Home / Pernikahan / Bertaruh Hati Demi Anak Tiri / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bertaruh Hati Demi Anak Tiri: Chapter 51 - Chapter 60

101 Chapters

Posesif

Tampak mobil Antonio rusak berat. Bagaimana tidak? Mobil dihantam dari belakang sehingga mobil bagian depan beradu dengan tembok pagar restoran. Suara yang keras tentu saja mengundang kerumunan warga sekitar serta pengunjung lain. Shreya tentu saja syok melihat hal itu."Bagaimana keadaan kalian?!" tanya Shreya panik saat Antonio dan Mona turun. "Aku baik-baik aja, Ay," jawab Mona yang tampak masih syok. "Kejedot dikit, wajar," timpal Antonio. "He'em, syukurlah." Shreya merasa lega. Antonio menghampiri mobil yang menabraknya. Banyak warga mengelilingi mobilnya dan meminta sang pengemudi untuk keluar. Antonio mencondongkan wajahnya mengintip sang pengemudi. Tampak olehnya ia meringis sembari memegang kening. Tok tok tok! Antonio mengetuk kacanya. "Keluar!"Tidak berselang lama sang pengemudi keluar. "Da-darah?" gumamnya sembari melihat telapak tangannya sendiri, lalu pingsan. "Ya, Tuhan!" seru Antonio sembari menopang tubuhnya. Jelas saja ia pingsan, karena pasalnya sang pe
Read more

Mulai Dari Nol

Akhirnya, hari itu juga Shreya memutuskan untuk pulang. Pelukan hangat menjadi salam perpisahan antara Shreya dan Mona. Lain halnya dengan Antonio. Pria itu hanya duduk di sofa dan tanpa menoleh sedikitpun meminta Shreya dan Antonio untuk segera pergi. Shreya yang mengerti sikap Antonio pun tidak mempermasalahkan itu. Tepat jam lima sore mobil Felix ke luar gerbang kediaman Antonio. Namun, lajunya terhenti saat seorang wanita turun dari taksi. "Bukankah itu wanita yang tadi nabrak mobil Kak Antonio, ya?" ucap Shreya sembari memerhatikan. "Iya, namanya Lusi," kata Felix. Shreya mengernyit, lalu menatap Felix. "Kok, Mas, tau? Siapa wanita itu? Dekat sama Mas? Jangan-jangan ke sini buat cari Mas! Ada hubungan apa kalian? Jawab!"Mendengar Shreya bertanya demikian justru membuat Felix tersenyum. "Cemburu, yaaa?"Seketika Shreya mematung. Ia merasa malu. Kepada Felix ia mengatakan jangan bersikap seperti anak kecil, tetapi nyatanya sikap Shreya tak jauh seperti Felix. "Ce-cemburu? Eng
Read more

Keluarga Seutuhnya

Mata indah Shreya terbuka. Rasa lelah yang melanda membuat ia tertidur lelap siang itu.Cup! Felix mencium pucuk kepala Shreya. Rupanya sedari tadi pria itu tak bosan menatap wajah sang istri. Shreya mendongak. "Maaf, Aya malah ketiduran."Shreya yang ada dalam pelukan dan satu selimut dengan Felix pun kembali mendapatkan ciuman. "Tidak apa-apa, Sayang. Kamu pasti lelah gara-gara Mas."Mendengar itu Shreya merasa maluTerlebih-lebih, kini tubuh polosnya nemplok di dada bidang Felix. "Jam berapa sekarang?" Shreya mengalihkan pembicaraan. "Felix meraih ponselnya. "Masih jam dua."Shreya merubah posisinya menjadi duduk. Ia menutupi bagian dadanya memakai selimut sembari meringis. "Mas, pulang, yuk. Sepertinya Nathan harus menyusu. Ini aku sudah mulai terasa membengkak, sakit," ujar Shreya sembari melihat ke arah dadanya. Felix tersenyum penuh arti. "Kenapa harus Nathan? Mas aja, beres!""Ih, enggak, ah. Sedari tadi emangnya gak kenyang?!" Shreya mendelik. Shreya turun dari ranjan
Read more

