Karen ternyata ciut juga, dia pergi dengan kaki dihentakkan ke lantai, kupandangi dia sampai naik ke mobilnya jazz -nya."Maaf ya, Tan," kataku pada istri setelah Mobil Karen pergi."Kok Abang manggil Tan, macam kependekan Tante saja," jawab Tania."Mau manggil Nia, lidahku kelu, itu panggilan mamak," kataku."Bang, sepertinya kita harus bicara," kata Tania lagi seraya duduk di lantai."Ya, aku mendengarkan,""Saat bicara dengan ayah, ayahku yakin sekali Abang ini pria soleh, tapi saat pesta pun ada orang peluk Abang, bisa gak mikirin bagaimana perasaanku, bagaimana perasaan ayahku, ayahku imam mesjid sekaligus penghulu," kata Tania."Gini, Tan, orang datang meluk Abang kan, bukan Abang yang peluk dia, terus bukan Abang balas pelukannya, apa Abang salah?" kataku."Bukan itu masalahnya, Bang, berarti Abang itu biasa peluk orang kan, di tempat ramai saja peluk orang, apalagi di tempat sepi,""Inggaklah, Dek,""Aku sudah tahan diri semenjak acara resepsi itu, Bang,""Iya, Tan, iya,Dek,"
Last Updated : 2023-09-20 Read more