Home / Pernikahan / Bertaruh Hati Demi Anak Tiri / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bertaruh Hati Demi Anak Tiri: Chapter 21 - Chapter 30

101 Chapters

Shreya Vs Cindy

"Papa perhatikan kamu senyum-senyum terus. Kenapa? Kamu senang di keluarkan dari sekolah? Begitu?" tanya Felix di bibir pintu kamar Pricilla. Pricilla menoleh dan Seketika senyum itu lenyap. "Bukan, Pa. Aku hanya seneng aja mau ikut ke Bali. Coba Papa ingat-ingat, deh, kapan terakhir kali aku liburan?"Felix menghela napas dan memilih masuk, kemudian duduk di samping Pricilla. "Waktu kamu masih kecil, pernah, kok, liburan. Tahun kemarin juga bukannya kita ke luar negeri, ya?"Pricilla menepuk keningnya. "Liburan, ya, Pa, bukan pindah rumah!" Pricilla mengingat saat mereka tinggal di luar negeri tak lama setelah Debora meninggal. "Bikin momen indah yang bisa aku inget juga, dong, Pa," lanjutnya. Felix mengelus kepala Pricilla dengan sayang. Tak hentinya kata maaf terucap. Ia berjanji akan menebus semua waktu yang hilang itu. Maklum saja, setelah Pricilla beranjak dewasa perusahaan baru mendapatkan tender besar, ditambah lagi Felix harus kehilangan ayah untuk selama-lamanya yang meng
Read more

Sekadar Pemuas (21+)

"Tunggu!" seru Shreya saat kedua bibir itu hampir saja bertemu. "Biar Aya aja, Mas!" lanjut Shreya sembari menarik lengan Felix agar menjauh. Shreya tersenyum penuh arti. "Tak semudah itu, Cindy!" Batinnya. Shreya memetik daun yang ada di pot pinggir kolam, lalu berjongkok dan mendekatkan mulutnya di telinga Cindy. Daun itu ia usapkan pelan di bagian dada Cindy dan berteriak, "Kecoa!""Aaaaa! Mana kecoanya, mana?!" Cindy beranjak. Ia berlari menjauh dari kolam diikuti Pricilla. Jurus ampuh! Untung saja Shreya mengingat apa yang sangat Cindy takuti. Shreya melihat jika Felix melongo, menggeleng, lalu duduk untuk berjemur. Dari kejauhan, rupanya Lorenza memperhatikan dan mengacungkan ibunya jarinya kepada Shreya, sang menantu pun membalasnya dengan senyuman. Shreya menghampiri Cindy. Terdengar jika Pricilla berkata bahwa ia rela menangis demi menyempurnakan akting Cindy, tetapi hasilnya tak sesuai yang diharapkan. "Yaaaah, gagal, deh!" ejek Shreya, kemudian terkekeh-kekeh. "Kamu
Read more

Saling Mengancam

Suasana seketika hening dan semua mata tertuju kepada Felix."Begini, Sayang ... menikah itu tidak mudah. Bukan baru bertemu, lalu menikah. Banyak proses sebelum itu," ujar Felix yang diharapkan akan dimengerti oleh Pricilla. "Bukankah Papa sama Tante itu langsung menikah?" tanya Pricilla sambil menunjuk Shreya. Yang ditunjuk hanya tersenyum sembari menunggu jawaban Felix. Lain halnya dengan Lorenza. Wanita itu memperingatkan sang cucu agar menjaga sikap. Sejenak Felix berpikir. Jawaban apa yang sekiranya akan membungkam putrinya itu. "Oh, kalo sama Tante Shreya, dulu kami pernah dijodohkan. Hanya saja, dulu Tante Shreya masih sekolah dan kami menolak perjodohan itu.""Masa, sih?" Pricilla menyipit tidak percaya. Lorenza turut angkat bicara, membenarkan apa yang sudah Felix katakan. "Papa mencintai Tante Shreya?" tanya Pricilla lagi. Felix tersenyum. "Setiap pasangan yang saling mencintai, mereka pasti akan memutuskan untuk menikah."Pricilla cemberut. Shreya menatap Felix lek
Read more