Tamu Tak Diundang

Siang itu Felix memboyong keluarga kecilnya kembali ke rumah. Namun, tidak disangka, kedatangan mereka disambut oleh Lorenza. Bukan pelukan ataupun cium hangat, tetapi sapu lidi yang dilayangkan untuk Felix. Plak! Plak! Plak! "Rasakan ini anak bodoh!" ucap Lorenza. "Kamu berani-beraninya menyakiti hati menantu kesayangan Mama, hah?!" ujarnya lagi. Mendapat serangan yang bertubi-tubi tentu saja membuat Felix tidak bisa menghindar. "Ampun, Ma!""Ma, ampun!"Felix berteriak sembari menghindar dari pukulan maut sang mama. Shreya dan Pricilla hanya melongo. Namun, Lorenza menghentikan aksinya karena Nathan menangis. "Pa-ppa!" ucap bayi itu. "Oh, Sayang, kamu kasian sama Papa, hem?" tanya Shreya sembari menenangkan Nathan. "Ututututu ... maafin Nenek, ya, Sayang? Nenek memarahi Papamu karena dia sudah berani bikin sakit hati Mamamu!" kata Lorenza sembari mengusap-usap kepala Nathan. Shreya terkekeh-kekeh. "Kalau saja besan tidak mengatakan ini semua, sepertinya Mama akan terus
Read more

Jatuh Cinta, Berjuta Rasanya

Semilir angin malam mengusap lembut rambut Shreya. Wanita berbulu mata lentik itu sedang menikmati malam di balkon ditemani secangkir coklat panas. "Ternyata kamu di sini, Sayang," kata Felix. Shreya menoleh lalu menyambut Felix dengan senyuman. "Sudah selesai dokumennya?"Felix turut duduk di samping Shreya. "Udah, Sayang. Kamu lagi ngapain di sini?"Shreya memeluk Felix dengan kepala yang ia sandarkan di dada sang suami. "Balkon ini jadi tempat favorit Aya.""Oh, ya? Sejak kapan?"Shreya mendongak. "Semenjak Mas cuekin Aya."Tidak disangka, Felix langsung membekap bibir Shreya dengan bibirnya membuat si wanita terkejut. Felix melepaskan ciuman itu, lalu jemarinya mengusap bibir Shreya yang basah. "Maaf, maafkan Mas, Sayang. Mas janji itu tidak akan terjadi lagi."Felix mengangkat tubuh Shreya dan membiarkan istrinya itu duduk dalam pangkuan. Shreya mengalungkan tangannya pada tengkuk Felix, lalu berkata, "Aya perlu bukti, bukan janji."Felix merapatkan keningnya dengan kening S
Read more

Antonio - Mencoba Melupakan, Walau Sulit

Di kantor, Felix baru saja selesai meeting dengan para investor. Berjalan berdampingan dengan sang asisten tentu saja bukan hal baru baginya. Akan tetapi, siang itu Felix merasakan jika dirinya berjalan dengan seorang musuh bebuyutan. Tiba di ruangan, Felix meminta Antonio untuk membereskan dokumen yang belum selesai."Sebelum makan siang, harus beres," kata Felix. Akan tetapi, Antonio malah duduk di hadapan Felix dan memberikan amplop besar berwarna coklat. "Apa ini?""Buka saja."Felix meraih amplop itu dan mengeluarkan isinya. Embusan napas kasar lolos tanpa dikomando. "Kenapa resign?" tanya Felix. Antonio tersenyum samar. "Tidak kenapa, mau saja."Sejujurnya Felix merasa senang dengan mundurnya Antonio. Dengan demikian tidak ada lagi orang yang dekat dengan Shreya. Namun, di sisi lain ia merasa kehilangan karena pasalnya Antonio sudah bekerja lama dengannya. "Tidak bisa!" kata Felix dingin sembari melempar surat berserta amplopnya ke hadapan Antonio. "Terserah! Yang jelas,
Read more

Pricilla - Keceplosan

Shreya sedang menimang Nathan. Bayi gembul itu tampak menguap. "Tidurkan saja di kamar," kata Felix begitu masuk. "Iya, Mas. Aya pamit tidurin dulu Nathan, ya?"Felix tersenyum sembari mengangguk.Setelah sekian lama, Shreya tak kunjung keluar. Felix pun menyusul. Tampak olehnya jika Shreya sedang menyusui. "Dari tadi masih mimik?" tanya Felix. "Iya, Mas. Mimiknya memang lama.""Sama kaya siapa, tuh?"Shreya mendelik. Tidak usah ditanya perihal Felix alias bayi gedenya itu karena lebih-lebih dari Nathan. Felix terkekeh-kekeh melihat ekspresi istrinya. "Tadi Kak Antonio bicara apa sama Mas?""Fix, dia resign per hari esok."Shreya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalian bicara apa saja tadi?" Felix balik bertanya. Shreya menidurkan Nathan di ranjang sambil berkata, "Yakin Mas mau tau?""Ck! Mas harus tau! Gak usah rahasia-rahasiaan, deh, Yang!"Shreya menahan tawanya dan mengajak Felix ke luar kamar. Kini, keduanya duduk di sofa. Shreya pun mulai bercerita tanpa ada yang ditut
Read more

