“Kenapa wajahmu seperti itu? Terus apa yang ingin kau katakan sebenarnya?” Cantika menatap Maura lekat, ia sangat penasaran sekali dengan apa yang ingin dikatakan gadis itu.
“Apa tidak ada yang ingin aku katakan! Mungkin kau hanya salah paham saja denganku, karena kepalaku masih terasa sangat sakit sekali akibat apa yang dilakukan oleh Kartika.” Maura memegang kepalanya dengan wajah berekspresi kesakitan.
“Ya sudah kalau kau masih merasa sakit. Kau mau tetap istirahat di sini atau mau ke kamarmu?” Tanya Cantika menatap dalam Naura.
Sebenarnya Maura merasa sangat takut untuk berjauhan dengan Cantika. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin ia lakukan, karena khawatir kalau Andika akan menjadi kesal kepadanya. Saat lelaki itu mengetahui kal
Maura yang masih merasa takut kepada lelaki dingin yang berada di kamarnya menjadi gemetar. Sehingga membuat Cantika memandangi gadis tersebut.“Tuan, saya pikir anda tidak akan menyusul kemari,” ucap Jeremy menatap bingung kepada Andika.“Bagaimana mungkin aku tidak datang kemari? Setelah mendengar kalau Kartika membuat masalah di rumah.” Andika menatap tajam ke arah Jeremy, lantas ia beralih kepada Cantika. “kau tidak kenapa-napa? Apakah Kartika melakukan sesuatu kepadamu?” Ia terlihat sangat khawatir sekali kepada Cantika. Bahkan Andika memperhatikan Cantika dengan teliti, ia khawatir kalau ada luka di tubuh gadis kecil tersebut. “Tidak ada. Karena kebetulan saya sedang berada di dalam kamar, tapi tidak untuk Maura yang wajahnya mirip dengan saya.” Cantika melirik ke arah Maura yang duduk di ranjang dengan ekspresi sedih.Maura menundukkan kepala saat Andika bersitatap dengan dirinya. Karena tatapan lelaki itu terlihat tak peduli kepadanya sama sekali, membuat menjadi tidak nyama
Andika terus merengkuh tubuh mungil Cantika dengan kua. Ia bahkan menciumnya leher jenjang gadis itu dengan sangat ganas, membuat Cantika terus meronta-ronta berharap sang suami akan melepaskan dirinya. Akan tetapi, nihil, Andika malah merengkuh tubuhnya semakin kuat dan tiba-tiba menggendongnya.“Tuan, Anda mau membawa saya ke mana? Kita masih belum selesai bicara, “ ucap Cantika terus berteriak dalam pelukan Andika. Andika tidak memperdulikan teriakan dari Cantika, ia malah menghempaskan tubuh gadis tersebut dengan kasar ke atas kasur. Lelaki itu pun membuka kemeja yang ia kenakan dengan perlahan dan melemparkan ke sembarang tempat.Cantika sadar kalau lelaki itu ingin melakukan sesuatu kepadanya. Sehingga ia hanya memalingkan wajah, di dalam hatinya hanya berdoa berharap sang suami akan memperlakukannya secara perlahan. Lantaran gadis tersebut tak ingin merasa sakit seperti sebelumnya.Tanpa sadar Cantika gemetar ketakutan, karena terus memikirkan tentang malam pertamanya. “Kenap
“Pasang sekarang pakaian!” Andika beranjak dari kasur untuk memasang pakaiannya yang berserakan di lantai. Andika terlihat sangat dingin sekali, membuat Cantika merasa sedih. Akan tetapi, gadis itu tetap menuruti apa yang dikatakan oleh sang suami, ia memasang semua pakaiannya dengan cepat dan duduk di tepi ranjang miliknya. “Aku akan mendengarkan apa yang akan dia katakan sekarang!” Andika melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah pintu kamar. Lelaki itu langsung membuka pintunya dengan lebar. Pintu itu terbuka, Cantika melihat Kartika yang sedang bersedekap dada menatap sinis ke arah mereka berdua. Cantika langsung sigap berdiri, ia merasa akan ada terjadi sesuatu di dalam kamar ini. Pantas saja suaminya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk berpakaian. “Bagus sekali kau sudah bercinta dengan pelakor kecil itu! Padahal istri sahmu dirawat di rumah sakit, tetapi kau tak pernah mengunjunginya satu kali pun, dan bahkan sampai aku berada di rumah kau pun tak ada niat untuk menemui
Andika dan Cantika hanya memperhatikan perempuan yang berada di depannya ini. Pun di dalam hati mereka untuk menghentikan tawa dari Kartika sedikitpun.“Rupanya aku sendirilah yang membawa perempuan untuk menghancurkan rumah tanggaku. Padahal dulu aku sangat percaya kalau suamiku yang sangat mencintaiku ini tak akan pernah mendua, tetapi nyatanya aku salah,” ucap Kartika dengan dingin.Kartika terus memandang dingin ke arah Andika yang berada di depannya. Padahal tadi perempuan tersebut sempat tertawa dengan keras, tapi sekarang tak terlihat ekspresi apapun di wajahnya.Dari kejauhan terlihat Jeremy mulai mendekat ke arah dua orang tersebut. “Tuan, ini yang anda minta.” Lelaki berkacamata itu menyerahkan map kepada Andika.
