"Syukurlah, kamu sudah bisa pulang, Nak." Sheinafia tersenyum, pun dengan Nandini. Sementara itu, Xavier tampak tengah menyelesaikan sesuatu. Namilea tampak terus mendampingi Nandini. Ingin sekali ia bertanya tentang apa yang terjadi. Tapi, ia sadar jika sekarang bukanlah waktu yang tepat. Namilea pun enggan memaksa, biarlah mau Nandini kapan ia siap memberi tahu semua masalahnya. "Kamu baik-baik saja, Nan?" tanya Namilea khawatir sebab Nandini lebih banyak diam. Nandini hanya tersenyum. Namilea tahu, jika sahabatnya berusaha baik-baik saja. Meski sebenarnya, ia tidak baik. "Aku baik, kamu jangan khawatir." "Tolong, jangan pendam sendiri hmm. Kamu mempunyai aku, dari dulu hingga sekarang. Jangan kamu simpan sendiri masalahmu!" tegas Namiliea. Sekali lagi, Nandini hanya menjawab dengan sebuah senyuman. Ia tidak mungkin menceritakan kegelisahannya, sementara sang putri ada bersamanya. Biarlah, ia simpan saja rasa gelisahnya sendiri.
Read more