"Bri, bangun!" Abrian tersentak dan terbangun dari tidurnya. Keringat membasahi pelipisnya. Bahkan nafasnya masih terdengar memburu akibat mimpi buruk itu. Bara menatap Abrian dengan tatapan heran. Tatapan Abrian masih terlihat kosong, lalu pria itu meraup wajahnya secara kasar. "Ada apa?" Abrian mengalihkan pandangan, menatap sahabatnya. Setelah deru nafasnya normal, Abrian membuka suaranya. "Aku bermimpi, Bar! Aku bermimpi, adikku, Meylan. Dia datang kedalam mimpiki, ini terasa begitu nyata. Aku melihatnya berdiri di tepi makamnya, lalu ia berbicara jika aku tidak perlu mengkhawatirkannya dan merasa bersalah padanya. Dia pun meminta maaf untuk Nandini. Meylan memberi tahukan jika kuburan Ibuku berada di taman yang sering ia kunjungi semasa hidup." Bara menatap iba padanya. "Mungkin ini memang petunjuk dari adikmu. Besok kita datang ke rumahmu, kita cek langsung. Semoga memang apa yang ia katakan benar adanya." Abrian mengangguk, lal
Last Updated : 2023-09-26 Read more