Cantika tak bisa berpikir panjang lagi, ia memilih untuk mencegah tangan Andika. Akan tetapi, ternyata ditepis oleh lelaki itu, sehingga ia pun memilih untuk memeluk sang suami dengan erat. Gadis tersebut tidak ingin melihat ada seseorang mati di depan matanya lagi, rasanya ia cukup trauma melihat hal tersebut di depan matanya saat itu.“Saya mohon biarkan saja dia, jangan ada siapapun yang mati lagi.” Cantika mengejamkan mata sambil memeluk erat Andika dari belakang. Andika yang awalnya terbakar amarah, langsung melunak dengan apa yang dilakukan oleh Cantika sekarang ini. Akan tetapi, tangannya mengepal dengan kuat saat melihat wajah Kartika yang menurutnya sangat menyebalkan sekali.Namun, saat menoleh ke arah belakang Cantika sekarang sedang menatapnya dengan wajah memelas, membuat Andika menjadi mengurungkan niatnya memperlakukan Kartika dengan kasar. “Karena gadis seperti itu kau tidak jadi memukulku? Padahal selama ini
“Wajahmu menjadi sangat pucat seperti itu? Kau mengetahui apa yang akan aku katakan saat ini?” Andika menatap penuh selidik kepada Cantika, ia bahkan memaksa gadis itu untuk menatap ke arah. Cantika terlihat ragu untuk mengatakan apa yang ingin ada di dalam hatinya. Akan tetapi, ia pun memilih menggelengkan kepalanya pelan, lantaran hanya ingin menyimpan untuk dirinya sendiri. “Wajahmu pucat sekarang mengetahui apa yang aku katakan, tetapi ternyata tidak mengetahuinya,” ucap Andika tertawa pelan.Cantika hanya menundukkan kepalanya dengan malu-malu, melihat wajah tampan Andika yang semakin rupawan di matanya, lantaran lelaki itu sekarang tersenyum dengan hangat.“Aku hanya ingin memperingatimu, kalau kau menghianatiku suatu hari nanti maka akan aku pastikan kau akan menyesalinya!” ungkap Andika dengan penuh penekanan. “Apa yang akan Anda lakukan kepada saya?” Cantika mendongak, ia menatap lekat kepada sang suami yang berada di depannya.“Entah. Coba saja kau tebak sendiri apa yang
Akan tetapi, Kartika pun mulai memilih untuk menjadi tenang. Karena ia tak mungkin membuat Andika semakin marah kepadanya, kalau membuat lelaki itu marah dirinya tidak bisa membawa satu barang miliknya di sini dan bagaimana nanti akan bertahan hidup di luar kediaman megah ini? “Apa yang ingin kamu lakukan?” Kartika meremas tangannya dengan kuat untuk menahan amarah di dalam dada. “Sederhana. Aku hanya ingin kau mempermudah perceraian kita dan tentu saja jangan menginjakkan kaki ke kediaman ini, entah dengan alasan apapun. Sekaligus jangan coba-coba mendekati Cantika, kalau kau mencoba mendekati Cantika maka semua harta yang telah aku berikan kepadamu akan aku ambil kembali.“ Andika tersenyum menyeringai, merasa syarat yang diberikan itu sangat menguntungkan baginya “Jadi karena gadis jalang itu kau mau memberikan semuanya untukku? Lucu sekali,” ucap Kartika berdecak kesal.“Tentu saja. Aku rela memberikan itu karena dia adal
Kartika tertawa dengan keras sekali sampai membuat Cantika menjadi mendekat untuk melihat apa yang terjadi. “Sekarang aku sangat puas sudah melakukan hal ini kepadamu. Jadi apa kau sekarang kesal?” tanya Kartika dengan terus tertawa.Dokumen yang seharusnya ditandatangani malah dirobek oleh Kartika, tetapi perempuan itu tidak merasa bersalah sama sekali. Ia malah terlihat sangat puas dengan apa yang dirinya lakukan saat ini. Bahkan ia pun terus menata ke arah Andika, menunggu respon dari lelaki tersebut. Tentu saja awalnya Kartika merasa setuju, tetapi seketika ia berpikir kalau yang akan diuntungkan di sini adalah Andika dan Cantika. Ia hanya mendapatkan apa yang seharusnya ia miliki, lantaran semua barang itu sebenarnya adalah miliknya, jadi tidak memerlukan surat perjanjian seperti itu. Namun saat memandangi Andika sekarang, Kartika merasa sangat heran sekali. Karena Andika terlihat biasa saja, bahkan sudut bibirnya terli