Semua Bab Jadul Tapi Mantul : Bab 141 - Bab 150

225 Bab

Harga Diri Laki-laki

"Ya, itu memang aku, lalu kenapa? tanya suamimu dulu," kata Amanda."Lalu kenapa lagi kamu bilang? kalian ini manusia macam apa, peluk suami orang merasa tak bersalah," kata Tania."Udahlah, Dek," kataku coba menenangkan, malu juga ribut-ribut."Udah kalau Ucok memang tidak bisa ikut, gak apa-apa, tapi aku mau minta tolong dulu," kata Jonathan kemudian."Apa itu?""Tolong ajari kami yang kau lakukan padaku," kata Jonathan."Oh, maaf, aku bukan guru," kataku kemudian."Tolonglah, ajari dulu kami, kami butuh sekali," kata Amanda. Lagi-lagi kata tolonglah ini selalu membuat aku tersentuh. Entahlah, setelah jadi suami orang begini pun kata tolonglah itu masih selalu datang, apa memang cewek cantik suka berkata begitu? Tania sendiri tidak pernah berkata begitu padaku."Memang sifat kalian ya yang suka main paksa itu," kata Tania, dia mulai lagi, mendengar cara dia bicara lagi marah justru membuat aku merinding."Udahlah, kalian pergi saja," kataku kemudian. "Ternyata kamu takut istri juga
Baca selengkapnya

Ujian Pernikahan

Ternyata menikah itu bukan hanya butuh cinta, bukan hanya butuh kemauan, akan tetapi juga butuh materi. Tania bilang lima tahun pernikahan akan diuji dengan kekurangan materi. Padahal orang tuaku kaya, minta biaya hidup sama mamak tidak mungkin rasanya tidak dikasih. Tapi baru dua kali minta ayah sudah menyindir. Sampai bicara soal harga diri laki-laki itu pekerjaannya, ayah sengaja, ayah tahu aku tidak bekerja, kenapa harus berkata begitu. Dalam hati aku bertekad tidak akan minta lagi ke orang tua. Aku akan berusaha sendiri."Bang, kurasa kita salah ngontrak, kontrakan kita ini terlalu besar, masa dua juta sebulan, kita cari yang sederhana saja," kata Tania di suatu malam. Saat itu kami lagi berduaan di kamar."Yang sederhana bagaimana, Dek?""Yang sederhana, kita kan cuma berdua, yang jauh lebih murah," kata Tania lagi."Gak ada dapat itu, Dek, rumah harus ada garasi mobil, kalau tidak mobilnya mau dikemanakan? Rumah bergarasi ya seperti ini paling murah," kataku kemudian."Hehehe
Baca selengkapnya

Pejuang Keluarga

Aku memang harus bisa mandiri, menggunakan segala potensi yang ada. Aku dapat proyek besar, yaitu menjual rumah mewah. Kupasang iklan di media sosial. Akhirnya ada yang bertanya. Tak butuh waktu lama sudah bisa deal, uang tanda jadi langsung diberikan. Selanjutnya mengurus surat-surat, hanya pekerjaan dua Minggu, aku dapat fee bersih seratus juta. Uang yang sangat mudah."Bang, aku ingat perkataan Abang bisa mempengaruhi pikiran orang," kata istri di suatu hari. Saat itu kami lagi makan siang bersama."Iya, Dek, memang,""Aku kok merasa pekerjaan Abang terlalu mulus, Abang gak gunakan itu kan?" tanya istri lagi.Aku terdiam, Istriku ini memang cepat sekali menyadari situasi. Dia langsung curiga. Apa yang harus kukatakan?"Bang, aku juga jebolan pesantren Lo," kata Istri lagi."Iya, Dek, aku tahu,""Setahuku ilmu itu memang ada, hanya orang tertentu yang bisa menjalankannya," kata Tania."Iya, Dek, iya," "Bang, aku ingat dulu, ada beberapa hal yang tidak boleh dipergunakan, salah sat
Baca selengkapnya

