"Dasar wanita sombong! Dengar! Kamu tidak akan menjadi apa-apa tanpa bantuan orang tuamu yang penuh itu! Sejak dulu kamu bodoh, tidak bisa diandalkan, suka berteriak dan menyuruh!" PLAK!Camilla menamparnya dengan keras sampai membuat pipi kering Icha perih. Suaranya terdengar ngilu oleh Icha sendiri. Sedangkan Camilla terus tersenyum lebar, tertawa renyah karena memenangkan pertarungan ini beberapa kali. Tidak, tapi sampai mati pun, Camilla selalu menjadi pemenang dari manusia yang dianggap hama ini. "Oho! Jadi kamu selama ini iri padaku, hah?! Kamu iri karena dari Mahira maupun aku, kamu memiliki keluarga yang buruk? Miskin, tidak suportif, menekan anaknya yang malang ini. Ah, dasar wanita tidak tahu diri! Memangnya kamu tidak sadar kenapa aku dan Mahira masih menerimamu?! Itu karena kamu menyedihkan, bodoh!" teriaknya. Perasaan Icha campur aduk sekarang. Antara harus mundur untuk mengalah, atau terus maju sambil terluka. Icha berpikir jernih dan penuh kesadaran, bahwa yang dia l
Baca selengkapnya