihat ke arah Shreya. "Emm ...,"Dari gelagat Felix, Shreya bisa menyimpulkan jikalau Felix tidak memakan masakannya. "Pokoknya hari ini Aya seneng, Ma. Mas Felix melahap habis iga bakar bikinan Aya. Katanya enak," ucap Shreya cepat. "Iya, kan, Mas," lanjutnya bertanya kepada F
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status