Sakit

Tiga hari sudah mereka di Bali. Namun, tidak ada kesan berarti untuk Shreya. Bukan karena suasana dan fasilitas di sana, tetapi karena adanya Cindy. Wanita itu tak kunjung pulang karena Pricilla yang meminta. Pagi-pagi sekali Shreya sudah bangun. Dibukanya gorden agar sinar mentari pagi bisa masuk ke dalam kamar. Namun, ada pemandangan yang berbeda kala itu, yakni Felix masih tertidur pulas. "Mas, bangun!" Shreya mengguncang kaki Felix yang terbungkus selimut. Shreya memicing memerhatikan wajah Felix yang terlihat pucat. Segera Shreya meletakkan punggung tangannya pada kening. "Ya Tuhan, badan Mas panas sekali.""Mas, bukalah matamu!" lanjut Shreya sambil menepuk pipi Felix pelan. Mata Felix terbuka dan beringsut duduk dengan tangan yang memijit kening. "Mas jangan duduk!" Shreya terlihat panik. "Duh, emm ... kalau begitu tunggu sebentar, Aya ambil air panas dulu." Shreya berlari ke dapur. Setelah mengisi baskom dengan air panas, ia kembali lengkap dengan handuk kecil. Shreya me
Read more

Sifat Asli Cindy

Felix dan Shreya sudah berada di rumah sakit. Keduanya lekas menuju ke ruang ICU. Di ruang tunggu ada seorang pria yang memang menunggu kedatangan mereka. Pria itu menjelaskan bagaimana dirinya bisa membawa Pricilla sampai ke rumah sakit. Putri Felix itu ditemukan tak sadarkan diri di toilet. "Maaf, Pak. Apa putri saya tidak ada yang menemani? Perempuan dengan ciri-ciri tinggi kurus?" tanya Shreya. "Tidak ada Nyonya. Tapi, kata beberapa orang, sih, wanita yang bersamanya pergi begitu saja sebelum kejadian.""Kalau begitu terima kasih, sudah mengantar putri saya ke sini," kata Felix seraya menyalami. Pun dengan Shreya. Pria itu pergi. Shreya dan Felix masuk ke ruang ICU. Tampak di sana Pricilla terbaring lemas. "Ya, Tuhan, Sayang, kenapa bisa begini, hem?" tanya Shreya, kemudian mencium kening Pricilla. Seorang dokter menghampiri. "Orang tua Nona Pricilla?""Iya, benar, Dok. Putri saya sakit apa, Dok?" tanya Felix. Setelah melakukan pemeriksaan dan keluhan dari Pricilla, Sang do
Read more

Kesempatan Shreya - Perjanjian Dimulai!

"Sudah selesai?" tanya Felix. "Ah, be-belum, Mas. I-ini Cilla buang hajat lagi," jawab Cindy tergagap. Felix meminta agar Cindy memberitahunya jika sudah selesai. Cindy membuka tirai sedikit. "Mas dari tadi ada di dalam?" Cindy berusaha tenang. "Tidak! Kenapa?" Felix mengernyit. Cindy tersenyum. "Tidak pa-pa, Mas. Ya, sudah, kalau begitu Mas keluar lagi saja. Di sini bau!" Cindy mengibaskan tangan di depan hidungnya, kemudian menutup tirai. Tanpa Cindy tahu Felix menyeringai, lalu keluar. Dua puluh menit berselang, Cindy menghampiri Felix dan memutuskan untuk ke kantin. "Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Felix saat duduk di kursi dekat pembaringan Pricilla. "Tidak begitu lemas. Tapi, mual masih ada. Pusing juga masih ada."Felix menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Matanya tak lepas dari wajah sang putri, lalu kembali bertanya, "Masih mau memiliki ibu seperti wanita itu?""Maksud Papa, Tante Cindy?"Felix mengangguk. "Tentu saja mau!" jawab Pricilla senang. "Pap
Read more

Kedatangan Melani

Hari berganti. Hari itu adalah hari kedua dimana Pricilla dirawat. Seperti hari kemarin, Shreya akan membersihkan tubuh Pricilla dan mengganti pakaiannya. "Udah cantik, deh!" kata Shreya saat selesai melakukan rangkain terakhir, yakni mengikat rambut Pricilla bak ekor kuda. Shreya mengusap pipi putrinya itu. "Senyum, dong."Pricilla tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi walau terlihat terpaksa. "Ya, sudah, Mama ke ruang laktasi dulu, ya. Telepon aja kalau ada apa-apa." Shreya pergi dengan membawa perlengkapan perah.Pricilla memegang perutnya pertanda ingin membuang hajat. Melihat Shreya baru saja memegang handle pintu, gadis itu menyeringai. Bukan tanpa alasan. Pricilla ingin mengerjai Shreya karena baru pagi itu perutnya kembali terasa mulas. "Tunggu, Ma!" serunya dengan tangan masih memegang perut. Shreya menoleh. "Kenapa, Nak? Perutnya sakit lagi?" Shreya menghampiri. "Iya. Yaaahh, malah keburu pup!"Shreya tersenyum. "Tidak apa-apa, Sayang. Biar Mama bantu be
Read more

