Semua Bab Dendam Membara Kekasih CEO: Bab 111 - Bab 120

214 Bab

Apa Kau Akan Berubah Pikiran, Setelah Mengetahui Masa Lalu Musuh?

Hampir saja membuat adegan gila seperti di drama bahwa seorang MC sedang diracuni oleh seorang Antagonis. Tapi ternyata, April hanya tersedak karena sambalnya sangat pedas dan panas. "Mi-minum!" pinta April kepada Camilla. Camilla yang terhormat pun tak sadar jika dia sedang disuruh oleh orang yang dianggap rendah. Bahkan Camilla memasang ekspresi khawatir, lalu dia berlari cepat mengambil air minum. Gluk! Gluk!April menghabiskan satu gelas air minumnya. "Walaupun tidak diracuni, tapi apa bedanya sambal ini dengan racun? Yah, aku tidak bisa menyalahkannya juga, sih. Itu karena dia makan masakannya dan mengambil sambal dengan lahap. Itu artinya, hanya aku yang sensitif dengan sambal sangat pedas ini. Walau begitu, niat buruk tidak akan luntur hanya karena hal seperti ini," kata April di dalam hatinya. "Apa sambalnya terlalu pedas? Aku tidak menakarnya dengan benar. Aku pikir kamu menyukai makanan pedas mengingat kamu waktu sekolah sering makan mie pedas. Terlebih, kedua temanku j
Baca selengkapnya

Dua Orang Target Baru

BLAR!Camilla berhenti melamun setelah April mengejutkannya. “Ah, t-tidak ada,” katanya dengan suara yang pelan. Camilla bahkan menampilkan ekspresi yang sedang memikirkan sesuatu. Walaupun April tidak tahu apa yang Camila pikirkan, tapi April tahu bahwa itu bukanlah sesuatu yang baik. April, tersenyum diatas penderitaan Camilla yang tidak diketahui. “Camilla, ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujar April dengan serius sambil memegang punggung tangan Camilla. “Apa itu? Kamu terlihat sangat serius,” balasnya sambil menampakan ekspresi yang dingin dan jutek, kembali ke sifat aslinya. “Soal temanmu, apakah mereka tidak suka jika aku berada disini bersamamu saat tadi?” tanay April. April menampilkan mimik muka yang sedih dan merasa bersalah. Hal itu berhasil membuat Camilla iba terhadapnya. Padahal yang dilakukan April adalah taktik. “Ti-tidak. Mereka memang tidak suka padamu karena … Saat kami SMA, kan? Tapi kamu tidak perlu memperdulikan mereka, April. Suatu saat, mereka akan m
Baca selengkapnya

Penyamaran Dan Pertarungan April

Lima hari setelah kunjungan April ke rumah Camilla. Sekarang, di sebuah jalanan yang sangat minim penduduk. Bahkan perlu waktu 30 menit untuk melihat pemukiman. Sebenarnya, ini pertama kalinya untuk April datang ke daerah yang membuat bulu kuduknya merinding seperti ini. “Bagaimanapun juga, misi saat ini harus berhasil. Ya! Aku sudah pergi sejauh ini bahkan ini sangat gelap. Menurut informan, dia selalu melakukan aksinya di malam rabu. Aku berharap aku dapat menemukan dia,” batin April. April memarkirkan kendaraan roda empatnya di sebuah lahan kosong yang kecil. Dia datang dengan penuh persiapan. Mobil dengan plat yang tidak akan dikenali, pakaian hitam yang menutup seluruh tubuhnya, dan yang lainnya. Semua itu April lakukan untuk berjaga-jaga. April menggunakan but hitam yang tidak akan terlalu menimbulkan suara ketika dia berjalan. Walaupun wajahnya hampir tertutupi oleh topi hitamnya, tapi mata April sangat jeli untuk melihat sekitarnya.DAG DIG DUG!April merasakan detak jantun
Baca selengkapnya

