Selang beberapa minggu, Haira dan Janu mengundang keluarga Mawar ke rumahnya untuk makan malam. “Bu, keluarga Nona Mawar sudah tiba di depan rumah,” kata seorang ART di rumahnya. “Apakah hidangan favorit mereka sudah siap?” tanya Haira. “Sudah, Bu. Semuanya masih panas dan ada di meja makan.” “Baiklah, biarkan mereka masuk, Bi,” perintahnya. Mereka segera masuk pada kediaman Endaru yang mewah. Seperti biasa, penampilan Teni selalu mewah dan bersinar dengan warna yang tidak pernah elegan melekat di tubuhnya. Riasan yang tebal dan buruk, tidak pernah padam. Kemudian Johan—Ayah Mawar, yang selalu datang tanpa basa basi membahas bisnis, dan memamerkan pencapaiannya berkat keluarga Endaru. Tapi dia tidak pernah menyadarinya, dan malah berbangga diri. Terakhir, Mawar—Tunangan Angga. Dia selalu datang dengan pakaian yang menunjukkan belah dadanya. Pakaiannya memang tidak seheboh Ibunya, tapi tetap saja. Mawar selalu berpenampilan seksi demi menggoda Angga yang tidak pernah tergoda den
Read more