All Chapters of Istri Polos sang Milyarder: Chapter 81 - Chapter 90

111 Chapters

81. Kedatangan Kartika

Kedua orang itu langsung terkejut melihat kedatangan Cantika yang tiba-tiba. Mereka berdua menjadi saling pandang, seakan sedang berkomunikasi lewat pikiran. “Kau salah dengar, Cantika! Kami hanya membicarakan sesuatu saja,” sanggah Maura dengan santai.Jeremy terkejut melihat Maura yang berbohong dengan sangat santai sekali. Bahkan gadis tersebut tidak berkedip satu kali pun menatap Cantika, membuat ia merasa kalau gadis itu adalah orang yang mengerikan. “Masa iya aku salah dengar? Mungkin memang iya!” ucap Cantika percaya. “Tapi, Maura. Jangan berbicara seperti itu kepada Nona Cantika, kau hanyalah seorang pelayan biasa,” tegur Jeremy kepada Maura.“Ah, maafkan aku! Aku tidak tahu kalau tidak boleh berbicara santai kepada Nona Cantika. Kupikiran karena kami akan menjadi teman, jadi tak masalah berbicara sampai dengannya,” balas Maura dengan sedih.Maura pikir kalau disuruh berteman dengan Cantika ia bisa berbicara bebas dengan gadis tersebut. Akan tetapi, ternyata hal itu tidakla
Read more

82. Berdarah

Maura terus berteriak kesakitan karena Kartika menarik rambutnya dengan sangat kuat, sehingga ia merasa kalau kulit kepalanya akan segera lepas sekarang. “Salah sendiri saat aku tidak ada di sini kau malah merayu suamiku, sampai dia tidak datang berkunjung sama sekali ke rumah sakit saat aku sudah tersadar.” Kartika terus menarik rambut Maura dengan kuat, bahkan ia mendorong gadis itu ke lantai.  Maura menatap para pekerja lain yang sekarang sedang mengelilingi mereka. Ia berharap ada seseorang yang menolong dirinya sekarang, karena ia tak kuat sama sekali mendapat amukan dari Kartika.  Akan tetapi, ternyata tidak ada seorangpun mau menolongnya. Bahkan mereka menundukkan kepala dan sebagian melakukan pekerjaan seakan tidak melihat apa yang terjadi di de
Read more

83. Rumit

“Kenapa wajahmu seperti itu? Tadi wajahmu tidak seperti itu, tapi kenapa tiba-tiba berubah?” Maura menatap penuh selidik kepada Cantika yang berada di depannya. Cantika terlihat ragu untuk mengatakan apa yang sekarang ia pikirkan, kalau tidak mengatakannya entah kenapa dirinya nanti akan menjadi kepikiran. “Kau pernahkan menghabiskan malam dengan Tuan Andika?” tanya Cantika tiba-tiba.Maura langsung merasa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Cantika sekarang. Bahkan ia sampai tersedak ludahnya sendiri dan terbatuk-batuk.Cantika mengerutkan dahinya, ia tak mengerti dengan respon yang diberikan Maura saat ini. “Kenapa kau malah seperti itu? Aku kan sedang bertanya dengan serius!”“Maaf-maaf! Lagi pula salah sendiri kau menanyakan hal seperti itu, aku jadi terkejut mendengar pertanyaanmu itu. Memang kau mendengar dari siapa kalau aku sudah menghabiskan malam dengan tuan Andika?” Kali ini Maura menatap serius kepada Cantika. “Yah kemungkinan saja kalau dia mengira kau adalah aku,
Read more

84. Mengadu

“Kenapa wajahmu seperti itu? Terus apa yang ingin kau katakan sebenarnya?” Cantika menatap Maura lekat, ia sangat penasaran sekali dengan apa yang ingin dikatakan gadis itu. “Apa tidak ada yang ingin aku katakan! Mungkin kau hanya salah paham saja denganku, karena kepalaku masih terasa sangat sakit sekali akibat apa yang dilakukan oleh Kartika.” Maura memegang kepalanya dengan wajah berekspresi kesakitan. “Ya sudah kalau kau masih merasa sakit. Kau mau tetap istirahat di sini atau mau ke kamarmu?” Tanya Cantika menatap dalam Naura.  Sebenarnya Maura merasa sangat takut untuk berjauhan dengan Cantika. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin ia lakukan, karena khawatir kalau Andika akan menjadi kesal kepadanya. Saat lelaki itu mengetahui kal
Read more

85. Merengkuh

Maura yang masih merasa takut kepada lelaki dingin yang berada di kamarnya menjadi gemetar. Sehingga membuat Cantika memandangi gadis tersebut.“Tuan, saya pikir anda tidak akan menyusul kemari,” ucap Jeremy menatap bingung kepada Andika.“Bagaimana mungkin aku tidak datang kemari? Setelah mendengar kalau Kartika membuat masalah di rumah.” Andika menatap tajam ke arah Jeremy, lantas ia beralih kepada Cantika. “kau tidak kenapa-napa? Apakah Kartika melakukan sesuatu kepadamu?” Ia terlihat sangat khawatir sekali kepada Cantika. Bahkan Andika memperhatikan Cantika dengan teliti, ia khawatir kalau ada luka di tubuh gadis kecil tersebut. “Tidak ada. Karena kebetulan saya sedang berada di dalam kamar, tapi tidak untuk Maura yang wajahnya mirip dengan saya.” Cantika melirik ke arah Maura yang duduk di ranjang dengan ekspresi sedih.Maura menundukkan kepala saat Andika bersitatap dengan dirinya. Karena tatapan lelaki itu terlihat tak peduli kepadanya sama sekali, membuat menjadi tidak nyama
Read more

