Dokter sudah memeriksa kondisi Pricilla. Gadis itu tetap menolak berkonsultasi dengan seorang psikolog. Akhirnya hari itu dokter pun memperbolehkan Pricilla pulang. "Sayang, ada yang mau ketemu sama kamu," kata Shreya. "Siapa?""Temen Mama tentunya."Pricilla terlihat antusias. "Cewek apa cowok?""Cewek.""Cantik? Umur berapa?""Emm ... sekitar empat dua, empat tiga'lah. Tapi, masih cantik. Kenapa emangnya? Pricilla menggeleng. Tidak berselang lama wanita yang Shreya sebut teman itu datang. "Halo," sapa wanita itu. "Halo, Mbak, apa kabar?" Shreya menyambutnya ramah. "Baik," jawabnya. Perhatian wanita itu tertuju kepada Pricilla. "Wah, ini putrimu, Ay?""Iya, Mbak."Wanita itu memperkenalkan dirinya kepada Pricilla. "Ah, maaf, Mbak, Aya ke kantin sebentar, ya?"Wanita itu mengangguk. "Iya, silakan.""Sayang, Mama pergi dulu, ya? Kalian ngobrol saja," lanjutnya kepada Pricilla. Shreya pun meninggalkan kamar, tak lupa mengajak Felix yang sedari tadi duduk di sofa memperhatikan.
Read more