“Pasang sekarang pakaian!” Andika beranjak dari kasur untuk memasang pakaiannya yang berserakan di lantai. Andika terlihat sangat dingin sekali, membuat Cantika merasa sedih. Akan tetapi, gadis itu tetap menuruti apa yang dikatakan oleh sang suami, ia memasang semua pakaiannya dengan cepat dan duduk di tepi ranjang miliknya. “Aku akan mendengarkan apa yang akan dia katakan sekarang!” Andika melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah pintu kamar. Lelaki itu langsung membuka pintunya dengan lebar. Pintu itu terbuka, Cantika melihat Kartika yang sedang bersedekap dada menatap sinis ke arah mereka berdua. Cantika langsung sigap berdiri, ia merasa akan ada terjadi sesuatu di dalam kamar ini. Pantas saja suaminya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk berpakaian. “Bagus sekali kau sudah bercinta dengan pelakor kecil itu! Padahal istri sahmu dirawat di rumah sakit, tetapi kau tak pernah mengunjunginya satu kali pun, dan bahkan sampai aku berada di rumah kau pun tak ada niat untuk menemui
Andika dan Cantika hanya memperhatikan perempuan yang berada di depannya ini. Pun di dalam hati mereka untuk menghentikan tawa dari Kartika sedikitpun.“Rupanya aku sendirilah yang membawa perempuan untuk menghancurkan rumah tanggaku. Padahal dulu aku sangat percaya kalau suamiku yang sangat mencintaiku ini tak akan pernah mendua, tetapi nyatanya aku salah,” ucap Kartika dengan dingin.Kartika terus memandang dingin ke arah Andika yang berada di depannya. Padahal tadi perempuan tersebut sempat tertawa dengan keras, tapi sekarang tak terlihat ekspresi apapun di wajahnya.Dari kejauhan terlihat Jeremy mulai mendekat ke arah dua orang tersebut. “Tuan, ini yang anda minta.” Lelaki berkacamata itu menyerahkan map kepada Andika.
Cantika tak bisa berpikir panjang lagi, ia memilih untuk mencegah tangan Andika. Akan tetapi, ternyata ditepis oleh lelaki itu, sehingga ia pun memilih untuk memeluk sang suami dengan erat. Gadis tersebut tidak ingin melihat ada seseorang mati di depan matanya lagi, rasanya ia cukup trauma melihat hal tersebut di depan matanya saat itu.“Saya mohon biarkan saja dia, jangan ada siapapun yang mati lagi.” Cantika mengejamkan mata sambil memeluk erat Andika dari belakang. Andika yang awalnya terbakar amarah, langsung melunak dengan apa yang dilakukan oleh Cantika sekarang ini. Akan tetapi, tangannya mengepal dengan kuat saat melihat wajah Kartika yang menurutnya sangat menyebalkan sekali.Namun, saat menoleh ke arah belakang Cantika sekarang sedang menatapnya dengan wajah memelas, membuat Andika menjadi mengurungkan niatnya memperlakukan Kartika dengan kasar. “Karena gadis seperti itu kau tidak jadi memukulku? Padahal selama ini
“Wajahmu menjadi sangat pucat seperti itu? Kau mengetahui apa yang akan aku katakan saat ini?” Andika menatap penuh selidik kepada Cantika, ia bahkan memaksa gadis itu untuk menatap ke arah. Cantika terlihat ragu untuk mengatakan apa yang ingin ada di dalam hatinya. Akan tetapi, ia pun memilih menggelengkan kepalanya pelan, lantaran hanya ingin menyimpan untuk dirinya sendiri. “Wajahmu pucat sekarang mengetahui apa yang aku katakan, tetapi ternyata tidak mengetahuinya,” ucap Andika tertawa pelan.Cantika hanya menundukkan kepalanya dengan malu-malu, melihat wajah tampan Andika yang semakin rupawan di matanya, lantaran lelaki itu sekarang tersenyum dengan hangat.“Aku hanya ingin memperingatimu, kalau kau menghianatiku suatu hari nanti maka akan aku pastikan kau akan menyesalinya!” ungkap Andika dengan penuh penekanan. “Apa yang akan Anda lakukan kepada saya?” Cantika mendongak, ia menatap lekat kepada sang suami yang berada di depannya.“Entah. Coba saja kau tebak sendiri apa yang
