Semua Bab Bertaruh Hati Demi Anak Tiri: Bab 1 - Bab 10

101 Bab

Duka Di Atas Luka

"Dua pasien dalam keadaan gawat!" Shreya--yang baru tiba di rumah sakit untuk melakukan check-up kandungan--mendadak disuguhkan dengan dua mobil ambulan yang sedang menurunkan pasien. Tenaga medis tampak berjuang mendorong brankar dengan cepat.Entah mengapa, seketika perasaan wanita itu dirundung gelisah. Ia pun menyipit memperhatikan pakaian yang dikenakan pasien brankar kedua. Bahkan, kakiknya tanpa sadar sampai ikut mendekat ke ruang ICU. Deg! Kedua mata Shreya melotot tak percaya ketika melihat sosok pria yang begitu familiar--tampak lemah dengan darah bercucuran. "Ya, Tuhan, Mas Alex!""Itu suami saya!" lanjutnya berseru sembari mengikuti langkah tim medis. Namun, apalah daya, Shreya harus menunggu di luar. Tangis pun pecah diiringi doa dalam hati. Shreya berharap sang suami selamat meski pria itu sempat menyuruhnya untuk mengugurkan janin yang mereka tunggu selama tiga tahun pernikahan, serta memilih pergi bersama wanita selingkuhannya.Mengingat wanita itu, Shreya m
Baca selengkapnya

Tiba-tiba Diajak Menikah

Hari itu juga, Alexander dikebumikan. Namun, Shreya hanya bisa melihat prosesi pemakaman dari kejauhan setelah terbangun dari pingsan. Ini semua karena sang mertua enggan melihat dirinya.Anehnya, wanita itu mendadak bingung. Mengapa ia tidak merasakan sedih ketika peti jenazah Alexander dimasukan ke dalam liang lahat? "Kosongkan rumah anakku, wanita pembawa sial!"Satu hari setelah kepergian suaminya, mertua Shreya meminta mengosongkan rumah yang sudah ia tempati bersama Alexander. Dengan lantang, ia bahkan berkata bahwa tidak ada lagi hubungan mertua dan menantu lagi dengan Shreya. Padahal, rumah itu adalah hadiah perkawinan dari sang ayah. Akan tetapi, Shreya tidak ambil pusing. Saat ini, ia sudah lelah. Jadi, Shreya hanya mengangguk patuh dan menuju kamar mengemas barangnya, lalu pergi dari sana. Ia bertekad untuk menepati janjinya sebagai ibu yang tegar untuk janinnya. **** Dug! Perut Shreya tiba-tiba merasa sakit ketika merasakan sang bayi sudah menendang cukup keras--me
Baca selengkapnya

Bingung

Aroma bedak bayi menyeruak di kamar bernuansa biru. Tangisan bayi yang menggema pun menambah suasana menjadi ramai pagi itu. Ya, Shreya melahirkan bayi laki-laki melalui operasi di usia kandungan delapan bulan setelah dilamar Felix. Kesedihan, luka hati, amarah, seketika menguap karena kehadiran bayi nan tampan itu. Namun, ada yang membuat Shreya heran, yakni kemiripan sang bayi dengan wajah Felix. Maklum, hampir setiap harinya Felix datang berkunjung membawakan sang bayi hadiah atau sekadar menggendong sampai usia sang bayi sekarang, lima bulan. Felix benar-benar menjelma menjadi sosok ayah untuk si bayi. Bahkan Shreya tak lagi canggung dan menganggap Felix sebagai kakak. Nathan Alexander, nama bayi Shreya. Pagi itu, Nathan kecil sudah tampil rapi. Saatnya, bayi tampan itu menjalani spa yang memang setiap bulan Shreya jadwalkan. Setelah berpamitan kepada Adelia dan Andreas, Shreya dan Nathan pergi ditemani oleh Felix. Ya, setiap bulannya Felix tidak pernah absen menemani Shreya
Baca selengkapnya

