Sersan Hasan tak kalah ketus, lagi-lagi dia bicara tentang cemburu. Ini yang paling tidak kusuka."Kau berubah, Tet, cemburu terus," kata Sersan Hasan."Heh, sekali lagi kubilang ya, aku tidak cemburu!" "Ya, udah," katanya seraya pergi.Saat di kampus pun lagi-lagi Wulan seperti menghindar dariku, ah, cinta memang bisa membuat orang bertingkah aneh, biarlah, biar saja itu urusan mereka.Pagi itu aku dapat telepon dari mamak, katanya mereka sudah dalam perjalanan pulang, Bang Ucok dan Kak Tania juga ikut. Saat ini mereka sudah mau sampai ke kotaku. Kata mamak mau gelar acara resepsi di desa kami.Aku pun tak pergi kuliah lagi hari itu, menunggu keluargaku tiba di kota ini. "Tet, kok gak masuk kuliah kau hari ini?" Wulan meneleponku, aku malas untuk menjelaskan, karena masih benci perbuatan mereka. "Malas," jawabku singkat saja."Tet, kamu baik-baik sajalah kan?""Iya,""Tet, sekali lagi aku minta maaf, Hasan pilih aku, bukan salahku, kamu jangan sampai gak masuk kuliah karena itu, T
Read more