Aturan Baru Untuk Pricilla

Hidup adalah pilihan dan perjuangan, dimana beragam tantangan dan risiko mewarnai perjalanannya. Seperti Shreya, saat itu ia harus memilih mempertahankan rumah tangga walaupun batu sandungan bertambah besar. Shreya yang tidak mau rumah tangganya hancur karena orang ketiga lagi pun berkata, "Aku tidak akan memberikan apa yang sudah menjadi milikku, Cindy!""Dan untuk Ibu ... dulu Ibu menuduh mandul dan mengusir Aya dari rumah Aya sendiri, lantas kenapa sekarang Ibu menginginkan putraku?"Melani diam. "Ada tamu rupanya?" ucap Felix yang baru saja datang. Semua menoleh. "Pasti ini calon suami Cindy, kan?" tanya Melani sembari menghampiri Felix. Yang dihampiri hanya tersenyum samar, kemudian berlalu begitu saja dari hadapan Melani. Melani kembali menghampiri. "Ibu sudah mendengar semuanya. Bahwa Pricilla ingin Cindy yang menjadi mamanya. Jadi, kapan akan melamar?"Felix menatap wajah Melani. "Memangnya siapa yang mau menikahi putri Ibu itu?""Loh, katanya mau menebus kesalahan denga
Read more

Sekolah Baru

Joko memarkirkan mobilnya di halaman rumah Andreas. Sang Nyonya turun, Joko pun kembali pulang. Kedatangan Shreya dan Nathan disambut suka cita oleh Adelia. "Ya, ampun, Sayang, apa kabar kalian, hem?" sapa Adelia sembari menciumi Nathan. "Baik, Bu. Ibu apa kabar?""Sangat baik. Apalagi ada kalian ke sini.""Oh, iya, ini ada sedikit oleh-oleh." Shreya memberikan satu buah kantong berukuran besar. Adelia menerima itu dan mengajak putrinya itu masuk. Di ruang keluarga tampak Andreas dan Jody sedang menonton televisi. Sambutan tak kalah hangat Shreya dapatkan dari mereka. "Loh, kamu gak sekolah, Dek?" tanya Shreya kepada Jody. "Nih!" Jody memperlihatkan tangannya yang dibalut perban."Kenapa itu?""Biasa, anak muda," jawab Jody, kemudian terkekeh-kekeh, sedangkan Shreya mendengkus. "Mana suamimu?" tanya Andreas. "Beresin kerjaan yang beberapa hari kemarin tertunda karena liburan." Shreya menceritakan ke mana keluarga kecilnya pergi. "Wah, kapan-kapan ajak aku, dong, Kak?" sambar
Read more

Pricilla Vs Jody

Setelah perdebatan yang sedikit alot, akhirnya Pricilla setuju. Ibu dan anak tiri itu pun turun dari mobil. "Sayang, sini dulu." Shreya menarik lengan Pricilla. Dirapikannya dasi, seragam sampai rambut. "Udah rapi! Yang semangat, ya, belajarnya." Shreya mencium kening Pricilla. "Udah, ih! Aku bukan anak kecil tau gak?! Dicium segala!" Pricilla mengusap keningnya. Shreya hanya terkekeh-kekeh, kemudian menuntun Pricilla. "Ih, gak usah dipegang juga tangannya, Mamaa!" protes Pricilla. Akhirnya Pricilla memilih masuk dan akan menemui kepala sekolah sendiri. "Oke! Tapi, ingat pesan Mama, ya?""Iya, iya, bawel!" Shreya tersenyum melihat kepergian Pricilla. Ia berharap anak gadisnya mampu melewati semua syarat yang Shreya berikan meskipun risikonya adalah Shreya harus pergi dari rumah Felix. Tak mengapa, karena yang terpenting untuk Shreya adalah dirinya sudah berhasil mendidik Pricilla. Tak menampik pula jika Shreya berharap Pricilla bisa bersikap baik dan menerima kehadirannya, pun
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status