Keputusan Shreya

Menaiki taksi, akhirnya Shreya dan si kecil Nathan sudah tiba di rumah. Kedatangannya tanpa sosok Felix tentu saja menjadi tanya bagi Adelia. "Ke mana Felix?"Shreya menghela nafas lalu perlahan menceritakan apa yang terjadi. Tak lama, ia lalu berpamitan untuk menidurkan Nathan di kamar.Tok!Suara ketukan pada daun pintu mencuri perhatian Shreya. Rupanya Adelia yang masuk. Ia pun menyambut kedatangan sang ibu dengan senyum. "Kamu tidak merasa kasihan dengan Pricilla, Ay?" tanya Adelia tanpa basa-basi. "Sejujurnya kasihan. Tapi, entahlah, Bu, Aya belum ingin menikah lagi.""Tapi, putramu butuh seorang ayah, Ay.""Iya, Aya tau, Bu. Tapi, untuk saat ini Aya rasa tidak. Nathan masih kecil, belum mengerti juga sosok ayah. Kasih sayang dari Aya, kakek dan neneknya saja Aya rasa cukup."Adelia kembali angkat bicara. Wanita paruh baya itu lagi-lagi mengatakan jika putri Felix sangat membutuhkan sosok ibu. Usianya yang menginjak remaja rentan dengan pergaulan bebas. Felix menyerah dengan t
Baca selengkapnya

Menikah

Pernikahan pun digelar setelah satu minggu Shreya menerima lamaran Felix. Di sini, di sebuah gereja keluarga Shreya dan Felix berada, termasuk Lorenza --ibu Felix, yang sengaja pulang dari luar negeri demi menyaksikan pernikahan kedua sang putra. Namun, tidak ada pesta resepsi sesuai permintaan Shreya.Gaun putih mewah membalut tubuh janda berbadan sintal yang tentu saja membuat penampilannya bertambah anggun dan seksi. Wanita berumur dua puluh delapan tahun itu berhasil mencuri perhatian semua yang hadir. Pun dengan Felix Henry, yang tampak gagah mengenakan tuxedo berwarna putih. Ini adalah kali kedua Shreya menikah, tetapi dadanya berdetak kencang seakan-akan itu adalah pernikahannya yang pertama. Shreya menarik napasnya dalam dan mengembuskan perlahan berusaha menghilangkan rasa grogi. Tidak ia pungkiri jika Felix sangat tampan. Senyum yang terukir di bibir pria di hadapannya itu seketika menghipnotis dirinya. Shreya memang tidak mencintai Felix, tetapi pernikahan yang dilaku
Baca selengkapnya

Tantangan Ibu Tiri

Nasi sudah menjadi bubur. Selebihnya Shreya harus mencari cara agar Pricilla suka kepadanya. Sepanjang perjalanan Shreya hanya diam. Pun dengan dua orang yang duduk di depan. Ia tahu, jika Felix tidak mungkin menjawab pertanyaan sang putri sementara ada dirinya.Mobil sudah terparkir tepat di halaman nan luas sebuah rumah mewah bernuansa putih. Felix bergegas turun dan membukakan pintu untuk Shreya. Pria itu mengambil alih Nathan yang ternyata tertidur. Shreya turun. "Ayok, Sayang!" ajaknya kepada Pricilla yang ternyata sedang menutup pintu. "Tante duluan aja!?" kata Pricilla yang terdengar dingin di telinga Shreya. Shreya menghela napas. Dari sikap dan cara Pricilla memanggil dirinya saja sudah bisa disimpulkan bahwa gadis itu belum menerima dirinya. Shreya tersenyum, kemudian berjalan cepat mengikuti langkah Felix. Rupanya sang suami memerintahkan seseorang agar mengeluarkan koper di bagasi. "Ayok, masuk," ajak Felix kepada Shreya. Felix membuka pintu. Tampak jelas perabot mewa
Baca selengkapnya

Surat Panggilan Orang Tua Siswa

Shreya bergegas masuk ke kamarnya dan berdiri di samping box bayi. Ia harus berpura-pura bersikap biasa saja saat Felix masuk.Ceklek! Terdengar suara pintu terbuka."Jagoanku rewel?" tanya Felix. Shreya menoleh. "Tidak. Dia terbangun tadi, minta mimik," dalihnya. "Mas dari mana?"Felix duduk di tepi ranjang. Shreya melihat sang suami menghela napas. Wajah muramnya sangat jelas terlihat. Shreya turut duduk dan bertanya, "Ada apa? Sepertinya ada sesuatu yang Mas pikirkan. Kalau Mas percaya sama Aya, ceritalah."Felix menatapnya bahkan tangan Shreya turut ia genggam. "Mas serahkan dan percayakan Pricilla padamu. Pun dengan semua urusan rumah tangga."Felix beranjak. Ia mengambil sesuatu di laci nakas. Semua itu tak luput dari perhatian Shreya. Mata memanglah melihat ke arah Felix, tetapi pikiran terfokus kepada Pricilla. Mampukan ia menaklukan hati Pricilla? Paling tidak, ia bisa merubah Pricilla menjadi lebih baik lagi. Shreya akan mengesampingkan urusan hati. Ya, Shreya harus menjag
Baca selengkapnya