April Dan Angga Berhasil Menyadap Praktik Dokter Kriminal

BUGH! BUGH! BUGH! “Angga, kenapa kamu ada disini? Bukankah aku sudah bilang jika kamu harus isti—”“Sstt! Dia adalah salah satu orang yang membantu pelaku. Saat aku mendekati wilayahnya, sepertinya dia tidak memiliki penjaga satupun. Bagaimana? Apakah kita akan mendekati tempat itu? Kita akan merekamnya diam-diam dari pada harus menggerebeknya secara langsung. Kita harus memiliki satu bukti setidaknya,” jelas Angga dengan wajah seriusnya. . April mengangguk mengerti. Dia bahkan mulai lupa bahwa Angga tidak boleh datang ke tempat ini karena kondisinya. Tapi melihat Angga, sepertinya Angga cukup sehat untuk saat ini. Setelah Angga berhasil mengalahkan pria tadi yang mengejar April, kini mereka berdua pergi untuk mengintip sebuah gedung. Gedung yang terlihat berfungsi dengan label bahwa tempat itu dipakai untuk tempat tergelarnya sebuah sanggar seni khusus. Lebih tepatnya, menurut seorang informan yang rumahnya berada di kecamatan ini, mengatakan bahwa tempat ini sanggar seni milik s
Baca selengkapnya

Strategi Baru

Keesokan harinya, April dengan amarahnya yang besar meminta Angga untuk istirahat dengan cukup dan hanya memperbolehkan bekerja selama enam jam saja. Meski begitu, Angga tidak menelan mentah-mentah syarat yang diberikan April itu. April yang bekerja selama delapan jam di kantornya dan pura-pura mendapatkan tugas dari CEO secara langsung membuat Apri pulang tanpa harus lembur. April kembali ke rumahnya dengan melanjutkan strategi untuk misi selanjutnya sembari mengasuh bayi besar.“Apakah aku benar-benar tidak mengganggumu?” tanya Angga kepada April yang sedang sibuk dengan seisi monitornya yang dipenuhi dengan isi rumah Camilla, juga tempat operasi ilegal milik Mahira. “Tidak. Asalkan kamu diam dan makan saja, gerakan badan dengan cukup, dan tidurlah tanpa merasa terganggu. Jika kamu butuh bantuan atau ingin sesuatu, jangan sungkan untuk minta kepadaku langsung,” balas April yang sedang fokus itu. Sudah satu jam, Angga hanya menatap April dari belakang sambil makan buahnya. Untuk
Baca selengkapnya

Malam Ini Kamu Tidak Akan Tidur

Malam itu, mereka melakukan sesuatu yang lebih panas dari biasanya. Ternyata mereka tidak hanya mengecup benda mungil nan merah itu saja. Mereka melakukannya lebih dalam. "Ap-ril," panggil Angga dengan suara sangat bergema walaupun Angga mengatakannya dengan pelan. CUP! CUP! Tapi ditengah keheningan itu, suara mereka yang saling bercumbu satu sama lain terdengar mendominasi ruangan ini. Pikiran mereka hilang tentang misi atau bahkan penyakit yang mematikan. Mereka, sekarang hanya memiliki mereka satu sama lain. Energi yang mengalir deras ke setiap tubuhnya. "Sial! Apakah kita hanya mendapatkan satu ginjal saja? Kemana miliknya satu lagi?!" "Itu karena kamu terburu-buru tanpa melakukan pemeriksaan lebih awal apakah dia memiliki dua ginjal utuh atau tidak—""Aish! Itu karena dia terus menghantuiku setiap malam untuk meminta ginjal secepatnya! Sudahlah! Lanjutkan saja!" Bahkan percakapan penting Mahira dengan timnya tidak mampu menggoyahkan apa yang sedang April dan Angga lakukan
Baca selengkapnya

Setelah Malam Itu, Apa Kau Akan Bertanggung Jawab?

Semilir angin memaksa masuk pada tubuh wanita yang hanya diselimuti kain tebal berwarna putih. Walaupun begitu, dia membiarkan kedua tangannya terbuka. Matanya masih tertutup. Indah, bahkan saat tidur pun dia tidak pernah tidak cantik. Lantas gadis itu pun menggeliat untuk meringankan bebannya semalam. Entah, bahwa beban di tubuhnya akan berkurang atau malah bertambah. "Kau sudah bangun? Aku sampai menunggu satu jam di kursi ini hanya untuk melihat putri tidur bangun dari mimpinya yang panjang." Perkataan pria itu tiba-tiba memenuhi telinganya. Wajahnya yang bersinar kini mulai redup. Meski dia selalu terlihat cantik dengan kondisi emosional apapun. CUP! "Bangunlah. Karena perutmu harus terisi, dengan bayi kita—"PUK! April melempar bantal yang menjadi sandaran ternyaman itu. Dia membuka matanya dengan paksa. Sampai tak sadar, selimut itu melorot sampai pinggang dan menampakan keindahan miliknya. "Aaakkk!" April ikut serta pada paduan suara para burung pagi ini, ternyata. Wala
Baca selengkapnya

