Mbak Desi kemudian duduk dan mendekatiku. Aku sudah tidak peduli, sambil mengusap air mata yang terus berjatuhan kukemasi semua bajuku dan baju anak-anak."Dek Minah, apakah tidak dipikirkan lagi kalau mau pergi dari rumah ini? Dek Minah mau tinggal di mana?" tanya Mbak Desi mendadak sangat perhatian padaku."Nggak papa Mbak, aku nanti ngontrak. Aku mau pergi ke Jakarta saja," kataku."Pergi ke Jakarta dengan dua anak? Apakah kamu bisa,Dek?" tanya Mbak Desi memasang muka yang sedih."Insya Allah bisa Mbak. Daripada aku di sini bertemu dengan Mas Dani dan istri tuanya. Mas Dani bahkan melupakan kedua anaknya. Aku tuh gak punya apa-apa Mbak. Justru Mas Dani jalan-jalan dengan wanita itu," ujarku."Sebenarnya aku tuh tidak mau tinggal di sini. Adikku pengen belikan aku rumah tapi karena uangnya dibawa Mas Dani, terpaksa aku tinggal di sini.""Dek, Maafkan Mbak Desi ya. Aku kepengen kamu tetap di sinI. Dani ya begitu itu sifatnya. Sebentar lagi kan Tini pergi berangkat lagi ke luar
Read more