Suara roda yang beradu dengan lantai terdengar. Perhatian Felix serta lainnya pun tertuju kepada sosok wanita yang terbaring di atas bad hospitals. "Mama!" seru Pricilla dan Nathan bersamaan seraya menghampiri. Mereka turut mendorong bad itu ampai akhirnya masuk ke kamar rawat inap. Nathan menghambur memeluk Shreya. "Maafin Abang, Ma. Gara-gara Abang Mama jadi begini."Shreya mengusap kepala Nathan dengan sayang. "Eh, Abang gak salah, kok, gak ada yang salah. Ini sudah takdir Tuhan. Mama gak pa-pa, kok."Nathan bangkit. "Gak pa-pa gimana? Abang hampir pingsan liat darah mengucur di dahi Mama. Abang gak bisa maafin diri Abang sendiri kalau saja terjadi sesuatu sama Mama."Shreya tersenyum. Pricilla meminta Nathan untuk mundur. Nathan pun patuh. Pricilla mencium pipi Shreya. "Pasti sakit banget, ya, Ma? Cepet sembuh, ya, Ma." Mata Pricilla berkaca. Lagi, Shreya hanya tersenyum. "Iya, Sayang. Makasih doanya, ya? Jangan nangis, dong!"Pricilla mengusap bulir bening di pelupuk mata sem
Baca selengkapnya