Pendekatan

Sang kepala sekolah menjelaskan jika hari itu adalah bukan kali pertama pihak sekolah memanggil orang tua Pricilla. Tetapi, yang datang adalah seorang wanita yang dipanggil tante oleh Pricilla, sehingga pihak sekolah selalu kecewa karena sang tante selalu tidak menerima teguran prihal kenakalan Pricilla. "Pricilla banyak melanggar aturan sekolah, Bu. Selain sering bolos, Pricilla selalu memakai make-up. Itu tentu saja membuat siswi lain mengikuti. Bahkan pernah putri ibu memanjat tembok demi meninggalkan jam pelajaran dan pergi dengan anak SMA dengan pakaian minim yang ia ganti terlebih dahulu tentunya."Sungguh Shreya terkejut mendengar penjelasan dari kepala sekolah. Seketika kepalanya berdenyut. Entah ia harus memulai dari mana untuk merubah watak sang anak. "Jika sekali lagi Pricilla melanggar, maka dengan terpaksa dia di-DO dari sekolah ini, Bu, meskipun Pricilla anak dari Pak Felix, donatur tetap kami. Lebih baik kami kehilangan donatur daripada semua siswi di sini rusak karen
Baca selengkapnya

Walau Bukan Yang Pertama (21+)

Waktu begitu terasa cepat berlalu menurut Shreya. Sampai langit gelap, otaknya tak luput dari Pricilla, Pricilla, dan Pricilla. Bak seorang prajurit yang akan berperang memikirkan taktik bagaimana esok ia menghadapi musuh.Tangisan Nathan berhasil membuyarkan lamunan Shreya. Lekas ia menghampiri box bayi, mengecek popok, kemudian menggendong sang bayi dan membawanya duduk di tepi ranjang. Shreya yang paham akan tangisan Nathan pun perlahan membuka kancing dan mengeluarkan benda kenyalnya. Bayi tampan itu tampak rakus menyedot puting sang ibu. Tangan Shreya dengan sayang mengusap kepala Nathan. "Kuat sekali kamu mimiknya, Nak," ucap Shreya, yang kemudian merubah posisi sang bayi agar menyusu di payudara sebelah lagi. Shreya mendongak sembari memegang punggung karena merasa pegal. Seketika matanya membulat sempurna karena di hadapannya Felix sudah berdiri. "Ya, Tuhan!" Shreya kaget. "Se-sejak kapan Mas berdiri di situ?" Shreya mencoba menutupi bagian dadanya itu. Felix berpaling muk
Baca selengkapnya

Pricilla Henry

"Sini, Aya bantu," ucap Shreya saat Felix sedang memasang dasi. Hal yang tak diduga terjadi dimana Felix menepis tangan Shreya. "Mas bisa sendiri, kok."Shreya melongo. Semalam mereka baru saja memadu kasih. Sekarang, kenapa sikap Felix seolah-olah seperti jijik terhadapnya? Ah, pantaskah itu disebut memadu kasih kala hati belum sama-sama terpatri? Apalagi semalam dengan jelas Shreya mendengar jika Felix mengigau, mengingat mendiang istrinya. Bukan, bukan cinta yang ada dalam diri Felix, melainkan nafsu birahi. Tidak, Shreya tidak menyesali karena ia anggap itu adalah sebagai bukti dan bakti bahwa dirinya adalah sosok istri yang patuh yang berkewajiban melayani sang suami. Shreya mencoba tersenyum. "Baiklah, kalau begitu Aya ke bawah duluan, ya?" pamitnya seraya menggendong Nathan. "Nathan biar Mas saja yang gendong." Felix mengambil alih Nathan. "Aaaaa!"Terdengar suara teriakan dari kamar Pricilla. "Ya, Tuhan, Pricilla!" seru Shreya, kemudian berlari meninggalkan kamar diikuti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status