Salah Gunakan Ilmu

PoV NiaBang Parlin tampak bahagia sekali saat tahu Tania hamil, dia sudah mempersiapkan nama dan ulos adat untuk diberikan nanti. "Dek, kadang ada rasa senang, sedih punya mantu ini," kata Bang Parllin di suatu hari. Saat itu kami lagi duduk-duduk di teras rumah."Senangnya dulu, Bang, apa?" "Kita akan jadi opung, Dek, gelar kita bertambah, hehehehe, kalau laki-laki cucu kita, namanya Parmonangan Siregar, kalau perempuan Rumondang Bulan Siregar," kata Bang Parllin."Mana mau Ucok nama anaknya gitu, Bang?" kataku."Mau, harus mau, Parmonangan itu nama buyut kita, aku nanti dapat gelar, Oppung Monang," kata Bang Parlin."Hahaha, jangan-jangan namanya dibuat Ucok si Viktor, jadi gelar Abang Oppung Viktor, hahaha," kataku sambil tertawa lepas."Mana boleh,""Hmmm, terus sedihnya apa, Bang?""Kita punya mantu, Dek, tapi mantu kita bahkan belum pernah kurasakan masakannya, bahkan tidak pernah menginjak kan kakinya di rumah kita, sedih Abang, Dek," "Iya, Bang, nanti setelah Ucok selesai
Baca selengkapnya

Sayang Menantu

Tak sanggup rasanya melihat Ucok di tahanan polisi, aku tak habis pikir bagaimana polisi bisa menahannya, padahal dia juga korban. Kata polisi ditangkap karena pengaduan masyarakat. Karena Ucok yang jadi perantara, Ucok yang bertemu dengan perwakilan masyarakat. Kami berkumpul di rumah Ucok, membicarakan langkah yang akan diambil. Untuk minta bantuan saudara rasanya malu."Emangnya gak bisa Abang bikin sakit perut itu pelakunya?" Kataku kemudian. masih tak terima anakku di tahanan polisi."Gak bisa, Dek,""Kenapa?""Karena bukan milik kita yang dilarikannya," kata Bang Parlin."Bukan pula milik Ucok," sambung Bang Parlin lagi."Ada milik Bang Ucok," kata Tania tiba-tiba."Kok bisa ada?" tanyaku kemudian."Kata Bang Ucok fee dua persen belum dikasih," kata Tania lagi."Ooo," kulihat Bang Parlin, minta persetujuan lewati pandangan mata."Baiklah, Abang juga sedih Ucok ditahan polisi," kata Bang Parlin kemudian.Keesokan harinya kami temui Ucok lagi. "Ucok, kali ini Ayah dukung kau gu
Baca selengkapnya

Kopi Racikan Menantu

"Apalah arti uang, Dek, kalau anak kita begini, mau terusir dari tempat tinggalnya," kata Bang Parlin lagi."Iya lah, terserah Abang, aku manut saja, kek mantu kita itu, nurut suami," kataku."Ish, Adek ini,""Kenapa, Bang?""Gak iklhas kali nampak," "Iklas lo, Bang," Akhirnya disepakati kami akan membeli rumah yang ditempati Ucok. Ini kusetujui karena sudah melakukan investigasi kecil-kecilan. Kutanya beberapa tetangga Ucok, melihat-lihat di g***e, memang harga rumah ini di bawah harga pasaran. Mereka jual murah mungkin biar cepat laku karena mau pindah ke luar negeri. Bersama Tania, kami akhirnya pergi ke rumah pemilik rumah tersebut. Kami mau membicarakan harga dan surat-surat. Sampai di sana langsung disambut sepasang suami istri paruh baya. "Kami sengaja tawarkan ke Ucok duluan, kami sengaja berikan harga miring, Karena aku suka Ucok, dia sangat sopan dan aktif di mesjid, aku ingin rumahku itu ada di tangan yang tepat," begitu kata pemilik rumah tersebut.Akhirnya disepa
Baca selengkapnya

Mantu Galak

Apakah kali ini Ucok akan berubah? Entahlah, akan tetapi melihat istrinya yang baik dan soleha, aku jadi yakin Ucok berada di tempat yang tepat."Kita pulang, Bang," kataku pada Bang Parlin. Saat itu sudah tiga hari kami di rumah Ucok."Lo, mana bisa pulang, Dek, urusan belum selesai, itu surat rumah nanti kan atas namamu," kata Bang Parlin."Masih lama lo, Bang?" kataku kemudian."Kan kata mereka lima belas hari, kita tunggu saja, pulang pun gak ada kegiatan di desa," kata Bang Parlin.Lima belas hari lagi di rumah Ucok kok rasanya tidak enak juga. Begini ternyata rasanya jika anak sudah menikah. Tinggal di rumahnya pun terasa menumpang. Pak Ali Akhir benar-benar bisa diandalkan, penipu itu akhirnya bisa ditangkap polisi, Ucok yang tadinya tahanan rumah kini sudah bebas murni. Entah bagaimana cara penyelesaian dengan warga karena uangnya ternyata sudah dia habiskan foya-foya di luar negeri."Dek, Abang pergi kuliah dulu ya," terdengar suara Ucok pagi itu, saat itu kami duduk-dudu
Baca selengkapnya