Akan tetapi, Kartika pun mulai memilih untuk menjadi tenang. Karena ia tak mungkin membuat Andika semakin marah kepadanya, kalau membuat lelaki itu marah dirinya tidak bisa membawa satu barang miliknya di sini dan bagaimana nanti akan bertahan hidup di luar kediaman megah ini? “Apa yang ingin kamu lakukan?” Kartika meremas tangannya dengan kuat untuk menahan amarah di dalam dada. “Sederhana. Aku hanya ingin kau mempermudah perceraian kita dan tentu saja jangan menginjakkan kaki ke kediaman ini, entah dengan alasan apapun. Sekaligus jangan coba-coba mendekati Cantika, kalau kau mencoba mendekati Cantika maka semua harta yang telah aku berikan kepadamu akan aku ambil kembali.“ Andika tersenyum menyeringai, merasa syarat yang diberikan itu sangat menguntungkan baginya “Jadi karena gadis jalang itu kau mau memberikan semuanya untukku? Lucu sekali,” ucap Kartika berdecak kesal.“Tentu saja. Aku rela memberikan itu karena dia adal
Kartika tertawa dengan keras sekali sampai membuat Cantika menjadi mendekat untuk melihat apa yang terjadi. “Sekarang aku sangat puas sudah melakukan hal ini kepadamu. Jadi apa kau sekarang kesal?” tanya Kartika dengan terus tertawa.Dokumen yang seharusnya ditandatangani malah dirobek oleh Kartika, tetapi perempuan itu tidak merasa bersalah sama sekali. Ia malah terlihat sangat puas dengan apa yang dirinya lakukan saat ini. Bahkan ia pun terus menata ke arah Andika, menunggu respon dari lelaki tersebut. Tentu saja awalnya Kartika merasa setuju, tetapi seketika ia berpikir kalau yang akan diuntungkan di sini adalah Andika dan Cantika. Ia hanya mendapatkan apa yang seharusnya ia miliki, lantaran semua barang itu sebenarnya adalah miliknya, jadi tidak memerlukan surat perjanjian seperti itu. Namun saat memandangi Andika sekarang, Kartika merasa sangat heran sekali. Karena Andika terlihat biasa saja, bahkan sudut bibirnya terli
Andika pun memilih pamit untuk pergi bersama dengan Jeremy dari kediaman, untuk mengurus sesuatu meninggalkan Cantika seorang diri di rumah megah itu.Cantika memilih untuk menghabiskan waktunya seorang diri dalam kamar. Akan tetapi, gadis itu mulai merasa bosan sekali, sehingga memilih untuk mendatangi ke tempat Maura berada. Tangan gadis itu mulai ragu untuk mengetuk pintu, khawatir kalau akan mengganggu Maura yang sedang beristirahat. Hanya saja ia sudah datang kemari, sehingga memilih untuk memberanikan diri mengetuk pintu kamar orang yang akan menjadi temannya itu. “Siapa?” teriak Maura di dalam kamarnya. “Aku, Cantika! Apa aku boleh masuk? “ sahut Cantika dengan setengah berteriak. Tak diduga oleh Cantika, Maura membukakan pintu untuk dirinya, membuat ia merasa tidak enak. Lantaran gadis di depan ini sedang mengalami cedera, sehingga harus beristirahat, tetapi malah membukakan pintu untuknya seperti seka
“Katakan apa yang ingin kau tanyakan terlebih dahulu, baru aku akan memutuskan apakah aku akan menjawab atau tidak!” tegas Cantika yang khawatir kalau Maura akan menanyakan sesuatu yang sensitif. Maura menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Karena memang benar apa yang dikatakan oleh Cantika saat ini, tidak mungkin akan menyetujui yang bahkan pertanyaannya saja tidak diketahui apa. “Sebenarnya aku hanya ingin bertanya, bagaimana kau bisa bertahan di kediaman ini? Selain dari Andika yang temperamental, Kartika pun seperti itu. Bukankah ini adalah hal yang mengerikan untuk gadis seusia kita?” tanya Maura dengan ragu, ia khawatir kalau Cantika akan tersinggung dengan pertanyaannya.Cantika malah tersenyum tipis menanggapi pertanyaan dari Maura, tetapi sebenarnya dirinya pun merasa bingung, knapa ia bisa bertahan di sini sampai sekarang. Padahal mungkin kalau orang lain yang berada di posisi sekarang, mungkin gadis tersebut akan kab