“April, sepertinya pertemuan kita sampai sini saja. Aku punya pertemuan mendadak dengan klienku. Kamu bisa pulang sendiri, ‘kan? Atau mau aku bayar saja biaya kendaraannya? Maaf, ya. Aku akan mengirimimu pesan setelah ini, ya. Ya, pulanglah.” April hanya bisa pura-pura terkejut dengan reaksi Camilla. April sampai ingin menahan tawa karena Camilla begitu antusiasnya ketika mendapatkan kabar yang dapat menjatuhkan temannya. April berusaha menebak nebak dari tadi dengan kepalanya. Tidak sabar. “Haha! Apa yang dia lakukan dengan video itu, ya? Secara hubungan mereka bertiga sudah sangat retak sekarang. Ya, tapi mereka dari dulu mereka memang tidak pernah saling mempercayai satu sama lain,” batin April. Seperti yang diharapkan, April diusir karena Camilla sedang bersemangat dengan hal lain. Tentu saja April juga bersemangat menunggu mereka terjalin dalam konflik yang berat. Dulu juga seperti itu. Hubungan persahabatan April saat sekolah juga hancur karena mereka. Terlebih yang baru-baru
"Dasar wanita sombong! Dengar! Kamu tidak akan menjadi apa-apa tanpa bantuan orang tuamu yang penuh itu! Sejak dulu kamu bodoh, tidak bisa diandalkan, suka berteriak dan menyuruh!" PLAK!Camilla menamparnya dengan keras sampai membuat pipi kering Icha perih. Suaranya terdengar ngilu oleh Icha sendiri. Sedangkan Camilla terus tersenyum lebar, tertawa renyah karena memenangkan pertarungan ini beberapa kali. Tidak, tapi sampai mati pun, Camilla selalu menjadi pemenang dari manusia yang dianggap hama ini. "Oho! Jadi kamu selama ini iri padaku, hah?! Kamu iri karena dari Mahira maupun aku, kamu memiliki keluarga yang buruk? Miskin, tidak suportif, menekan anaknya yang malang ini. Ah, dasar wanita tidak tahu diri! Memangnya kamu tidak sadar kenapa aku dan Mahira masih menerimamu?! Itu karena kamu menyedihkan, bodoh!" teriaknya. Perasaan Icha campur aduk sekarang. Antara harus mundur untuk mengalah, atau terus maju sambil terluka. Icha berpikir jernih dan penuh kesadaran, bahwa yang dia l
Camilla yang berusaha mendorong tubuh Icha dengan keras, malah berbalik keadaan. Icha yang memiliki stamina yang lebih kala itu berhasil memutar tubuhnya sendiri sambil berpegangan pada pundak Camilla. “I-cha …” Tangan kanan Camilla berusaha meraih Icha agar tubuhnya tidak membentur anak tangga yang banyak itu. Walaupun Icha mengulurkan tangannya, tapi Icha hanya mengambil ponsel milik Camilla saja, untuk menghapus aibnya. “Maaf, Camilla. Kau yang membuatku jahat seperti ini,” katanya dengan suara yang kecil. Tatapan mata yang hancur bercampur kepuasan. Menakutkan, namun begitulah Icha mengeluarkan apa yang telah dipendam sejak lama. BRUK! Tubuh Camilla terguling beberapa kali dari anak tangga, dan mendarat dengan cairan merah yang keluar dari kepalanya. Tapi tawa Iblis itu tiba-tiba redup. Icha, sadar kembali. “Ukh! A-aku yang telah mendorong wanita sialan itu.”Icha menuruni anak tangga sambil berlari. Keringat dingin terlihat membanjiri tubuhnya. Jantungnya berdetak lebih cep
"Apaan dia? Memangnya setelah ini akan ada yang peduli?" "Kau tahu, kan? Alasan kita datang kemari bukan karena rumor pertama? Tapi video syur yang membuat kita datang tapi malah menemukan hal tak terduga lainnya. Semua wartawan jadi lupa dengan niat awalnya." "Senior, lututku lemas," kata pria yang pertama kali memotret bukti pembunuhan tadi. "Ah, benar. Tenang saja. Ini, minum dulu. Terima kasih, ya. Karenamu, kami bisa mendapatkan sesuatu yang besar," balasnya dengan tawa yang keras.Sementara pria berkacamata bulat itu, hanya terus memikirkan tindakannya tadi. Dia merasa takut karena sudah berani memotret tindakan Artis Icha. Seolah-olah tangannya bergerak sendiri untuk menekan kamera tadi. "Senior, apakah setelah ini aku masih hidup? Tadi, Icha menatapku saat aku memotretnya." Pria itu terus mengeluh kepada Seniornya. Tapi Seniornya menepuk pundak anak baru itu dengan ritme yang sedang. "Hahaha! Kau terlalu banyak menonton drama thriller, ya? Tenang saja. Tidak akan ada yang