Kekecewaan Pricilla

Pikiran Shreya benar-benar tidak merasa nyaman semenjak Pricilla ribut. Ditambah dengan pernyataan tadi. "Jawab jujur, apa kalian pacaran?!""Tidak!" jawab Jody. "Iya!" jawab Pricilla. Jawaban yang diucapkan secara serempak itu tentu saja membuat Shreya bertambah bingung. Felix melihat sang istri yang hendak marah pun mencoba menenangkan. "Memangnya kenapa kalo mereka pacaran? Sah-sah saja, kok," kata Felix. "Tidak bisa!" kata Shreya tegas. Jody yang sudah menebak itu sedari awal bersikap biasa saja. Lain halnya dengan Pricilla. Gadis itu terlihat kecewa luar biasa. "Mas, Jody itu adikku. Sedangkan Cilla putriku. Apa jadinya kalo nanti sampai menikah?! Apa kata orang?!""Loh, mereka, kan, ha--""Sudah, sudah, tidak usah ribut!" lerai Pricilla memotong ucapan Felix. Pricilla terkekeh-kekeh. "Ma, aku hanya bercanda, kok! Mama tidak usah khawatir. Aku tau diri, kok. Kalo Kak Jody itu sodara aku. Memang, bukan kakak melainkan om malah. Tapi, aku lebih senang memanggilnya kakak. T
Read more

Keyakinan Jody

Hari sudah pagi, Pricilla sudah tampil cantik dengan seragam putih birunya. Ia duduk di kursi teras menunggu Shreya, karena pasalnya ibu sambungnya itu akan mengantar berikut mengurus perpindahan sekolah. Semalam, keluarga itu sepakat jika Pricilla akan berangkat bersama Lorenza dan akan mulai sekolah sambil menunggu dokumen dan administrasi selesai. Kini, wanita berbeda generasi itu sudah berada di mobil, tak lupa Nathan turut serta. "Ma, jangan bilang-bilang Kak Jody kalo aku mau ke luar negeri, ya?""Loh kenapa memangnya?" tanya Shreya di balik kemudi. "Biar nanti aku aja yang kasih tau langsung, Ma."Shreya mengangguk. "Baiklah!"**Mobil sudah teronggok di area parkir sekolah. Namun, Pricilla tak lekas turun. Matanya menyisir sekitar, berharap Jody belum datang. "Ayok, turun!" ajak Shreya saat dirinya akan menutup pintu. "I-iya, Ma.""Cari siapa, sih?"Pricilla tersenyum. "Temen, Ma. Katanya mau tunggu di sini.""Ya, sudah, kalo gitu Mama ke kantor kepala, ya?" Shreya mengam
Read more

Empat Belas Tahun Kemudian

"Lili, Sayang, ayok bangun!" Shreya mengguncang tubuh mungil seorang gadis kecil. Gadis kecil yang dipanggil Lili itu menggeliat. Perlahan kedua matanya terbuka. "Masih ngantuk, Ma," ucapnya manja. "Sayang, kan, hari ini kamu sekolah, Nak. Ayok, nanti ditinggal, loh, sama Abang."Mendengar penuturan Shreya, Lili dengan nama lengkap Nathalie Henry itu bangun dan segera ke kamar mandi. Ya, gadis itu sangat dekat dengan Nathan. Di mana ada Nathan di situ ada Lili. Ia tidak mau jikalau sang kakak meninggalkannya. Shreya hanya bisa menggeleng sembari tersenyum melihat tingkah putrinya itu. Shreya merasa baru saja kemarin menimang, menyusui, tetapi kini anak itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik berusia sepuluh tahun. "Ma, di situ ada dasi Abang, gak?" tanya Nathan di bibir pintu. Shreya menoleh, lalu bangkit dari duduknya. Dicarinya dasi di atas meja belajar Nathalie. Shreya meraih dasi itu sembari tersenyum. "Ini!"Nathan tersenyum, lalu mengambil dasi miliknya. Ya, sudah kebiasaan
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status