Satu Tubuh

Saat Ucok pulang sore harinya, Bang Parlin malah ajak aku nguping pembicaraan Ucok dan Tania, rasanya kini terbalik, rasa kepo membuat kami jadi nguping."Bang, tadi Amanda datang,' kata Tania. Mereka sedang bicara' di dalam kamar. Aku dan Bang Parlin duduk dekat pintu."Oh, ngapain?""Abang diundang ke rumahnya, sama ibu juga, bapak juga," kata Tania lagi."Ngapain kira-kira ya?""Entahlah, Bang, terus apa Abang blokir nomornya?" tanya Tania lagi."Iya, Dek, Abang ingin lepas dari masa lalu, Abang tak ingin seperti ayah yang terjebak masa lalunya sampai sekarang," kata Ucok.Kulihat Bang Parllin, wajahnya seperti merah padam."Oh, makasih, Bang," "Oh, ya, kapan undangannya?' "Gak tau, Bang, lagian aku gak diundang," kata Tania."Lo, kok bisa gitu, masa suaminya diundang istrinya nggak, gak ngerti dia suami istri itu setubuh," kata Ucok."Abang genit," "Kok genit sih,""Masak bicara' setubuh, masih sore lo,"Bang Parlin lalu menarikku untuk menjauh dari pintu tersebut, dengan jalan
Baca selengkapnya

Terjebak Rasa Sayang

"Gitu Abang ya, tadi yang ngajak Abang, giliran kutanya, gak diajak, pake nenek-nenek segala," kataku kesal. "Itu pujian lo, Dek, jadi seorang nenek itu sebuah kebanggaan, gak semua orang bisa, makanya ada doa gini, semoga lenggang sampai kakek nenek, gitu," kata Bang Parlin lagi."Dahlah, capek," kataku kemudian."Cie, cie, marah ni ye," Bang Parlin malah menggoda.Hari Sabtu pagi, Tania masak nasi goreng, nasi goreng yang sederhana, bahkan menurutku terlalu sederhana, bagaimana tidak, nasi gorengnya bahkan tidak pakai minyak. Akan tetapi pakai kelapa parut. Nasi digonseng campur kelapa, lalu ditaburi garam dan bawang mentah yang sudah diiris Hanya begitu, baru kali ini lihat nasi goreng seperti ini.Tak sabar rasanya ingin mencicipi nasi goreng ala Tania ini."Wah, indan caok, warisan nenek moyang, dulu ini makanan favorit," kata Bang Parlin saat sudah dihidangkan. Bang Parlin malah memuji."Iya, Pak, saat mondok dulu sering makan seperti ini, gak ada lauk, hanya kelapa yang ada,"
Baca selengkapnya

Balada Butet

PoV ButetBiasanya Sabtu Minggu aku pulang ke desa, akan tetapi kali ini tidak bisa pulang karena Mamak dan Ayah ke Jakarta, Bang Ucok ditangkap polisi karena terduga menipu tiga millar.Aku sudah lelah menghadapi ulah Bang Ucok, selalu saja cari masalah, dibilangin marah. Sudah sejak dia menikah kami tak bicara, bicara sekali justru marah-marah lagi padahal Kak Tania-istrinya hanya minta pendapat padaku."Tet, aku bingung, bagaimana menghadapi Bang Ucok, kamu kan tahu, kami dijodohkan," begitu Tania bicara lewat telepon."Oh, dia itu sebenarnya baik, Kak, cuma ada sedikit kelemahannya, satu dia tidak bisa menolak jika ada yang minta tolong," kataku kemudian."Lo, yang begitu kan bukan kelemahan?" kata Kak Tania."Eh, lupa, belum lengkap, dia tidak bisa menolak jika ada cewek cantik minta tolong," kataku memperjelas."Oh, harus cewek pula ya," "Iya, Kak, satu lagi kelemahannya, dia selalu ingin jadi nomor satu," kataku."Oh, itu ciri pejuang," "Iya, Kak, tapi dia kadang tidak ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status