86. Menjadi dingin

Andika terus merengkuh tubuh mungil Cantika dengan kua. Ia bahkan menciumnya leher jenjang gadis itu dengan sangat ganas, membuat Cantika terus meronta-ronta berharap sang suami akan melepaskan dirinya. Akan tetapi, nihil, Andika malah merengkuh tubuhnya semakin kuat dan tiba-tiba menggendongnya.“Tuan, Anda mau membawa saya ke mana? Kita masih belum selesai bicara, “ ucap Cantika terus berteriak dalam pelukan Andika. Andika tidak memperdulikan teriakan dari Cantika, ia malah menghempaskan tubuh gadis tersebut dengan kasar ke atas kasur. Lelaki itu pun membuka kemeja yang ia kenakan dengan perlahan dan melemparkan ke sembarang tempat.Cantika sadar kalau lelaki itu ingin melakukan sesuatu kepadanya. Sehingga ia hanya memalingkan wajah, di dalam hatinya hanya berdoa berharap sang suami akan memperlakukannya secara perlahan. Lantaran gadis tersebut tak ingin merasa sakit seperti sebelumnya.Tanpa sadar Cantika gemetar ketakutan, karena terus memikirkan tentang malam pertamanya. “Kenap
Read more

87. Kesedihan mendalam

“Pasang sekarang pakaian!” Andika beranjak dari kasur untuk memasang pakaiannya yang berserakan di lantai. Andika terlihat sangat dingin sekali, membuat Cantika merasa sedih. Akan tetapi, gadis itu tetap menuruti apa yang dikatakan oleh sang suami, ia memasang semua pakaiannya dengan cepat dan duduk di tepi ranjang miliknya. “Aku akan mendengarkan apa yang akan dia katakan sekarang!” Andika melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah pintu kamar. Lelaki itu langsung membuka pintunya dengan lebar. Pintu itu terbuka, Cantika melihat Kartika yang sedang bersedekap dada menatap sinis ke arah mereka berdua. Cantika langsung sigap berdiri, ia merasa akan ada terjadi sesuatu di dalam kamar ini. Pantas saja suaminya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk berpakaian. “Bagus sekali kau sudah bercinta dengan pelakor kecil itu! Padahal istri sahmu dirawat di rumah sakit, tetapi kau tak pernah mengunjunginya satu kali pun, dan bahkan sampai aku berada di rumah kau pun tak ada niat untuk menemui
Read more

88. Andika mengamuk

Andika dan Cantika hanya memperhatikan perempuan yang berada di depannya ini. Pun di dalam hati mereka untuk menghentikan tawa dari Kartika sedikitpun. “Rupanya aku sendirilah yang membawa perempuan untuk menghancurkan rumah tanggaku. Padahal dulu aku sangat percaya kalau suamiku yang sangat mencintaiku ini tak akan pernah mendua, tetapi nyatanya aku salah,” ucap Kartika dengan dingin. Kartika terus memandang dingin ke arah Andika yang berada di depannya. Padahal tadi perempuan tersebut sempat tertawa dengan keras, tapi sekarang tak terlihat ekspresi apapun di wajahnya.  Dari kejauhan terlihat Jeremy mulai mendekat ke arah dua orang tersebut. “Tuan, ini yang anda minta.” Lelaki berkacamata itu menyerahkan map kepada Andika. 
Read more

89. Tidak bercanda

Cantika tak bisa berpikir panjang lagi, ia memilih untuk mencegah tangan Andika. Akan tetapi, ternyata ditepis oleh lelaki itu, sehingga ia pun memilih untuk memeluk sang suami dengan erat. Gadis tersebut tidak ingin melihat ada seseorang mati di depan matanya lagi, rasanya ia cukup trauma melihat hal tersebut di depan matanya saat itu.“Saya mohon biarkan saja dia, jangan ada siapapun yang mati lagi.” Cantika mengejamkan mata sambil memeluk erat Andika dari belakang. Andika yang awalnya terbakar amarah, langsung melunak dengan apa yang dilakukan oleh Cantika sekarang ini. Akan tetapi, tangannya mengepal dengan kuat saat melihat wajah Kartika yang menurutnya sangat menyebalkan sekali.Namun, saat menoleh ke arah belakang Cantika sekarang sedang menatapnya dengan wajah memelas, membuat Andika menjadi mengurungkan niatnya memperlakukan Kartika dengan kasar. “Karena gadis seperti itu kau tidak jadi memukulku? Padahal selama ini
Read more

90. Senyum misterius

“Wajahmu menjadi sangat pucat seperti itu? Kau mengetahui apa yang akan aku katakan saat ini?” Andika menatap penuh selidik kepada Cantika, ia bahkan memaksa gadis itu untuk menatap ke arah. Cantika terlihat ragu untuk mengatakan apa yang ingin ada di dalam hatinya. Akan tetapi, ia pun memilih menggelengkan kepalanya pelan, lantaran hanya ingin menyimpan untuk dirinya sendiri. “Wajahmu pucat sekarang mengetahui apa yang aku katakan, tetapi ternyata tidak mengetahuinya,” ucap Andika tertawa pelan.Cantika hanya menundukkan kepalanya dengan malu-malu, melihat wajah tampan Andika yang semakin rupawan di matanya, lantaran lelaki itu sekarang tersenyum dengan hangat.“Aku hanya ingin memperingatimu, kalau kau menghianatiku suatu hari nanti maka akan aku pastikan kau akan menyesalinya!” ungkap Andika dengan penuh penekanan. “Apa yang akan Anda lakukan kepada saya?” Cantika mendongak, ia menatap lekat kepada sang suami yang berada di depannya.“Entah. Coba saja kau tebak sendiri apa yang
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status