Memori Menyakitkan

Siangnya, April izin tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Angga juga sebenarnya tidak ingin pergi bekerja karena ingin menemani April. Tapi karena keadaan Kantor membutuhkan dirinya sekarang, jadi Angga tetap berangkat ke kantornya. “Karena malam itu, selain aku tidak bisa tidur dengan cukup, semua tubuhku juga terasa sakit dan pegal. Aku bahkan tidak bisa berdiri dengan baik sekarang. Beruntung jika kami tidak melakukanya di rumah Angga. Jika itu terjadi, aku bahkan tidak bisa membayangkan reaksi Bibi,” gumam April di dalam kamarnya. April sedih dengan dirinya sendiri, karena dia berlagak seperti wanita tua yang hanya diam di kasur dan tak melakukan apapun kecuali dengan bukunya. Tapi yang membuat April lebih kesal adalah, karena tubuh April banyak bekas sesuatu yang berwarna merah. “Hah! Padahal aku banyak kerjaan. Di rumah maupun di kantor. Tapi aku bahkan tidak punya tenaga untuk itu. Di kamar juga aku merasa bosan,” katanya kepada diri sendiri. Di luar cuaca cukup bagus. T
Baca selengkapnya

Siapa Pria Yang Pantas Selain Aku?

April mengangkat telepon tersebut. Walaupun Angga yang ternyata meminta supaya telepon itu terhubung dengan ponsel April sendiri. Ya, sepertinya Angga ingin membicarakan sesuatu secara rahasia dengan April. “Bibi, Anda bisa kembali bekerja,” pinta April kepada ART tersebut. April pun menghubungkan kembali telepon tersebut dengan ponsel miliknya. “Ada apa? Apa ada sesuatu yang yang sangat mendesak? Aku curiga jika kamu ingin mengatakan sesuatu yang membuatku berdebar,” ucapnya. “Ya. Bukankah aku memang seringkali membuatmu berdebar? Tapi yang akan aku katakan sekarang tidak kalah mendebarkannya. Aku mendapat informasi mengenai praktik ilegal yang dilakukan oleh Mahira. Kamu, datanglah ke alamat yang aku kirimkan kepada pesanmu itu,” ucapnya dan April pun langsung menutup sambungannya. Segera, setelah dia melihat catatan penting dari isi pesannya, April bergegas untuk berganti pakaian dan bersiap-siap pergi ke tempat yang dekat dengan rumahnya itu. Dia sangat bersemangat, karena d
Baca selengkapnya

Siapa Pria Itu?!

“Kita sudah sampai, April. Kamu akan bertemu dengan orang itu,” kata Angga kepada April. April menatap sebuah rumah yang megah. Dia berpikir bahwa orang itu adalah pemilik rumah ini. Sekejap April melihat Angga, entah kenapa suasana menjadi lebih dingin dan seram. Dari pada itu, Angga malah lebih terlihat menakutkan. April dapat merasakannya. “Kalau begitu, cepatlah katakan. Siapa dia?” tanya April terburu-buru. Dia merasa bahwa akan ada terjadi sesuatu yang buruk. Jadi dia ingin mengetahui terlebih dahulu, setidaknya namanya saja. April bahkan memohon seperti kucing yang imut kepada Angga. Tapi pertama kalinya untuk Angga, dia tidak menggubris rayuan atau keimutan April yang dibuat. Angga malah menatap tajam. “B-baiklah, aku akan menunggu kamu mengizinkannya,” ungkap April sambil melemparkan pandangannya. Angga menyadari hal itu, jadi Angga meraih tangan April dan wajah mereka saling bertemu. Di situlah, kesempatan untuk Angga mencium April datang. CUP! “Manis, tolong jangan m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status