"Nandini," panggil Xavier. Suara bariton yang begitu Nandini kenal. Suaminya, ya suaminya apakah dia berada di sini? Tapi kok bisa ia berada di sini. Oh Tuhan, jangan-jangan Xavier sudah mengetahui keberadaannya. Tidak, Nandini tidak mau jika Xavier mengetahui keberadaan sang putri dan memisahkan mereka berdua. Nandini mematung, tidak berbalik ataupun membalas panggilan Xavier. "Nandini, i-ni a-ku," ucap Xavier pelan. Nandini masih mematung. Tubuhnya terasa lemas. Suara itu, suara yang ia rindukan meski dulu suaminya hanya bisa menorehkan luka, tetapi tidak sedikitpun ia membenci Xavier. "Nandini, ini aku. Akhirnya setelah lima tahun lamanya aku melakukan pencarian dirimu kemana-mana. Akhirnya Tuhan mempertemukan kita berdua, Nandini maafkan aku. Maafkan atas kebodohan yang telah aku lakukan padamu selama kita hidup bersama. Sungguh aku menyesal, dan Tuhan sudah menghukumku dengan hidup di dalam penyesalan. Tolong, maafkan atas segala kebodohank
Last Updated : 2023-09-14 Read more