“Keluarkan aku dari sini! Dasar orang gila tak berperasaan!” terianya. “Diamlah! Kau itu sudah dibuang, Icha! Tidak akan ada yang mau mengulurkan tangannya untukmu,” jawab petugas tersebut. Datang dengan keraguan, berakhir dengan kehancuran. Icha masih ingat bagaimana tubuhnya bergetar saat pria tua itu menyentuh tubuhnya yang sudah lama terjaga. Jika dia melihat ke belakang, pengorbanan terbesar tentu saja adalah tubuhnya. Di pojok sel penjara yang dingin dan sedikit lembab itu, Icha memeluk tubuhnya yang kecil dengan tangan yang sempit. Air mata berharga itu terus berjatuhan bersama dengan penyesalan. “Hah! Andai saja ada satu orang yang bisa menarik diriku dari tempat mengerikan ini, aku berjanji akan hidup lebih baik untuk kedepannya. Aku mohon, orang yang disampingku banyak, tapi aku sangat terluka ketika tidak ada yang berani melihat keadaanku sekarang,” lirihnya pilu. Terkadang kita pernah mendengar, bahwa manusia sering melukai dirinya karena dia masa lalu dia terluka ora
Setelah melalui banyaknya drama ditengah karirnya yang naik daun, akhirnya Artis yang banyak dikagumi ini terciprat rumor buruk juga. Tak pernah di terpikirkan oleh Icha sebelumnya. Karena dia merasa semuanya berjalan dengan baik-baik saja. “Hah! Akhirnya aku bisa mengistirahatkan diriku tiga hari ini. Tanpa melihat atau mendengar sesuatu yang mengusikku. Tapi karena aku merasa bosan, setidaknya aku harus mendengarkan lagu yang membuatku semangat,” gumamnya dengan telunjuk yang mengorek lubang telinga. Penampilan Artis yang terbiasa rapi dan wangi itu kini mulai kehilangan jati dirinya. Ya, dia tidak peduli dengan penampilannya yang berantakan karena hanya dia yang dapat melihatnya. TING! Icha menekan tombol powernya untuk mendengar lagu dari televisi. “Selamat sore, Pemirsa. Sejak siang tadi negeri ini digentarkan oleh sebuah video syur yang tersangkanya, seorang Artis dengan inisial I. Beliau adalah orang yang baru-baru ini menggemparkan para penggemarnya karena sebuah fakta da
"Ya, aku datang kepadamu sekarang. Melihat kondisimu yang seperti ini, sepertinya kamu—" "Ibu!" teriaknya. Menghampiri wanita yang memakai pakain mahal itu. Icha memeluk April dengan erat. Bau tubuhnya yang tidak terbasuh air selama 40 hari kurang membuat April harus menahan nafas hidungnya. Meskipun begitu, tangan April yang bersih masih rela membalas pelukan Icha. Sesekali dia mengusap punggung wanita kesepian itu. Karena April tidak mau, jika yang dia peluk adalah mayat. "Aku tahu Ibu akan datang. Huhu, Ibu aku kesepian selama ini. Tapi aku senang karena di saat semua orang meninggalkanku, Ibu masih sanggup datang padaku." Matanya yang hitam, kembali sembab. Icha membuat pengakuan terdalam tentang seberapa kesepian dirinya selama ini. Tapi yang membuat hati April jatuh adalah bahwa fakta Icha tidak tahu orang yang dipeluknya adalah orang lain. "Ada apa dengannya? Rumahnya sangat berantakan, tapi siapa sangka hatinya melebihi kondisi rumahnya? Selain itu, Ibumu tidak akan pern
Dulu, April pernah terjerat kasus yang cukup besar di Sekolah. Dia dituduh berhubungan tak bermoral bersama salah satu guru di Sekolah tersebut. Tentu saja, itu adalah fitnah. Informasi yang menggemparkan itu terjadi saat jam masuk Sekolah. April datang lebih siang karena jalanan yang macet. Semua orang sedang berkumpul di depan mading besar.Kecurigaan April mulai menguat, saat orang-orang mulai membisikan sesuatu setelah memandanginya. April berlari ke arah mading tersebut dan menemukan dirinya yang melepas pakaian setengah dada bersama guru muda disini. "Siapa yang menempel foto ini disini?" tanya April sembari berteriak. Semua orang dari penjuru arah tentu saja mendengar pertanyaan April yang bervolume tinggi itu. Tapi detik pertama, belum ada yang berani menjawabnya dan malah menghindar. Sampai ada anggota Osis di sekolah tersebut. Dia berkata, "April, jelaskan padaku. Apakah ini benar kamu?" tanya dia tegas. Walaupun petugas Osis itu bertanya dengan tegas, tapi dia penuh ke