Di rumah sakit, ada Shreya yang setia menunggu Pricilla. Tangan wanita itu menggenggam tangan sang putri. Dalam hatinya tak henti berdoa agar masalah yang terjadi cepat terselesaikan dan tidak ada kebencian satu sama lain. "Ah, kamu sudah bangun, Nak?" sapa Shreya. Pricilla menoleh ke arah suara. "Mama?!""Kamu mau makan, minum? Biar Mama siapkan. Atau lainnya, Sayang?"Pricilla tersenyum. Ia beringsut merubah posisinya. Shreya dengan sigap membantu. "Ma, maafin Kakak, ya? Sudah berani melawan, bahkan membentak Mama tadi," ungkap Pricilla sembari menangis. "Iya, Sayang. Udah, dong jangan nangis, ah." Shreya mengusap bulir bening di sudut mata Pricilla. "Papa mana, Ma?""Pulang dulu, Sayang.""Kalo Kak Jody?""Pergi sama Nathan."Pricilla mengembuskan napas kasar. Ia tidak menyangka jika Nathan bisa terpengaruh oleh Melani. "Ya, mau gimana lagi, Kak. Mama ikuti aja permainan Melani. Udah dua bulan, loh, dia minta uang sama Nathan.""Oh, ya? Berapa banyak?""Dua puluh juta.""What
Read more